webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urban
Not enough ratings
393 Chs

Xora, open the door!

Alexa memilih untuk tidak keluar dari kamarnya seharian ini, tadi pagi saat dia bangun Drystan sudah tidak ada disampingnya. Ia juga tidak berniat menghubungi pria itu dan menanyakan keberadaannya. Jarvis saat ini sedang berada di laboraturium untuk mengawasi Eveelyn yang sedang mengekstrak racun, Alexa belum memberitahukan kejadian semalam pada pria itu. Ia yakin jika Jarvis tidak akan melangkah kemana pun jika Alexa mengakatakannya, jadi untuk sementara Alexa memilih untuk merahasiakannya.

Saat ini Alexa sedang tertidur diperpustakaan yang ada dilantai tiga yang terhubung dengan kamarnya.

Kelopak Alexa bergerak, bulu mata lentiknya bergetar, keningnya sedikit mengernyit dengan keringat yang membasahi dahi. Perlahan ia membuka mata menyesuaikan cahaya yang masuk, kembali memejamkan mata saat ingatan berputar di kepalanya.

"Xora," Suara seorang pria memanggilnya. Dia membuka matanya dan melihat si pemilik suara.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com