1 Anakku (2021)

Hari ini matahari telah menutup cahayanya dan bulan pun yang sedang terlelap kini telah membuka cahayanya. Waktunya istirahat untuk sebagian orang tetapi tidak dengan Kinah. Setelah seharian sibuk mengemas pesanan para pelanggannya dan sekarang saatnya Kinah mengantar beberapa pesanan tersebut. Kinah merapikan semua pesanan yang telah dikemas dan memisahkan pesanan yang belum dikemas.

Pinggang Kinah yang terasa sedikit kaku karena lelah duduk seharian membuatnya harus meluruskan sebentar kakinya. Melihat kiri kanan sudut rumah sederhana yang telah dia tempati selama 5 tahun bersama suaminya dan memastikan bahwa tidak ada pesanan awal yang tertinggal untuk dikemas.

Kinah menarik nafas lembut dengan memejamkan mata dia mengelus perut buncitnya sembari membayangkan tubuhnya telah terlelap diatas kasur kesayangannya. Tapi hal itu tidak bisa dia lakukan malam ini karena dia harus bergegas menyelesaikan semua pesanan sebelum waktu bersalin tiba. Uang yang didapatkan dari penjualan tentu saja dapat digunakan untuk membantu persalinannya kelak. Suami Kinah bekerja disalah satu perusahaan swasta dengan penghasilan yang tidak begitu besar, jadi Kinah membantu dengan berjualan online pakaian dan keperluan wanita. Penjualan Kinah sangat bagus sudah banyak pelanggan yang mengenalnya dan berlangganan.

Biasanya Kinah diantar oleh sang suami ketika mengirim pesanan tapi malam ini suaminya harus lembur dan tidak bisa mengantar. Riki suaminya sudah berpesan agar Kinah mengantar pesanan esok hari tetapi Kinah berkeras untuk mengantar beberapa pesanan malam ini agar semua pesanan cepat selesai. Persalinan hanya tinggal 3 bulan lagi, dan Kinah sudah berjanji kepada suaminya untuk menghentikan penjualan ketika kehamilannya menginjak 7 bulan. Artinya dia hanya mempunyai waktu 1 bulan untuk menyelesaikan ratusan pesanan. Sudah seminggu ini Kinah memilih mengantar pesanan malam dikarenakan cuaca siang hari begitu terik hingga membuatnya lebih lelah dibandingkan mengantar pesanan pada malam hari.

"Ah rejeki si dedek alhamdulillah lancar" batin Kinah yang terus mengelus perutnya menenangkan sicabang bayi yang terus bergerak seolah meminta Ibu nya untuk beristirahat sejenak.

Perlahan Kinah mulai berdiri dengan menahan tangannya kedinding rumah untuk menopang tubuh lelahnya. Setelah badannya telah berdiri sempurna Kinah segera mengenakan jaket dan jilbab. Malam ini dia hanya akan mengantarkan pesanan ke alamat yang dekat dengan tempat tinggalnya saja. Kinah memang tidak menggunakan jasa kurir atau ojek online dikarenakan dia lebih senang berinteraksi dengan pelanggannya terutama pada masa kehamilan.

Setelah siap dengan helm dan pesanan pun telah rapi disusun dimotornya Kinah segera menuju kealamat yang telah dia catat pada secarik kertas. Ketika hendak mengunci pintu rumah, Kinah sedikit dikejutkan dengan suara erangan dari dalam rumahnya. Erangan yang lebih terdengar seperti kesakitan membuat Kinah penasaran dan sekali lagi masuk kedalam untuk memeriksa rumahnya. Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa atau binatang didalam rumah Kinah segera mengunci pintu dan mengantar pesanan.

Ada 3 alamat saja malam ini yang akan Kinah kunjungi. 2 diantaranya adalah teman sekolahnya dulu yang akan dikunjunginya terakhir agar bisa lebih lama berbincang. Ketika berbincang dengan temannya Kinah sempat diingatkan tentang mitos wanita hamil yang dilarang keluar malam sendirian tetapi Kinah hanya tersenyum mendengar nasehat dari temannya.

Setelah ketiga pesanan telah selesai diantar Kinah pun segera manuju kembali kerumahnya. Saat sedang berkendara Kinah punya kebiasaan sering melirik kaca spion dan ketika dia melirik tiba-tiba Kinah menghentikan kendaraannya dipinggir jalan. Nafasnya memburu dan jantungnya serasa dipompa dengan cepat. Berbagai Do'a keluar dari mulut Kinah. Sebuah tangan mungil membelai bahunya lemah. Tangan yang lebih terlihat seperti tangan bayi itu mencoba merangkulnya dari belakang. Wajah Kinah terlihat pucat dengan tangan yang terus gemetar.

Sampai semua suara terdengar keras menyadarkannya.

"Mbak.. Mbak gak apa-apa ?" seorang lelaki paruh baya menghampirinya.

"Saya lihat daritadi mbak diam aja dipinggir jalan. Motornya mogok ya ?"

Kinah segera meraih kesadarannya kembali. Dia menoleh kearah asal suara. Dengan tersenyum tipis Kinah pun menjawab "Gak apa-apa Pak. Tadi perut saya tiba-toba sedikit mules".

" Perlu saya antar kedokter ?"

"Gak usah Pak. Rumah saya sudah dekat. Saya pulang kerumah aja".

Setelah mengucapkan terima kasih Kinah segera menyalakan kembali motornya dan bergegas kembali menuju rumahnya.

Malam itu Kinah tidak bisa tidur nyenyak. Dia selalu bermimpi ada sebuah suara yang memberitahunya bahwa mereka akan mengambil anaknya. Tapi didalam mimpi itu Kinah tidak tau siapa yang disebut dengan "Mereka".

3 hari telah berlalu dan selama itu tidak terjadi lagi kejadian aneh kecuali mimpi yang sama terus mendatangi Kinah. Hari ini Kinah sedikit tenang karena ada mertuanya menginap dirumah.

"Kin. Jangan lupa pesan Ibu. Wanita hamil anak pertama itu harum disukai sama makhluk ghaib jadi harus hati-hati. Itu ada bungkusan kecil isinya gunting,jarum sama kaca untuk kamu bawa kemana-mana. Jangan keluar malam itu juga gak baik".

Kinah hanya mengangguk walaupun sebenarnya didalam hatinya dia tidak mempercayai mitos seperti itu tapi dia memilih diam agar tidak membuat mertuanya khawatir. Sudah beberapa hari ini Kinah memilih mengantar pesanan siang hari walaupum sedikit terik tapi dia masih takut akan kejadian tempo hari.

Pukul 6 sore Kinah sudah sampai kerumah setelah mengantar pesanan. Duduk diruang tengah Kinah menyalakan televisi sambil beristirahat sebentar sebelum beranjak shalat.

"Ya ampun Kin kan udah Ibu bilang kalau hamil gak boleh keluar magrib gini cepet mandi atau cuci kaki tangan biar gak ada yang ikutin"

Mendengar kemarahan mertuanya Kinah pun segera menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap shalat. Malamnya Kinah kembali didatangi mimpi aneh kali ini berbeda dengan mimpi sebelumnya. Kinah melihat sesosok hitam besar mengambang tepat diatas tubuhnya. Sosok itu menurunkan tangannya mengarah keperut Kinah. Tanpa menyentuh perutnya sosok itu menarik sesosok anak kecil dari dalam perut Kinah. Ketika anak kecil itu keluar sosok hitam itu memeluk anak kecil itu dan membawanya terbang ke atas. Kinah kaget dan terbangun karena merasakan perutnya sedikit mulas. Ketika dia melihat ke arah pahanya ada sepercik darah menetes dipahanya. Kinah panik dan segera membangunkan Riki.

Riki yang tak kalah panik pun mencoba menenangkan istrinya.

"Kata orang kan biasa kalau orang hamil keluar darah sedikit. Besok kita cek ke dokter ya"

Kinah hanya mengangguk mendengar penjelasan suaminya. Mungkin ini terjadi karena dia terlalu lelah selama ini dengan jualan onlinenya jadi kandungannya juga jadi lemah. Akhirnya Kinah mencoba tidur kembali.

Kinah dan suami sedang berada di ruangan dengar warna putih dominan. Ruangan yang terlihat bersih namun bau obat-obatan yang menusuk. Seorang pria ber-jas putih sedang memeriksa kandungan Kinah dan mengamati kandungannya di monitor. Lalu dokter menyarankan berbagai test ulang. Kinah dan Riki pun sedikit heran tetapi demi anak, mereka menuruti semua saran dokter. Setelah semua rangkaian pemeriksaan dokter pun menyimpulkan kabar buruk yang tidak disangka oleh Kinah dan Riki.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Ibu Bapak harap sabar ya. Bayi Ibu dan Bapak sudah tidak ada"

Kinah dan suami tersentak. Air mata mulai menetes dipelupuk mata Kinah. Anak yang sudah dinanti selama 5 tahun pernikahannya tiba-tiba meninggal didalam kandungan.  Padahal selama ini setiap kali pemeriksaan hasilnya selalu sehat.

"Kenapa bisa begitu dok ? Anak saya meninggal didalam kandungan ?" suara gemetar Riki seolah tak percaya apa yang barusan dia dengar.

"Itu yang saya rasa aneh. Plasentanya masih ada tapi bayinya tidak ada".

"Begini saja, menurut saya ini tidak perlu di kuret. Kita lihat dulu perkembangannya".

Kinah yang tidak bisa berkata-kata hanya diam dan meneteskan air mata. Sesampainya dirumah Kinah mengajak Riki kerumah tetangga mereka yang seorang bidan. Kinah masih tidak bisa mempercayai apa yang barusan dia dengar dari dokter. Dirumah tetangganya Kinah mendapatkan jawaban yang sama persis dengan sang dokter. Tubuh Kinah semakin melemah. Berjalanpun rasanya dia sudah tak sanggup.

Selama perjalanan pulang Riki merangkul pinggang dan bahu sang istri agar kuat sampai kerumah. Bagaimana bisa bayi yang selama ini selalu terdeteksi ketika dilakulan USG tiba-tiba lenyap ? Dengan plasenta yang masih utuh disalam kandungan Kinah. Apa yang sebenarnya terjadi ? Apa ini semua ada hubungannya dengan mimpi Kinah selama ini ?

Banyak pertanyaan yang berputar dikepala Kinah. Kinah memutuskan menceritakan semua yang dia alami selama ini kepada suaminya. Riki hanya terdiam mencoba mencerna semua cerita Kinah. Rasanya terlalu sulit memahami dalam semalam mereka kehilangan bayi mereka tanpa kejelasan.

2 bulan setelah bayi Kinah menghilang perut Kinah sering mengalami kontraksi. Sempat ada harapan bagi Kinah jika sang bayi masih ada karena plasenta yang masih utuh didalam kandungannya. Ketika mendekati hari bersalin perut Kinah mengalami sakit yang teramat. Kinah berharap bahwa dia akan melahirkan seorang bayi yang dia impikan selama ini.

Akhirnya Riki membawa Kinah ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah melakukan pemeriksaan secara teliti akhirnya pihak rumah sakit memutuskan melakukan kuret pada kandungan Kinah. Dan setelah dilakukan kuret ternyata plasenta yang selama ini di biarkan didalam kandungan Kinah telah membusuk. Itu mengartikan bahwa memang dari 2 bulan yang lalu bayi Kinah dan Riki memang sudah tidak ada.

Akhirnya Kinah dan Riki harus menerima musibah yang telah terjadi dalam keluarga mereka dengan lapang dada.

Kita memang tidak boleh syirik dengan mempercayai seauatu selain Tuhan, tapi alangkah baiknya kita menuruti saja pantangan untuk mencegah terjadinya hal buruk. Seperti pantangan yang sudah turun temurun terjadi didaerah tempat tinggal Kinah. Wanita yang sedang hamil pertama dilarang keluar rumah dari setelah ashar hingga besok pagi. Dan ada pula kebiasaan adat setempat yang mewajibkan wanita hamil selalu membawa gunting, jarum dan cermin kecil kemanapun untuk menghindari gangguan dari makhluk ghaib.

Mungkin itu untuk menghindari makhluk-makhluk ghaib mengganggu si Ibu dan calon bayi. Entahlah kita hanya bisa berdo'a, berusaha dan berserah diri. Tetap berhati-hati dalam melakukan sesuatu.

*Diceritakan oleh teman. Dan kisah ini dialami sendiri oleh kakak kandung Narasumber.

avataravatar
Next chapter