webnovel

Arc 1 Chapter 10 : Ludwig

Ludwig

Ketika berumur 6 tahun, Ludwig diambil oleh Roland ketika dia mencoba mencuri dompetnya di perkampungan kumuh sekitaran Kota Salzburg yang berada di Stiria Duchy. Dia adalah anak yatim piatu dan hanya tinggal di gorong – gorong kota.

Roland memberi makan dia Roti lalu mengajaknya untuk hidup bersama Roaring Wolf, Kelompok prajurit bayaran yang dia bentuk belum lama ini. Pada saat itu Roaring Wolf hanya memiliki 10 orang saja dan hanya mengambil misi – misi pengawalan didalam kota.

5 tahun berlalu, kelompok Roaring Wolf sudah cukup dikenal di Kota Salzburg dan memiliki anggota hingga 40 orang. Bangsawan pemilik kota Salzburg bahkan sering meminta Roaring Wolf untuk melakukan misi pengawalan barang – barangnya ke kota lain.

Ketika berumur 12 tahun Ludwig meminta Roland untuk mengikut sertakannya dalam misi – misi yang diambil oleh Roaring Wolf

"Kau masih terlalu muda dan bahkan belum bisa mengalahkan satu pun anggota resmi Kelompok ini," ucap Roland.

"Jika aku bisa mengalahkan salah satunya kau berjanji akan mengajakku? "

"Tentu saja."

Setelah berlatih keras mengenai teknik – teknik bertarung bersama Roland, ketika dia berumur 15 tahun akhirnya Ludwig menantang salah satu anggota untuk bertarung dan memenangkannya. Pada saat itu Roaring Wolf berpindah markas dan menetap di Rhine Duchy dan mempunyai hingga 100 anggota.

Walaupun masih muda Ludwig sudah banyak dikenal oleh anggota Roaring Wolf karena dia suka mengikuti latihan regular para anggota. Ludwig mempunyai talenta yang bagus dalam berpedang dan diantara parang anggota yang muda, Ludwig lah yang terkuat.

"Kita mempunyai misi untuk mengawal sebuah Caravan." Kapten Roland memutuskan untuk membawa 50 orang. Mereka akan mengawal Caravan dari Kota Marburg sampai Kota Elea dan diperkirakan memakan waktu 1 bulan. Mereka akan membayar separuh lalu sisanya akan diberikan ketika misi sudah selesai.

Ini misi pertamaku dengan banyaknya anggota yang terlibat. Rata – rata para anggota mendapatkan 5 ral/hari ketika menjalankan misi dan bayaran dari pengawalan kali ini adalah 400 gulden ketika misi selesai. Jarak antara Kota Maburg dengan dengan Kota Elea sendiri memiliki jarak 500 Km dan memerlukan 10 hari berjalan jika tanpa istirahat.

Ketika sampai di kota Alemania, Ludwig melihat para penduduk kota sedang menyambut para ksatria suci yang barusan telah melakukan misi pemberantasan Devil Cult. Ludwig selalu ingin kerja kerasnya memberantas kejahatan diakui layaknya ksatria suci yang berada didepannya. Dia juga berlatih skill – skill untuk menjadi ksatria dibawah arahan Roland yang seorang mantan ksatria di kerajaan Catanbria.

Sesampainya di kota Elea Ludwig terkejut melihat dampak perang antara Federasi Nordland dan Kerajaan Bavaria. Puing – puing kota berserakan orang – orang kekurangan makanan. Setelah para pedagang selesai melakukan urusannya mereka bersiap pergi kembali. Sampai saat ini perjalanan tidak mengalami kendala, biasanya para bandit tidak akan menyerang Caravan dengan pengawalan ketat, Namun akhir – akhir ini kelompok – kelompok bandit bekerja sama dan membentuk gerombolan hingga mencapai 200 lebih dan merampas Caravan – caravan yang menuju Kota Elea lewat lembah Eppstein.

Ketika dia dan salah satu rekannya sedang melakukan shift jaga dia dihampiri oleh 1 orang gadis dan 1 orang anak laki – laki. Anak laki – laki itu tidak memiliki perawakan yang special namun gadis disampingnya memiliki rambut merah menyala dan mata merah yang unik.

Setelah melakukan perjalanan beberapa jam, mereka memutuskan untuk beristirahat di jembatan penyebrangan sebelum memasuki hutan Alema. Ludwig pun berlatih menyempurnakan 2 teknik andalannya dengan melakukan Sparring dengan Edwin.

"Kurasa kau sudah bisa menggunakan teknik itu di pertempuran sungguhan," ucap Edwin.

"Iya kurasa, namun teknik Rage ku masih terasa lebih lemah dibanding Kapten dan ketika aku menggunakannya tubuhku akan terasa lelah."

"Sering – sering lah berlatih maka ketika sudah terbiasa nanti mungkin kau akan lebih mudah menggunakannya."

Ketika selama 2 jam memasuki hutan, muncul kawanan goblin dan Ludwig sangat bersemangat menghadapi pertarungan pertamanya melawan monster layaknya para ksatria suci, namun dia sedikit lengah ketika melawan 2 goblin dan berakhir diselamatkan oleh gadis berambut merah yang dia temui tadi pagi. Ludwig pun terdiam ketika melihat gadis itu dengan mudah membelah goblin menjadi 2. darah monster yang membasahi sedikit wajahnya, mata merah menyala dan ekspresi percaya diri penuh senyum. Ludwig merasa melihat sesosok Dewi perang.

Nama gadis itu Liz dan dia memintaku untuk mengajarinya teknik – teknik berpedang. Walaupun Liz lebih muda dari Ludwig, Liz mempunyai gerakan dan kuda – kuda yang kuat. Tebasan pedangnya berat dan memilki akurasi tebasan yang bagus seolah – olah dia sudah berpengalaman lebih dari Ludwig dalam memainkan pedang. Ludwig merasakan kepuasan yang tak tergambarkan ketika melihat wajah Liz yang terkejut saat dia memperlihatkan skill andalannya. Ludwigpun menceritakan impiannya kepada Liz layaknya sedang melakukan pengakuan cinta dan melihat Liz mengakui mimpinya membuat Ludwig sangat gembira.

Ludwig ingin menunjukan kepadanya dan mendapatkan pengakuan atas usaha – usaha kepada gadis berambut merah tersebut.

Namun ketika gadis yang ingin dia buat terkesan meminta tolong setelah dia menyelamatkannya untuk kedua kali, Ludwig tidak bisa bergerak dan gemetaran setelah melihat takdir yang menimpa rekan – rekannya. Ini pertama kalinya Ludwig merasakan horror dari sebuah monster. Ketika melihat Kaptennya membunuh moster dengan mudah, dia berpikir bahwa monster tidak semenakutkan itu. setelah beberapa menit dan suara teriakan Liz menghilang dia merasakan ada seseorang mendekat. Dia pun menengok keatas dan melihat seorang anak muda berambut coklat sedang membawa sebuah karung dan berkata dengan nada dingin.

"Dimana Liz? "