webnovel

The Devil My Husband

Rasakan perbedaan, Maka kau akan menemukan yang tepat.

Lailina_Rahmadini · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

01. SEOUL, 02 OCT 2017.

SEOUL, 02 OCT 2017.

"Hila kamu besok udah umur 18 tahun kan?" Yera.

"Iya ma emang kenapa ma?" Hila penasaran karna dari tadi bingun tumben di bolehin bolos biasanya juga marah marah.

"Kamu hari ini jangan keluar ya nak." ucapan sang mama membuat Hila tertegun hampir saja tersedak snack yang ia makan dari abangnya.

sang mama membuat Hila tertegun hampir saja tersedak snack yang ia makan dari abangnya.

"Loh kok gitu ma? Aku dah janji sama temen² aku buat ke cafe nanti malem." kata Hila dengan memelas.

"Udahlah kalau di bilangin mami tu di dengerin gak usah di bantah!" ucap sang abang sedikit ngegas dan tegas.

Perbedaan Hila dan abangnya Haechan banyak banget salah satunya yaitu abangnya manggil ibunya dengan sebutkan mami sedangkan Hila menyebutnya mama.

.

.

.

Kini suasana di rumah sepi.

Gak ada yang buka bicara karna Hila masih kesel sama Haechan. Sebenarnya sama mamanya juga tapi kebiasaan Hila itu gak bisa lama² marah sama mamanya.

'Pokoknya aku mau keluar emang kenapa sih aku gak boleh keluar toh hari ulang tahun aku juga.' batin Hila.

"Ma Hila ke kamar dulu" ucap Hila langsung melesat ke kamar.

RUANG TAMU .

Haechan memberhentikan main hpnya setelah mendengar ucapan Hila. Kini Haechan bertanya pada maminya.

"Mam...mami gak curiga sama Hila?" tanya Haechan .

Yera mengerutkan keningnya"curiga kenapa?" balik tanya ke si abang.

"Itu loh mam gerak geriknya aneh kayak maling." kata Haechan.

"Huss.. Abang gak boleh ngomong kayak gitu ke adeknya!" ucap sang mami.

"Bukan gitunya mam lihat aja Hila kayak mau kabur gitu"ucapan sang abang buat maminya sedikit kaget.

"Itu gak boleh terjadi.. Abang jaga Hila mami gak mau Hila keluar berbahaya!" pinta mami sambil menekankan kata bahaya.

Setelah mendengar ucapan sang mami Haechan mengangguk lalu melesat ke kamar Hila.

KAMAR HILA.

"Pokoknya aku harus keluar kasian temen² aku, dah janji apalagi mereka ngerayain ulang tahun aku dari hasil tabungan mereka,kalau aku gak kesana pasti mereka bakal kecewa." guman Hila

"Tapi gimana keluarnya?." Tanya Hila pada diri sendiri lalu berpikir sejenak.

Saat sedang sibuk dengan pikirannya sendiri tanpa sadar pintu kamar Hila terbuka menampakkan sosok yang saat ini membuat Hila kesal tadi.

Hila mengendus kesal lalu memutar bola matanya malas.

"Ngapain kamu kesini?"Tanya Hila sinis ke abangnya.

"abang mau ngecas laptop" jawabnya.

Setelah mencolokkan laptopnya Haechan segera duduk di sofa deket cendela kamar Hila.

"Ngapain masih di sini katanya mau ngecas doangkan? lagian di kamar abang sendiri kenapa ngecasnya." cerocos Hila.

"Ck.. Cerewet banget si kamu, abang di sini buat nungguin casnya soalnya ada tugas baterai laptop abang lobat jadi abang kerjainnya disini, Lagian kayak kamu gak tau aja colokan di kamar abang rusak belum di benerin." Hila mengendus kesal.

'kalau kayak gini aku gak bisa kabur dong' batin Hila dengan muka di tekuk.

"lagian kenapa colokannya gak di benerin sih?" tanya Hila.

"Kan kamu yang ngerusak dasar, udah gak mau ganti juga itu tu masih di perbaiki lusa" balas Haechan.

FLAHSBACK ON

"Bang colokan abang masih ada yang kosong kagak? punya aku colokannya penuh." Hila.

"Ada tuhh.. tapi awas rusak loh"ucap sang abang sambik nunjuk² Hila.

"Ya ampun, iya²" ujar Hila sambil memutar bola matanya malas.

"Yaudah sana." ujar Haechan yang masih setia dengan gamenya.

Saat akan mencolokan tiba tiba colokannya berasap, seketika membuat Hila kaget kemudian berteriak memanggil abangnya.

"ABANG COLOKANNYA BERASAP!!!." teriak Hila.

"HAH?..mana? ASTAGA!!!" dengan cepat Haechan menutup sakral listrik kamarnya.

"ASTAGA!!...Hila apa yang kamu lakuin?" Tanya felix marah.

"gak tau bang orang aku baru colokin langsung berasap" bela Hila gak mau di salahkan.

Setelah itu dengan cepat Haechan melihat charger yang di colokkan tadi ternyata ujung chargernya terkena air entah dari mana.

"Hila liat ini charger kamu ada airnya tau!! ". Hila memekik ketika mendengar bahwa ada air di chargernya untung tadi ia tidak memegang besinya.

"Ya maaf bang, maaf banget bener deh Hila gak sengaja, Hila tadi gak tau"ucap Hila sambil mengeluarkan puppy eyes andalannya.

Haechan tampak menghela nafas kasar.

FLASHBACK OFF.

'Sekarang jam 4 sore berarti kurang 30 menit acaranya di mulai'

Dan Haechan sekarang masih di kamar di sofa sambil main hp. Jika melihat berapa baterai laptop abangnya.

Dan ternyata isinya udah 100%.

'yes ini kesempatan kabur'

"Bang sana keluar laptopnya dah kelar tu cepetan."

"udah enak disini dek" ucap Haechan santainya,ucapan sang abang membuat ia mendapatkan jitakan free dari Hila.

"Keluar cepetan!".

"Yak bisa gak si gak pakek jitak orang apalagi sama abang sendiri gak sopan!."

"hmmm, iya abangku yang paling ganteng didunia bisa keluar?" Tanya Hila.

"Ish, sana bang keluar gih!"lanjut Hila sambil menatap Haechan kesal.

"Heh terserah kamu dah" balas Haechan kemudian berjalan keluar.

"Yes aku bisa lari" guman Hila kemudian membuat tali yang panjang dengan selendang dan tali lalu di rakit menjadi panjang,

setelah itu ia turun ke bawah karna lantai kamarnya Kebawah hanya sebatas 1 lantai maka dengan cepat ia bisa turun kebawah tanpa ketakutan.

Sekarang Hila sudah ada di perjalanan tempat janjian Hila dengan teman²nya

jalanan setempat tampak sepi dan gelap lampu jalan agak redup mangkanya agak gelap.

Hila terus berjalan tanpa rasa takut menuju ke cafe. saat di tengah perjalanan Hila menyadari ada yang memperhatikannya, dengan sigap langsung jalan dengan cepat.

.

.

"Hyung sepertinya gadis itu bisa merasakan kita"kata pemuda bergigi kelinci.

"Apa dia gadis ramalan itu hyung?"tanya pemuda yang memiliki lesung pipi kepada pemuda tertua di antara mereka.

"Kalau memang dia bisa melihat kita kenapa tidak menoleh ke kita" kata pemuda pucat dingin dengan kata² pedasnya.

"Kalau memang dia yang kita cari bagus sekalikan?" sahut pemuda tertua dengan smirk diwajahnya.

"Kau benar hyung" giliran pemuda paling pendek diantara mereka yang berkata.

Sedangkan pemuda dengan senyum kotaknya langsung berlari mendekat pada gadis yang saat ini berjalan cepat seperti menghindar.

.

.

Aku ingin sekali cepat sampai tapi kenapa serasa jauh sekali ya, aku merasa ada yang memerhatikanku.

Bahkan salah satu dari mereka berlari mendekatiku aku harus bagaimana.

Aku tak peduli lebih baik sekarang aku lari saja.

.

.

Hila berlari sampai akhirnya ia berhenti di sebuah gang sempit., ia memegang kedua lututnya dan sedikit membungkuk dengan nafas yang terengah engah.

"huh..huh..huh.. Apakah mereka sudah pergi?" guman Hila sambil menoleh kebelakang.

" Akhirnya mereka pergi juga,astaga kenapa menyeramkan sekali?"ucapnya.

"hyung gadis itu memang benar yang ada di ramalan!". Hila hampir terjatuh karna mendengar suara pemuda itu.

Dengan perlahan Hila menoleh kedepan ia membolakan matanya karena pemuda didepannya semua adalah orang yang ia bahkan tidak ketahui mereka aneh seperti orang kuno saja.

Tapi Hila tidak pernah tertarik ia hanya merasakan hawa menyeramkan bercampur kedamaian, Dan fakta yang baru diketahui adalah Hila dari lahir memiliki keistimewaan ia bisa merasakan hawa yang dimiliki seseorang bahkan Hila peka terhadap tatapan seseorang kepadanya maka dari itu ia bisa merasakan kalau ada yang melihatnya.

"M..mau apa kalian?"tanya Hila agak sedikit gugup dicampur ketakutan.

"Tidak perlu kau tau sekarang kau harus ikut kami!"ucap salah satu pemuda dengan wajah dingin pucat pasih dan yang paling banyak memiliki aura negtif dari pada yang lain, setelah mengatakan itu semua pemuda itu tersenyum bukan² melainkan smirk mereka.

'Astaga mereka seperti om pedo😧.'batin Hila.