webnovel

Chapter 1 : Berhenti bernyanyi

Sebelum membaca, author mau ingetin ni, bahwa cerita ini penuh motivasi hidup, kebanyakan sedih😢, tidak terlalu berbau romantis. Yakin mau baca???

.

.

.

Sebelum memberi vote, baca dulu ya 😘

Disebuah panggung yang megah, seorang penyanyi cilik mulai mengeluarkan suara emasnya. Lampu panggung mulai menyoroti penyanyi tersebut, ia menyanyikan lagu yang berjudul See You Again (Wiz Khalifa feat Charlie Puth) di atas panggung.

.

.

.

It's been a long day without you my friend

And I'll tell you all about it when I see you again

We've come a long way from where we began

Oh I'll tell you all about it when I see you again

When I see you again ...

.

.

.

Yap, penyanyi cilik tersebut ternama Dito Kristofer. Sejak usia empat tahun, Dito sudah pandai bernyanyi, ia banyak memenangkan kompetisi di Indonesia maupun di luar negeri. Kali ini, Dito berkompetisi di Jerman dan lagi-lagi ia menjadi favorit para juri.

Suaranya membuat para penonton terpukau, beberapa penonton pun berteriak memuji Dito dalam bahasa Jerman (diterjemahkan oleh author hehehhe).

" Wah, kerennya. I love you, Dito."

"Kecil-kecil sudah ganteng."

"Suaramu mewarnai hidupku, the best."

"Terlalu tampan."

"Aku akan selalu mendukungmu, Dito. I love you."

Dari bangku penonton, orang tua Dito merasa bangga melihat putra mereka berada di atas panggung.

"Aku bersyukur karena kita di karuniai anak emas seperti ini," ucap ibu Dito tersenyum.

"Aku bangga melihat anak kita berada di sana, aku bersyukur," ucap ayah Dito tersenyum.

Mari kita menelusuri belahan dunia. Di Indonesia, tepatnya disebuah rumah sederhana milik keluarga Septiana. Seorang bocah perempuan tengah asyik nonton penampilan Dito melalui siaran langsung di televisinya.

Novela Septiana, itulah nama bocah tersebut, ia tampak senang ketika melihat penampilan idolanya, ia terus melompat dan berteriak kegirangan saat mendengar suara emas milik Dito.

"Kerennya, aku suka dia. Dito, i love you," teriak Novela senang.

"Novela, jangan teriak-teriak nanti adikmu bangun, dasar kau ini! tegur ibu Novela sedikit kesal.

"Iya bu, iya."

Suatu hari nanti, kita kita akan bernyanyi bersama, sekarang dan selamanya aku akan selalu memimpikan hal tersebut, ucap Novela dalam hati sambil tersenyum.

----------The Dirge Singer----------

Seminggu kemudian, Dito dan kedua orang tuannya bersiap kembali ke Indonesia, mereka duduk dengan santai di bangku pesawat. Dito terlihat kelelahan meskipun telah beristirahat beberapa hari setelah kompetisi. Diusiannya yang masih sembilan tahun, ia begitu sibuk dengan urusan sekolah dan kompetisi, bisa kalian bayangkan betapa lelahnya menjadi Dito?

Beberapa menit kemudian, pesawat pun terbang dan saat itulah Dito tertidur pulas. Para penumpang tersenyum melihat wajah lucu Dito yang sedang tidur.

"Lucu sekali," kata salah satu penumpang pesawat.

"Terima kasih," ucap kedua orang tua Dito serempak.

"Oh iya, bukannya ini si anak emas yang menjuarai kompetisi menyanyi waktu itu, apakah memang dia?" tanya penumpang lainnya.

"Iya, ini memang dia," jawab ayah Dito tersenyum.

"Wah, seandainya dia bangun, saya berniat untuk meminta tanda tangannya, saya suka suaranya," ucap penumpang lagi.

"Terima kasih, atas pujian kalian," ucap ibu Dito.

Tiba-tiba pesawat berguncang hebat,pilot hilang pandangan dan menabrak tebing, tak lama kemudian pesawat jatuh ke laut dan meledak dengan dashyatnya.

Tim sar gabungan berusaha mengevakuasi korban yang selamat dan mencari jasad korban ke sekitar tempat jatuhnya pesawat. Hanya satu orang yang berhasil selamat yaitu sang anak emas Dito.

Bagaimanakah cara Dito selamat? mari kita lihat FLASHBACK berikut!

-Flashback On-

Dito pun terbangun akibat guncangan tersebut, ia kaget melihat semua orang ketakutan dan menangis.

"Ibu, ada apa ini?" tanya Dito polos.

"Keluarlah, terjunlah ke laut! hanya dengan cara itu kau pasti akan selamat," pinta ibu Dito.

"Ibu," panggil Dito pelan.

"Pintunya sudah terbuka, terjunlah! pesawat ini akan segera menabrak tebing dan meledak, kau harus tetap hidup!"

"Ibu dan ayah juga harus terjun," pinta Dito sambil menangis.

"Tidak ada waktu lagi." Ibu Dito mendorong Dito dari pesawat sebelum pesawat tersebut menabrak tebing.

Dito jatuh ke laut dan pingsan seketika. Beberapa detik kemudian pesawat pun menabrak tebing dan meledak. Seluruh penumpang dan pilot yang berada di pesawat mati terbakar kecuali Dito.

-Flashback Off-

Tiga puluh menit setelah pencarian, akhirnya Dito berhasil ditemukan, tim sar segera membawa Dito ke rumah sakit. Keluarga para korban pesawat jatuh pun menangis melihat seanak saudara mereka mati secara mengenaskan.

Paman Dito bernama Rio hadir menyaksikan kematian adik kandung dan adik iparnya mati secara mengenaskan. Ia menangis karena orang yang ia cintai telah pergi, adik iparnya adalah cinta pertama Rio waktu SMP.

Setelah itu, Rio segera pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Dito. Sesampainya di rumah sakit, Rio mulai emosi.

Mengapa kau yang harus selamat? seharusnya kau mati bersama ayahmu? paman membencimu, Dito. Sungguh ,paman sangat membencimu, batin Rio.

Beberapa jam kemudian, akhirnya Dito sadarkan diri, ia melihat paman dan sepupunya ada disana.

"Kalian ada disini,"ucap Dito lemah.

"Dik, kau sudah bangun. Istirahatlah!" ucap Megan sedih.

"Paman, kak Megan. Dimana ayah dan ibuku?" tanya Dito khawatir.

Tanpa basa-basi, Rio pun menjawab,"Mereka sudah meninggal."

Hati Dito terasa sakit dan tersayat pisau ketika mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh pamannya, ia pun turun dari ranjangnya, jarum infusnya tercabut, ia berlari menuju pintu keluar rumah sakit sambil menangis.

Ditengah larinya ,ia terjatuh tersandung kaki bangku. Ia berusaha bangun lagi namun Megan langsung memeluknya, ia menangis di pelukan Megan.

Jika kalian menjadi Dito, apa yang akan kalian lakukan?

Beberapa hari kemudian, Dito mulai pulih, dokter mengizinkannya untuk pulang. Rio meminta Dito untuk tinggal bersamanya dan Megan, Dito pun menyetujuinya. Mereka pun pulang dari rumah sakit menggunakan mobil pribadi sang paman (Rio).

Sesampainya dirumah Rio, mereka pun masuk ke dalam. Megan segera menunjukan kamar untuk Dito agar Dito bisa beristirahat. Setelah menunjukan kamar kepada Dito, Megan keluar dan pamit kepada ayahnya untuk pergi kuliah.

"Pa, aku pergi kuliah dulu," ucap Megan tersenyum.

"Hati-hati," ucap Rio.

"Iya."

Setelah Megan pergi, Rio menemui Dito di kamarnya. Ia melihat Dito duduk di pojokan sambil menangis.

"Kau menangis."

"Paman."

"Itu salahmu, seharusnya kau tidak pergi ke Jerman, bukan,bukan, seharusnya kau tidak menyanyi."

"Apa maksud paman?"

"Orang tuamu meninggal karenamu, itu semua salahmu." Rio langsung menarik kerah baju Dito.

"Karena nyanyianmu itu membawa petaka bagi mereka, pesawat jatuh karena nyanyianmu," bentak Rio melepas kasar pegangannya.

Tubuh Dito bergetar ,dirinya tidak bisa berhenti menangis. Rio kemudian melakukan aksinya. Dito dipukuli dan diinjak oleh Rio, ia berteriak kesakitan.

"Sakit," jerit Dito.

"Ini semua salahmu." Rio terus menginjak dan menendang Dito.

"Paman, hentikan!" pinta Dito.

Rio pun berhenti menghentikan aksinya, ia duduk di samping Dito.

"Berhentilah bernyanyi, maka dengan cara ini kau bisa menebus dosamu kepada orang tuamu." Rio langsung meninggalkan kamar Dito.

Dito menangis menahan kesakitan di seluruh tubuhnya. Di sisi lain, Novela yang masih polos menunggu penampilan Dito di televisi.

"Beberapa hari ini tidak ada penampilan dari Dito sama sekali, dimana dia? aku ingin melihat penampilan dia," keluh Novela kepada adiknya.

Adik Novela tiba-tiba menangis, Novela khawatir, ia menghiburnya agar tidak menangis.

"Cup,cup,cup, jangan menangis adikku yang lucu, kakakmu yang cantik dan imut ini ada disini, jika kau menangis kakak tidak akan melihat penampilanmu lagi."

----------The Dirge Singer----------

Dito pergi ke makan orang tuanya, ia duduk disamping makam ibunya kemudian bernyanyi sedih sambil menangis.

Seorang bocah perempuan datang sambil membawa keranjang bunga. Ya, siapa lagi kalau bukan Novela, ia pun menghampiri Dito.

"Dirge Singer," panggil Novela tersenyum.

"Pergilah!" usir Dito.

"Apa kau tidak takut berada dipemakaman sendirian?" tanya Novela penasaran.

"Bagaimana denganmu? apa kau tidak takut berada dipemakaman sendirian?" tanya Dito balik.

"Tentu saja tidak. Saat aku berusia tiga tahun, aku sering datang ke pemakaman untuk menaburkan bunga dikuburan nenekku, seperti ini." Novela menaburkan bunga di atas makam ibu Dito.

"Pergilah!" Dito berdiri, ia menoleh ke arah Novela.

Novela kaget hingga menjatuhkan keranjang bunganya.

"Anak emas, Dito Kristofer." Novela menutup mulutnya.

"Anggap saja kita tidak pernah bertemu!"

Dito pergi dari hadapan Novela, Novela langsung memegang tangan Dito.

"Mengapa kamu berhenti bernyanyi?" tanya Novela.

"Kita tidak saling kenal, mengapa kamu ingin tahu?"

"Karena aku mengidolakanmu, kamu impianku."

"Mulai sekarang, jangan mengidolakanku lagi! pilihlah impian lain, jangan aku!"

Novela melepaskan pegangannya, membiarkan Dito pergi.

-Bersambung-

.

.

.

.

Silahkan di vote dan beri komentar ya!