1 CHAPTER 1

Seorang Remaja muda tampak tengah menghidupkan layar laptopnya sembari merapikan pakaian kemejanya, setelah dia merasa penampilannya saat ini telah rapi barulah dia menyalakan rekaman video dibrowser YouTube dan memulai dengan penuh antusias.

"Hai guys, welcome to Andri channel!!!" Teriaknya penuh semangat.

"Hari ini gue mau ngajak loe semua buat main game yang cukup unik, game ini baru gue dapat waktu gue traveling ke sebuah desa dua hari yang lalu" dia menghela napas sejenak, lalu kembali memperlihatkan senyuman ramahnya.

"Mendingan langsung aja kita mulai ya guys", Andri langsung mengambil secarik kertas yang sepertinya berisi beberapa bait lirik lagu, lalu dia menyanyikan lagu ini dengan penuh antusias.

 

Dialah si Peter Hotman

Anak laki-laki yang malang

Wajahnya sangat menakutkan

Tiada yang ingin berteman

Dia selalu membunuh dengan kejam

Kini si Peter sendirian

Berpetualang mencari orang tuanya

Jika kau menemukan mereka

Tolong beritahu Peter

Seusai Andri menyanyikan lagu tersebut,dia spontan tertawa geli dengan ekspresi wajah yang meremehkan.

"Sumpah guys,ini liriknya aneh banget" Tawanya semakin menjadi,lalu seusai dia puas menertawakan lagu tersebut dia kembali melanjutkan bait selanjutnya.

"Peter...Peter...Peter.."Teriaknya sembari melihat se-kelilingnya.

"Kami menemukan ayah dan ibumu,kemarilah...biar kuberitahu!!!" Pekiknya dengan nada yang masih meremehkan,cukup lama dia terdiam sembari menatap kesegala sudut ruangan kamar sampai akhirnya dia mulai bosan dan menghela napas.

"Oke guys,mungkin game ini cuman hoax dan hanya hiburan semata,yaudah deh jangan lupa like ini video tentang game abstrak dan gue pikir bisa nih loe ajak kawan-kawan loe buat main nih game" ujarnya, "nice to meet you guys.." Videonya langsung dishare oleh Andri ke YouTube channel miliknya ,tak menunggu waktu lama video tersebut telah mendapatkan respons positif dari banyak orang dan hal itu membuat dirinya merasa bahagia dan tak sia-sia memainkan permainan aneh itu.

Namun kegirangannya mendadak terhenti,tatkala saat sebuah ketukan keras dipintu depan rumahnya sangat terdengar jelas sampai kedalam kamar.

dia langsung panik dan berjalan menghampiri pintu depan rumahnya dan bersiap-siap memarahi tamu yang tak punya sopan santun mendatangi rumahnya malam-malam begini.

"Woy!!!siapa itu???" Teriak andri kesal sembari mendekati pintu tersebut.

"Peter" lirih pelan suara anak kecil dari balik pintu membuat langkah kaki Andri terhenti dan seketika rasa takut mulai menghantui dirinya.

"Biarkan aku masuk Andri, beritahu aku di mana papi dan mami?" Tanya Peter pelan,tetapi Andri cukup takut untuk membukanya.

dia hanya bisa bersembunyi dibalik sofa yang menghadap langsung kearah pintu dengan tangan yang bergetar hebat ditambah lagi ketukan pintu itu semakin keras dan memberingas.

"Beritahu aku Andri!!!" Teriak Peter yang sangat kesal, dia juga tak segan-segan menusukkan pisaunya sampai menembus pintu dan menendang pintu rumah Andri sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras, bukan hanya itu saja peter juga menampakkan wajahnya kearah jendela rumah Andri yang bersebelahan Dengan pintu rumah Andri dan menatap pemuda itu dengan penuh kesal .

Suara Ketukan pintu itu tak henti-hentinya menguasai seisi rumah yang kini mulai senyap,hingga tak beberapa lama suara ketukan itu mulai menghilang secara perlahan-lahan bersamaan dengan datangnya suara klakson mobil yang terparkir tepat didepan rumah Andri.

Andri hanya berdiri kaku saja menatap pintu rumahnya, sepertinya dia sangat syok akan kejadian barusan sampai akhirnya ketukan pintu yang cukup pelan dengan sambutan hangat dari ibunya mulai membuat Andri merasa aman.

"Andri buka pintunya, ini ibu" Tanpa berpikir panjang, Andri langsung membukakan pintu itu dan betapa terkejutnya dia mendapati ibunya tengah bersama anak laki-laki yang sedari tadi menghantuinya.

dia langsung berjalan mundur dengan bibir yang masih tertutup rapat dan menatap tak percaya kearah Peter yang tersenyum licik.

"Andri,kata Peter kamu tahu di mana orang tuanya? beritahu dia Andri" Lirih ibunya dengan suara lembut, "kasihan dia!" Sambung ibunya dan langsung menarik tangan mungil Peter kedalam rumahnya.

Setelah Peter berhasil menapakkan kakinya beberapa langkah kedalam rumah, dia langsung melepaskan genggaman ibunya Andri dan mendekati pemuda itu.

"Beritahu aku Andri,di mana papi dan mami?" Andri hanya menggelengkan kepalanya saja dan wajahnya berubah pucat fasih.

"Tolong jangan sakiti gue, sumpah gue gak tahu di mana orang tua loe" peter yang mendengarkan pengakuan Andri hanya tersenyum kesal saja,lalu mengayunkan pisaunya tepat dilutut ibunya Andri Sampai wanita itu terjatuh dilantai dan menjerit kesakitan,kemudian Peter menempelkan pisau itu dipipi ibunya Andri lalu menyanyikan sebuah bait lagu yang sepertinya lagu tersebut membutuhkan sebuah jawaban.

"Kini sipeter sendirian, berpetualang mencari Andri .." dia menyanyikan lagu itu dengan pelan sembari tetap mengayunkan pisau itu disekujur wajah ibunya Andri, "jika kau menemukan Andri,tolong beritahu Peter?" Tanyanya,tentu saja ibunya Andri cukup kebingungan dan itu membuat Peter kesal.

dia langsung menggoreskan pisau itu dipipi kanan ibunya Andri lalu kembali mengulang lagu tersebut.

"Andri di sini...itu Andri"tunjuk wanita itu tepat kearah anaknya, lalu Peter tertawa kecil lalu menggorok leher ibunya Andri dan menusuk-nusuk kedua mata wanita itu.

Setelah cukup puas,dia langsung mendekati Andri yang terduduk lemas dilantai menatap bangkai ibunya yang tidak lagi bernyawa.

"Kau berkata telah menemukan mereka,di mana papi dan mami ku?" Tanya Peter, Andri hanya menggelengkan kepalanya saja dan memohon ampun tetapi Peter enggan memaafkannya dan langsung menusukkan pisaunya keatas kepala Andri lalu mengigit hidung pemuda itu sampai putus,bukan hanya itu saja,Peter juga mengoyak mulut Andri sampai robek dan mencekik pemuda itu sampai benar-benar tak bernyawa.

Lalu Peter kembali berjalan meninggalkan rumah itu sembari menyanyikan lagunya dengan nada lirih dan sendu.

******

Di malam yang sama usai kejadian menyeramkan tersebut, tampak dua orang anak remaja berusia 17 tahun tengah asyik menikmati unggahan channel YouTube milik andri, sembari mengunyah Snack ringan ditengah malam.

"Alah gue kira beneran,norak banget ini channel " Ketus Dani

"tetapi setidaknya channel-nya populer gak kayak loe cuman jadi penikmat" Balas kesal Bima yang merupakan salah satu fansnya Andri.

"Serah loe, lagian udah tahu gamenya bohongan ngapain juga dimainkan " Ujar Dani sembari mengarahkan laptop kearahnya .

"Gak boleh takabur loe, siapa tau aja itu nyata" Bima menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.

"Diam deh loe, ini kita buktikan kalau sipeter game itu palsu" dia langsung mengetik nama Peter hotman di browsing pencarian dan betapa kagetnya dia saat menemukan kalau Peter hotman dan keluarganya benar-benar ada.

"Sialan,Bim ternyata tuh anak memang ada" Dani meneriaki sahabatnya itu tetapi matanya masih fokus membaca isi artikel yang membahas Sejarah tentang keluarga

Hotman.

"Emang apaan isinya? terus gimana?"Tanya Bima tetapi masih dalam posisi berbaring sembari memejamkan mata.

"Eh tunggu dulu! masa di sini diceritakan kalau si Peter tuh masih hidup dan selamat dari pembantaian masal, berarti gamenya bohongan tuh"

"mengapa pula bohongan?" Bima langsung bangkit dari tidurnya sembari memukul kepala Dani.

"Iya.. seharusnya sipeter udah jadi kakek-kakek,bukan anak laki-laki yang kejam tetapi kakek-kakek yang menunggu ajalnya" Ujarnya sembari tertawa penuh kemenangan,Bima hanya menatap heran dengan kawan sekamarnya itu.

"Gila loe ngejek-ngejek, nanti didatangi baru tahu rasa" dia kembali membaringkan tubuhnya di kasur.

"Yaudah gini aja deh, mendingan besok kita mainkan bareng yang lain buat buktikan tuh game nyata atau bohongan seperti yang dibilang si vlog kegemaran loe itu"

"Terserah loe,gue mau tidur" teriak keras Bima yang tak memperdulikan gerutuhan kesal Dani.

Dani yang begitu kesal karena ditinggal tidur oleh sobatnya ditambah lagi rasa penasarannya pada game Peter tersebut membuatnya nekat untuk memainkan game tersebut.

dia langsung berjalan didepan pintu kamar kosnya yang langsung berhadapan dengan taman, lalu dia menyanyikan lagu tersebut dengan suara yang cukup pelan agar tidak membangunkan Bima.

Dialah si Peter Hotman

Anak laki-laki yang malang

Wajahnya sangat menakutkan

Tiada yang ingin berteman

Dia selalu membunuh dengan kejam

Kini si Peter sendirian

Berpetualang mencari orang tuanya

Jika kau menemukan mereka

Tolong beritahu Peter

Seusai dia menyanyikan lagu tersebut,dia sejenak menghela napas panjang lalu kembali melanjutkan bait selanjutnya.

"Peter..peter..woy Peter tua Bangka.." Teriaknya, "gue udah nemui orang tua loe,kemari loe cepat biar gue kasih tau"

Seketika angin berhembus dari celah-celah ventilasi jendela kamarnya,dan tak berapa lama dari jendela dia melihat sesosok anak kecil yang memegang pisau berjalan mendatangi kamar kosnya dan berdiri tepat dibalik pintu yang terkunci.

Anak kecil bernama Peter itu menggedor keras pintu kamarnya sampai membuat Bima terbangun dari tidur begitu juga dengan penghuni kamar kost lain.

"Dani,ini peter...buka pintunya?" Ujar pelan Peter,hal itu sontak membuat Dani kaget dan mundur perlahan-lahan menjauhi pintu demikian juga Bima yang masih setengah sadar terlihat ikut kaget.

"Gila loe dan,apa yang barusan loe lakuin? itu siapa?" Tanya Bima dengan berjuta pertanyaan.

"Gue habis mainin itu game,itu Peter bim dan gue gak mau mati" kedua pasang mata Dani masih tertuju pada sosok Peter yang menatapnya dari jendela.

"Gue juga gak mau mati,sialan" Ketus bima.

"Dani!!! beritahu aku !!!!!!!"Teriak keras Peter sembari menusukkan pisaunya ke pintu,tetapi suara gedoran dan tusukan pisau itu terhenti tatkala saat beberapa anak kost lainnya secara beramai-ramai menghampiri Peter.

"Adek ngapain di sini?ada urusan apa sama orang sidani?" Tanya Lukman,salah satu dari penghuni kost yang lain.

"jika kau menemukan Dani,tolong beritahu Peter?" Lantunan peter yang membuat Lukman tertawa geli,dia langsung berbalik badan menatap kearah teman-temannya seakan memberikan isyarat kalau anak ini kurang kerjaan.

Namun nahasnya dengan cepat Peter langsung menusuk pisau itu kepunggung Lukman lalu dia menggigit leher lelaki itu,tentu saja semua orang jadi panik dan berhamburan berlari kedalam kamar masing-masing, namun teror malam ini tidak berhenti sampai di situ saja, Peter dengan pisau kecilnya berjalan menghampiri pintu kamar mereka satu persatu sambil menyanyikan lagu yang sama tentang keberadaan dani hingga akhirnya hampir semua anak kost terbunuh olehnya karena putus asa dan akhirnya memilih membuka pintunya dan mempersilahkan Peter masuk untuk mencabut nyawa mereka sedangkan sebagian lagi menjadi trauma dan gila,sedangkan Dani dan Bima memilih bersembunyi di dalam almari hingga menjelang pagi, saat para polisi datang barulah mereka bersiap pindah dari kostan tersebut setelah diinterogasi oleh para polisi.

Awalnya mereka pikir semua ini telah berakhir,Namun tanpa mereka sadari kalau mereka kini telah menjadi incaran Peter yang menatap mereka dari seberang jalan sembari tertawa licik.

"Hahahaha...Kemari Dani beritahu aku, atau aku yang akan menemuimu!!" Lirihnya pelan dari kejauhan.

****

Setelah peristiwa mengerikan itu, keduanya memilih untuk hidup berpisah dan melupakan pertemanan mereka yang mana bima memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya dikota kelahirannya saja sekaligus menyibukkan diri untuk kerja tambahan sedangkan Dani lebih memilih mengurung diri dikamar tercinta, dia terlalu takut untuk membuka pintu kamar nya atau hanya sekadar berkumpul dengan keluarganya meskipun sudah berulangkali ibunya membujuk dani. Kini Bima berusaha untuk melupakan masa itu,dia ingin terus melanjutkan hidupnya walaupun terkadang desisan pelan dari Peter yang menyanyikan lagu itu terus terlintas dikedua telinganya, sama halnya seperti malam ini tatkala saat dia mendapatkan shif malam sebagai kasir disalah satu Indomaret yang cukup dekat dengan rumahnya, tepatnya pada saat itu jam telah menunjukkan pukul 01.00 pagi dan kendaraan enggan lagi berlalu lalang di jalan ditambah lagi malam itu hanya dia sendiri yang bertugas mendapatkan shif malam semakin menambah ketegangan.

Bima yang memang sedikit takut memilih untuk memutar video YouTube humor dari handphonenya sebab dia terlalu takut melihat sekeliling Alfamart.

"jika kau menemukan Dani,tolong beritahu Peter?"

Bruk...Bima spontan membanting handphonenya saat melihat sosok Peter tengah berdiri dihadapannya sembari menggenggam sebilah pisau tajam, Peter tak berhenti bersenandung menyanyikan lagu tersebut dengan senyuman licik yang memperlihatkan aura kejam .

"Pergi!!!aku tidak tahu apa-apa" Teriak Bima ketakutan,dia berjalan pelan menjauhi Peter yang masih tetap pada posisinya

"di mana Dani? beritahu aku Bima…."teriak peter ,suaranya sangat keras hingga memenuhi seisi ruangan bahkan kedua telinga Bima langsung meneteskan darah karena tidak sanggup mendengarkan frekuensi suara Peter yang di atas normal manusia biasa.

"Berhenti!!!kau ini apa sih?aku benar-benar gak tahu di mana Dani" Bima sangat kesal dan rasanya dia ingin sekali mengumpat ditengah rasa takutnya .

"Aku ini apa,Bima?hahaha.." dia tertawa geli seakan pertanyaan tersebut seperti sebuah candaan baginya,dia memainkan pisau yang dipegangnya lalu berjalan perlahan mendekati Bima yang telah terjebak disudut dinding.

"Aku ini apa ,Bima????apaaa?????" Tanyanya lagi dengan keras,tubuh Bima bergetar hebat dan keringat semakin bercucuran disekujur wajahnya.

"Tolong jangan bunuh aku,aku sama sekali tidak tau apa-apa atas perbuatan Dani"

"di mana Dani?" dia menancapkan pisau itu tepat diposisi hati Bima,lalu menarik kembali pisaunya.

"Ru..mahnya" jawab Bima yang langsung tergeletak dilantai seraya menekan keras bagian tubuh yang luka itu yang mulai mengucurkan banyak darah.

"mengapa kau berbohong?Peter benci pembohong besar.." Ketus Peter lalu kembalikan menancapkan pisau itu ke paha kanan bima dan menariknya kembali.

"BI..arkan aku hidup…" Bima memohon ampun kepada Peter, tetapi Peter terlalu kejam untuk menerima ampunan dari orang lain,dia langsung merobek perut Bika dengan pisaunya dan mengeluarkan seluruh isi dari perut Bima sembari tertawa bahagia layaknya anak kecil yang tengah bermain masak-masakan.

Dialah si Peter Hotman

Anak laki-laki yang malang

Wajahnya sangat menakutkan

Tiada yang ingin berteman

Dia selalu membunuh dengan kejam

 

avataravatar
Next chapter