webnovel

Chapter 0: The Beginning

Perkenalankan gua Kael Emanuel, panggilan gua banyak sih terkadang orang sekitar manggil gua Kael, El, dan Nuel. Tadinya sebelum perkenalan gua mau pembukaan dengan meninggikan martabat gua dan menceritakan kelebihan-kelebihan gua, tapi kalo gua menceritakan itu pasti reaksi kalian tidak akan terkesan dan kagum seperti disaat team e-sport evos juara MPL dimana saat mengangkat piala banyak sekali wanita-wanita yang berteriak "Ganteng banget ka Eko". Karena gua gak ada pencapaian yang sebesar itu dan gua juga tidak ganteng haha 'ketawa datar'.

Tapi, ya beginilah gua memulai cerita gua.

Jarum jam pendek mengarah ke arah angka tujuh dan gua masih terburu-buru mengayun sepeda gunung mengarah kesekolah, seperti biasa gua always telat ke sekolah satpam sudah menunggu untuk kehadiran gua. Sesampainnya di sekolah gua langsung ditarik sama satpam sekolah sampai ke ruangan ibu kepala sekolah, and like I said before "seperti biasa" ibu kepala sekolah sudah tidak terkejut lagi dengan kehadrian gua. Dengan bercanda gua mengatakan "hehe pagi bu, ibu sehat??". Disitu gua sadar dari raut mukanya gua yakin banget gua bakal kena amuk jadi gua tarik napas dan menyatakan maaf dengan menegakan badan "Maaf-kan saya bu saya mendapatkan panggilan alam saat perjalanan ke sekolah jadi harus kembali lagi ke rumah." And that's not the truth hahah alasan gua selalu telat dikarenakan gua yang sangat susah untuk bergerak dari tempat tidur, kalian pernah gak sih di tempat tidur tuh kaya ada yang nahan kita gitu kaya gak diijinin untuk kemana-mana.

"Kael kamu selalu telat apa kamu gak kasian dengan orang tua kamu yang selalu dipanggil?" ungkapan dari ibu kepala sekolah gua disitu otak gua yang sering bermain-main dengan fantasi-nya mulai diam dan mencoba serius. Karena kalo sudah bersangkutan dengan orang tua, gua jadi berpikir keras dan mulai serius. "Iya bu saya minta maaf apakah orang tua saya akan dipanggil lagi?" tanya gua. "Ya karena kamu berhasil bawa kembali medali emas di lomba kemarin jadi mungkin untuk kali ini saja tidak." Disitu gua terkejut dan mulai berterimakasih kepada ibu kepala sekolah yang bernama Bu Irma. "Eits.. tapi ingat sekali lagi telat" sahut Bu Irma dan gua balas "Diusahakan yang terbaik ya bu bye-bye" sambil berlari memasuki kelas.

Gua bisa dibilang anak terlalu overreaction kadang kalo mood hati lagi seneng bener-bener lupa sama sekitar. Dan gua memiliki sifat yang menurut gua ngabisin banget tenaga gua yaitu rasa peduli gua sama sekitar yang sulit banget buat di kendaliin. gua-pun sering beranggapan gua berada di dalam film, dan gua pemeran utamanya, namun dikarenakan sifat gua yang terlalu peduli sama urusan orang dan sifat so baik gua itu ngerubah perspektif gua tentang pemeran utama. Karena di saat sekolah dulu lebih tepatnya saat gua SMP gua di bully dikarena gua yang masih naif.

Ya seperti biasa jika ada sekolah pasti ada yang di rundung, ada anak pindahan kelas yang dipindahkan ke kelas gua dan dia sepertinnya agak dikucilkan gua gak tau apa sebabnya karena prinsip gua yang gak penting gak usah diurus. Cuman karena sifat gua yang sok sokan baik ini mulai mencoba mendekati dan mencoba berteman. "Ternyata dia gak buruk-buruk banget kenapa pada ga suka ama dia ya" pemikiran anak naif yang belum tau apa apa. Btw nama dia Aben.

Singkat cerita gua deket, kita sering ngabisin waktu bareng karena hobi kita sama ya yaitu Playing Video Games. Tiap malem kita begadang main game dan saat disekolah adalah jam tidur kita hahaha. Duduk sebelahan seminggu penuh ngomongin game-game dan game. Gua selalu dianter jemput sama dia naik motor karena jujur gua malu bawa motor karena motor gua astrea kopong pada saat itu, dan kalo naik sepeda akan makan banyak waktu jadi Aben mau bantu dengan masalah antar-jemput. Ya pokonya gua seneng banget lah sama pertemanan gua sama Aben. Cuman itu gak berlangsung lama, bener kata orang-orang "satu kesalahan itu bisa merubah sifat orang ke kita."

Pada pagi hari sepertia biasa Aben jemput gua, cuman disini posisinya gua telat bangun dan itu emang gua bangun langsung sikat gigi dan cuci muka tanpa mandi. Pas gua keluar gua liat Aben sudah nungguin lama sekali dan disitu gua merasa tidak enak dan meminta maap. Sesampainnya disekolah gua sama Aben ditarik ke ruag kepala sekolah dan kita berdua dimarahi oleh Bu Irma "Kael sepertia biasa kamu telat lagi, tapi kamu kenapa Aben bisa telat? pokonnya kalian berdua orang tuanya akan ibu telpon."ucap Bu Irma.

Disitu gua ngerasa gak enak dan gua udah bilang kalo Aben telat gara-gara gua dan meminta Bu Irma agar dia jangan kena juga. Tapi Bu Irma tetap tidak ingin merubah niatnya. Di situ gua mulai merasa Aben menghindari gua dan seperti menjauh, udah gak mau diajak ngegame bareng, tempat duduk pindah, dan selalu ada alesan tiap gua minta tolong di jemput. Dan gua sadar gua pasti dah bikin dia kena marah mungkin dia butuh waktu.

Namun dikelas gua merasa janggal, dikarenakan anak-anak kelas gua yang menghindari gua. Gua merasa risih dan akhirnya memberanikan diri untuk speak up "Kalian kenapa guys???" pertanyaan gua gak dijawab hanya didiamkan. Dan saat itu gua kebingungan ada apa sebenarnya. Gua yang kebingungan tiba tiba di celetus dengan fisik bokap gua yang botak. Awalannya gua kira itu bercandaan gua cuman ketawa, tapi makin lama makin menyakitkan cara mereka mengatai. Akhirnya gua kebingungan dan gua bicara sama mereka yang mengatai gua "Bro wkwk udahlah bercandannya kelewatan banget itu wkwk" ucap gua memohon. Tetapi mereka malah tertawa dan mengatakan "lu mau apa? Mau nabrak kita pake motor astrea lu? Ahahahaha." Disitu gua langsung kaget karena gua gak pernah ngasih tau motor gua ke siapa-siapa kecuali satu orang, yups betul Aben.

Akhirnya gua coba datengin Aben, dia sedang ngumpul sama temen-temen gua yang sebelumnnya ngatain dia. "Ben lu ngasih tau anak-anak tentang motor gua? Kenapa Ben?" dia dengan santai bilang "ya lucu aja motor lu kek gitu haha, bapak gimana udah numbuh rambut blom? hahah" didepan yang lain dia ngerendahin gua trus mentertawakan gua. Gua yang waktu itu masih belum paham ada apa sebenernya cuman bisa tertawa dan menerima itu sebagai candaan.

Akhirnya gua coba datengin Aben, dia sedang ngumpul sama temen-temen gua yang sebelumnnya ngatain dia. "Ben lu ngasih tau anak-anak tentang motor gua? Kenapa Ben?" dia dengan santai bilang "ya lucu aja motor lu kek gitu haha, bapak gimana udah numbuh rambut blom? hahah" didepan yang lain dia ngerendahin gua trus mentertawakan gua. Gua yang waktu itu masih belum paham ada apa sebenernya cuman bisa tertawa dan menerima itu sebagai candaan.

Akhirnya gua coba untuk gak marah dan berulah, tapi makin lama makin banyak yang ngehina gua dan memandang gua rendah. Sampai ada kasus yang ngebuat gua kena SP (Surat Peringatan). Singkatnya gua udah terbiasa dihina dan direndahkan, fisik bokap gua-pun dikatain gua masih bisa nahan untuk gak marah. Cuman ada kejadian dimana bokap gua dikatain yang dimana ngatainnya tuh menurut gua gak beradap. Mereka kira-kira ada delapan orang mengolok-olok gua dengan kata-kata botol yang berarti "botak tolol" gua yang udah lama menahan dan coba tidak marah mulai geram.

Akhirnya disitu gua udah gak tau kenapa pokonnya seketika semua blank dan saat gua tersadar tangan gua udah berlumaran darah dan mereka yang mengolok-olok gua sebelumnya semua sudah terpapar di jalanan dan ada beberapa yang ketakutan sambil berlari. gua yang sadar sudah melakukan kekerasan terhadap teman-teman gua mulai merasakan panas di dada dan merasakan kering di bagian bibir, keringat yang tidak berhenti keluar dari tubuh gua, dan pusing yang berlebihan, gua mulai berpikir berlebihan dan lama kelamaan pusing sehingga akhirnya gua terjatuh dan pingsan. setelah gua bangun gua mendapatkan diri gua sudah ada di rumah sakit bersama beberapa anak yang sebelumnnya mengolok-olok gua.

Dan pasti kalo berulah akan dapat panggilan orang tua, dan saat ibu gua datang ibu harus menerima caci makian dari orang tua murid lainnya. Gua yang tidak terima dengan perkataan yang dilontarkan untuk mama spontan membuat gua berkata "anak mana yang dibully rame-rame diem aja" spontan orang tua murid lainnya mulai mengatai gua "dasar berandalan". Setelah mendengar dua kata tersebut membuat jantung gua berdenyut dengan cepat setiap denyutan memiliki rasa sakit yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Namun entah kenapa Bu Irma mulai membela gua dengan mengatakan bahwa gua anak baik yang berprestasi dibidangnya dengan memenangkan perlombaan taekwondo dan belum pernah melakukan kekerasan di sekolah selama ini. Gua yang mendengar itu terharu karena gua bisa dibela juga. Akhir dari kasus itu adalah tanda tangan tidak akan melakukan kekerasan lagi di sekolah. Gua yang waktu itu kira masalah sudah selesai merasa lega dan senang.Tapi ternyata belum selesai mereka masih sering merendahkan gua, dan karena kasus itu-pun gua merasa dijauhkan, mungkin karena mereka takut tapi siapa yang tau??

Semenjak kasus itu gua selalu sendiri di sekolah gak ada temen dan selalu dirundung. Gua yang merasakan itu semua mulai kecewa sama diri sendiri dan menganggap diri rendah seperti sampah. Akhirnnya gua-pun menutup diri sendiri tidak ingin terlibat dengan apapun itu. Dikarenakan sikap gua yang seperti itu gua merasa seperti hampa dan warna di dunia gua seperti mulai memudar menjadi film jadul berwarna hitam putih yang didalamnya gua berperan sebagai villain.

Namun saat lagi istirahat gua melihat seseorang familiar ternyata dia teman sekelas gua di saat duduk di bangku satu SMP, dia sedang dibully oleh satu kelasnya dikarenakan Rasnya yaitu Flores. Gua yang melihat itu ingin mengabaikan saja dan melewatinnya, cuman gua tau rasanya saat sedang terpuruk dan gak ada yang bantu. Akhirnya gua berani mendekatkan diri dan bertanya "Lu gak papa? mau gua bantu untuk ngebuat diem mereka?" dia tertawa dan mengatakan "untuk apa? Lagian orang-orang seperti mereka yang merendahkan orang untuk meninggikan martabatnya sendiri itu bisa apa?" disitu gua kaget sama jawaban dia karena gua memikirkan hal yang sama, karena si Aben yang merendahkan diri gua untuk mendapatkan teman dikelas gua.

Gua mendatangi dia dan memberikan tangan gua untuk membantu dia berdiri.

"Siapa nama lu" tanya gua sambil membantu

dia bediri.

"Oh gua Mike, kalo lu?"

"gua Kael"

"Kael? Kael yang mukulin kelas B sampe

babak belur itu? serius? Gila lu keren bro."

Ucap Mike terkejut dan kagum ke gua.Sedangkan gua hanya bisa tertawa dan malu. Begitulah cerita gua di SMP danbagaimana gua bisa mendapatkan satu-satu-nya teman saat SMP yang berperan penting di kehidupan gua.