1 Prologue

Sihir.

Apa itu sihir?

Tidak ada yang bisa mendefiniskannya secara jelas.

Jika memang harus dijelaskan, secara garis besar sihir itu bisa dikatakan sebagai sejenis penggunaan sarana (seperti mantra) untuk mendapatkan kekuatan supernatural.

Di dunia ini, sihir ada beberapa tingkatan. Dari tingkatan terendah yaitu Tier F, sampai dengan tingkat teratas yaitu Tier SS. Sihir Tier F bisa dilakukan oleh siapa saja di dunia ini yang memiliki energi mana dalam diri mereka. Sihir Tier F umumnya dipakai untuk kehidupan sehari-hari, seperti membawa dan mencuci piring dalam jumlah yang banyak sekaligus, membuat api untuk penerangan, dan sebagainya. Sedangkan sihir Tier SS hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah sangat terlatih dan memiliki penyimpanan energi mana yang masif. Saat ini, hanya beberapa orang saja yang telah berhasil mencapai atau menguasai sihir Tier SS ini; yaitu Guild Master dari The Guild of Adventurers, dan beberapa petualang tingkat S. Sihir Tier SS ini hanya digunakan untuk kepentingan bertarung. Jumlah mana yang diperlukan untuk menggunakan sihir Tier SS pun terbilang cukup banyak. Hingga tidak heran jika orang-orang yang dapat menggunakan sihir ini menyimpannya sebagai "Kartu AS" mereka dalam pertarungan.

Lalu, bagaimana kita bisa menggunakan sihir?

Sederhana. Cukup dengan memusatkan energi mana ke dalam pikiran, bayangkan sihir yang akan digunakan, lalu ucapkan mantranya.

Mana? Apa itu mana?

Di dunia ini, mana ada dimana-mana. Mana ada di mahluk hidup, tumbuhan, udara, air, dan masih banyak lagi. Mahluk hidup yang dapat menggunakan mana menyimpan energi tersebut di sebuah sistem penyimpanan di dalam tubuh yang disebut dengan "Mana Container". Jika penyimpanan tersebut kosong, maka tubuh kita akan mengisi ulang energi mana secara perlahan dengan menyerap mana yang terkandung di udara, atau air.

Mana adalah sebuah tipe energi. Mana bisa diberikan bentuk dan wujud, tetapi di dalam keadaan yang mentah, tubuh harus menyaringnya secara alami agar bisa digunakan. Tergantung pada lokasinya, mana dapat berada dalam berbagai keadaan. Seperti dimana air itu lebih tebal dari pada udara, maka mana mengalir secara berbeda diantara mereka.

Di dunia ini dimana sihir digunakan dalam kehidupan sehari-hari, apakah yang akan terjadi jika sihir tersebut perlahan-lahan menghilang? Apakah sihir itu mempunyai batasan? Mungkinkah seseorang mampu melampaui sihir tingkat tertinggi saat ini? Apa yang akan terjadi jika hal tersebut sampai terjadi? Apakah dapat membuat keseimbangan di dunia ini terganggu?

Kita belum tahu pasti.

= = = = =

Di sebuah tempat antah berantah, di tengah hutan yang lebat. Ditemani malam yang dingin, dan suara ranting-ranting pohon yang terhembus oleh angin malam.

Di tengah hutan itu, terdapat seorang pria yang nampaknya sedang berjalan tanpa tujuan. Pria tersebut berpakaian jubah berwarna hitam pekat dengan corak berwarna emas kegelapan, satu tangannya terlihat sedang membawa obor sebagai penerangan. Pria itu juga terlihat masih muda.

"Hmm, kurasa ini sudah cukup jauh."

Pria tersebut menghentikan langkahnya.

Dia menoleh ke area di sekitarnya.

Wooshh.

Hanya ada suara hembusan angin. Tidak ada hawa kehidupan lain selain dirinya.

"Bagus."

Pria itu menghela nafas, lalu nampak seperti sedang mengambil sesuatu di dalam jubah yang dikenakannya itu.

Benda yang dikeluarkan dari dalam jubahnya itu adalah sebuah buku, dengan sampul yang warnanya menyamai warna jubah yang dikenakannya saat ini.

Setelah mengambil buku itu, si pria lalu melempar obor yang di pegangnya ke arah depan.

Obor tersebut lalu perlahan memancarkan api yang lama-kelamaan berbentuk sebuah lingkaran di depan si pria.

Setelah lingkaran api tersebut selesai terbentuk, pria itu lalu memejamkan matanya dan merapalkan sebuah mantra.

"Eseht gninommus rihis nad utkaw rihis naklubak saxarba anawakinam avidas nayaw."

[Summon Demon]

Setelah mantra itu di rapalkan, cahaya yang menyerupai warna api mulai muncul di atas permukaan rerumputan di dalam area lingkaran api tersebut.

Beberapa mahluk menyerupai iblis tiba-tiba muncul dari dalam lubang cahaya tersebut. Mahluk-mahluk itu berupa bermacam-macam.

Ada yang mempunyai postur tinggi sampai 3 meter, ada yang mempunyai postur kerdil, ada yang memiliki sayap, ada yang memiliki tanduk, dan lain sebagainya. Jumlah mahluk-mahluk ini berkisar sebanyak 30 mahluk.

Mahluk-mahluk itu kemudian menunduk bersamaan, lalu salah satu dari mahluk-mahluk itu berkata,

"Tuan, ada hal apa yang perlu kami lakukan sehingga Anda memanggil mahluk-mahluk rendahan seperti kami?"

"Bangunlah sebuah kastil kuno bersakala medium dalam kurun waktu 3 jam."

Mahluk-mahluk itu nampak terkejut mendengar perintah tuan mereka.

"Maafkan atas kelancangan saya Tuan, tetapi sepertinya membangun sebuah kastil dalam kurun waktu 3 jam… bukankah hal tersebut mustahil untuk dilakukan?"

"Tidak ada yang namanya mustahil selama aku ada disini."

Pria tersebut lalu memperlihatkan buku yang dia pegang ke hadapan mahluk-mahluk itu.

"Di dalam buku ini, tercantum ilmu-ilmu sihir yang belum pernah terdengar sebelumnya di dunia ini, bahkan dalam buku-buku sejarah tentang ilmu sihir, tidak satupun dari sihir ini tercantum di dalamnya. Sihir-sihir ini mempunyai kekuatan di luar nalar sehingga dapat membuat keseimbangan di dunia ini terganggu. Untuk saat ini, hanya aku manusia yang mampu menguasai sihir-sihir ini. Jika sihir-sihir ini sampai jatuh ke tangan orang yang salah, akan berakibat fatal bagi keseimbangan di dunia ini."

"Sihir yang hanya dikuasai oleh Tuan…"

Mahluk-mahluk itu nampaknya sedang berpikir.

"Baiklah, jika apa yang Tuan katakan itu benar, tidak, kami yakin apa yang Tuan katakan itu pasti benar."

"Bagus. Sekarang untuk menjawab pertanyaanmu tadi.".

Pria itu lalu memejamkan matanya dan mulai merapal sebuah mantra.

"Narakgnil kutnebreb reirrab haubes halkutneb."

[Create Barrier]

Setelah mantra itu selesai dirapalkan. Sebuah pembatas berbentuk lingkaran mulai terbentuk, dengan diameter 3 kilometer dimana si pria dan mahluk-mahluk itu berada adalah titik tengahnya.

Tidak berhenti sampai disana, pria itu lalu lanjut merapalkan sebuah mantra lagi.

"Ayahac natapecek ihibelem narakgnil malad id kulham aumes natapecek nakhabmat."

[Faster Than Light]

Setelah mantra tersebut dirapalkan, semua pergerakan di luar pembatas itu mulai bergerak melambat sampai terlihat tidak bergerak sedikit pun.

"!?"

Mahluk-mahluk itu terkejut melihat hal tersebut. Mereka belum pernah melihat sihir yang dapat menghentikan waktu seperti itu.

"Dugaanmu salah."

"Maaf?"

Mahluk itu nampaknya bingung atas pernyataan tuannya.

"Bukan waktu yang berhenti, tetapi pergerakan kita yang menjadi lebih cepat."

Mahluk-mahluk itu menjadi lebih bingung dan menatap rekan-rekan mereka satu sama lain dengan ekspresi kebingungan.

"Akan rumit jika dijelaskan sekarang. Kau."

Pria itu menunjuk salah satu mahluk panggilannya. Mahluk yang ditunjuk menoleh kearah yang lain, tetapi semua mata mahluk-mahluk itu sudah terlanjur tertuju kepadanya, lalu mahluk itu menunjuk dirinya sendiri.

"Saya?"

"Iya, berdiri dan mulai lah berjalan melingkar di luar kumpulanmu."

"Bolehkah saya tahu mengapa?"

"Sudah lakukan saja."

Mahluk itu lalu berdiri dan melakukan apa yang diperintahkan tuannya. Mahluk-mahluk lainnya hanya bisa terdiam kebingungan dengan apa yang sedang direncanakan tuan mereka.

"Kau."

Pria itu lalu menunjuk salah satu mahluk lagi.

Mahluk yang ditunjuk langsung menyadari bahwa yang ditunjuk adalah dirinya dan langsung bertanya kepada tuannya.

"Apa yang bisa saya lakukan, Tuan?"

"Keluar dari pembatas ini untuk sementara. Berjalan mundur dengan menghadap ke aku dan teman-temanmu yang lain."

"Baik, Tuan."

Mahluk itu, tanpa banyak basa-basi, melakukan apa yang diperintahkan tuannya, yaitu berjalan keluar dari pembatas ini.

Setelah mahluk itu berada di luar pembatas, pria itu langsung memberikan perintah lagi kepada mahluk-mahluk yang lainnya.

"Kalian semua, perhatikanlah baik-baik rekan kalian yang berada di luar pembatas ini."

Mahluk-mahluk itu lalu memperhatikan rekan mereka yang saat ini sedang berada di luar pembatas yang dibuat oleh tuan mereka.

Beberapa jam telah berlalu, tetapi hal yang mereka lihat tetap sama saja, yaitu rekan mereka yang terdiam seperti patung di luar pembatas ini.

"Tuan, bisakah kami tahu apa maksud dari semua ini?"

"Sudahkah kalian memperhatikan dengan baik?"

"Sudah, Tuan. Dari apa yang kami perhatikan sejak beberapa jam yang lalu, yang kami lihat tetap sama, yaitu rekan kami yang sedang berada di luar pembatas ini hanya terdiam seperti patung, tanpa adanya pergerakan apa-apa."

"Itu artinya kalian belum memperhatikan dengan sangat teliti."

"Maaf?"

"Coba perhatikan lagi dengan sangat sangat sangat teliti."

Mahluk-mahluk itu dengan ekspresi yang masih terlihat kebingungan kembali memperhatikan rekan mereka yang berada di luar pembatas. Seperti yang diperintahkan tuan mereka, mereka memperhatikan rekan mereka dengan sangat sangat sangat teliti.

Setelah memperhatikan rekan mereka, salah satu dari mahluk berhasil menemukan sebuah kejanggalan dari rekan mereka, tidak, dari semua benda yang berada di luar pembatas ini.

"!! T-Tuan, mungkinkah ini!?"

"Benar sekali."

Pria tersebut lalu menoleh ke arah mahluk yang sedang berada di luar pembatas.

"Jelaskan apa yang kau tangkap dari observasimu terhadap pergerakan temanmu itu."

"Baik, Tuan."

Mahluk-mahluk lainnya memalingkan perhatian mereka dari rekan mereka yang berada di luar pembatas ke rekan mereka yang saat ini akan menjelaskan apa yang dia dapat dari observasinya itu.

"Dari apa yang saya tangkap dari observasi ini, saya dapat melihat bahwa rekan saya yang berada di luar pembatas tidak diam saja seperti patung, melainkan pergerakannya menjadi sangat amat lambat sehingga terlihat seakan-akan terdiam. Sejak rekan saya menginjakkan kakinya di luar pembatas, pergerakan kakinya telah berubah sekitar 5 milimeter dari sebelumnya. Begitu juga dengan benda-benda di sekitarnya, ranting-ranting pohon, burung-burung yang berterbangan, semuanya bergerak sangat lambat sehingga membuat kita merasa bahwa semua yang berada di luar pembatas ini tidak bergerak sama sekali."

"Benar sekali. Lebih tepatnya, temanmu itu tidak bergerak melambat, hanya saja kita yang bergerak lebih cepat. Sangat cepat sehingga membuat pandangan kita terhadap benda-benda yang berada di luar pembatas terlihat bergerak sangat amat lambat."

"!!!"

Mahluk-mahluk itu terkejut setelah mendengar penjelasan dari tuannya. Pria itu lalu berjalan ke arah mahluk yang berada di luar pembatas.

= = = = =

Pergi ke luar pembatas.

Itulah perintah yang diberikan oleh tuanku.

Aku hanyalah sebuah mahluk rendahan yang hanya bisa menurut kepada tuan yang telah memanggilku dari alam iblis.

Kami para iblis panggilan adalah jenis ras khusus dari ras iblis, hanya bisa muncul saat dipanggil melalui sihir pemanggilan.

Sihir pemanggilan iblis tidak sembarang orang yang bisa melakukannya. Hanya mereka yang mempunyai kapasitas Mana Container yang cukup besar yang dapat melakukannya, karena sihir ini menggunakan mana yang cukup banyak. Jika diklasifikasikan ke dalam tingkatan sihir yang telah dikelompokkan oleh ras manusia, sihir ini bisa dikatakan masuk ke dalam sihir Tier S.

Tidak seperti iblis lainnya, kami tidak mempunyai niat apa pun selain menjadi pelayan yang baik bagi tuan kami. Menguasai dunia, membasmi ras lain, mencari kekuatan yang lebih, tidak ada satupun niat-niat tersebut terlintas di pikiran kami. Kami tidak peduli siapa yang memanggil kami, kami para iblis panggilan diciptakan hanya untuk melayani tuan yang telah memanggil kami.

Dan saat ini, tuan yang telah memanggilku beberapa kali memerintahkanku untuk pergi ke luar pembatas lingkaran ini.

Sebenarnya, aku juga ingin tahu kenapa tiba-tiba aku diperintahkan untuk pergi ke luar.

Tapi, apa gunanya bertanya?

Itu hanya akan menunjukkan bahwa aku meragukan perintah tuanku, dan itu dapat dikatakan sebagai tidak menghormati tuanku.

Aku abaikan semua pertanyaan yang ingin aku utarakan ke tuanku, dan mulai berjalan mundur ke luar pembatas.

Srek. Srek. Srek.

Aku berjalan mundur dengan tatapan ke tuanku dan rekan-rekanku.

Salah satu rekanku yang diperintahkan untuk berjalan mengelilingi mereka juga ikut menatapku.

Awalnya, aku juga ikut bingung. Kenapa dia diperintahkan untuk berjalan mengelilingi kita.

Tapi, aku mengabaikan pikiranku itu. Tuanku pasti punya alasan kenapa dia memerintahkannya untuk berjalan seperti itu.

Aku hanya perlu menjalani perintah tuanku yang diberikan sekarang.

Berjalan mundur.

Aku rasa aku sudah berjalan cukup jauh. Untuk memastikan, aku mengintip ke arah belakangku.

Dugaanku benar. Aku sudah mendekati batas dari pembatas ini.

Aku diam sejenak, menghela nafas, dan melanjutkan perjalananku.

"…Eh?"

Tuan dan rekan-rekanku yang selama ini aku tatap, perlahan-lahan menjadi samar.

Rekanku yang sedang berjalan pun ikut menjadi samar.

Tidak.

Dia bergerak lebih cepat?

Kenapa? Perintah yang diberikan bukan berlari tapi berjalan.

Tunggu.

Pergerakan kakinya masih sama, itu adalah pergerakan kaki yang biasa terlihat jika seseorang sedang berjalan.

Kenapa dia bergerak cepat sekali? Tidak, saat ini dia bahkan tidak terlihat seperti iblis lagi.

Dia terlihat seperti garis yang melingkari tuan dan rekan-rekanku yang lainnya.

Aku merasakan pusing.

Kesadaranku mulai menghilang.

Tapi aku berusaha menahannya karena itu hanya akan merepotkan tuanku.

Seluruh badanku kesemutan.

Bzzt. Bzzt.

Hanya itu yang bisa aku dengar.

Mataku perih sekali.

Aku tahan. Setidaknya setelah aku sampai di luar pembatas.

Tinggal satu langkah lagi sampai aku menginjakkan kakiku di wilayah luar pembatas.

Di saat aku berhasil menginjakkan kakiku, seluruh kondisi yang aku rasakan di seluruh badanku menghilang seketika. Seakan-akan tidak pernah terjadi apa pun. Pandanganku masih lurus ke depan di mana tuanku berada. Aku melihat tuanku yang ikut berubah menjadi garis dan dengan sekejap berada tepat di depanku.

"Cukup. Ayo kita kembali."

Aku yang terkejut, hanya bisa mengangguk tanpa bisa mengeluarkan satu kata pun.

= = = = =

Para mahluk, tidak, para iblis yang telah dipanggil oleh pria itu telah kembali ke jumlah mereka yang semula. Iblis yang berjalan mengelilingi mereka dan iblis yang berada di luar pembatas sudah kembali berkumpul di depan pria yang memanggil mereka seperti semula.

"Jadi, sudah paham atas apa yang aku katakan tadi?"

"Sudah, Tuan. Kami ucapkan terima kasih karena telah memberikan penjelasan terhadap kami para mahluk rendahan dan sekaligus pelayan tuan."

"Hmm."

Pria itu hanya mengangguk sebagai respon dari jawaban iblis-iblis panggilannya.

"Untuk saat ini aku hanya bisa mempertahankan sihir ini selama 5 jam, bukan 5 jam yang berlangsung di dalam pembatas, tetapi di luar pembatas. 1 jam di luar pembatas itu sama dengan 7 hari di dalam pembatas. Dengan kata lain, aku hanya bisa mempertahankan sihir ini selama 35 hari jika dihitung di dalam area pembatas."

"Dengan kata lain, Tuan ingin kami membangun sebuah kastil di dalam area pembatas ini dalam kurun waktu 21 hari?"

"Benar sekali. Kenapa aku tidak menyuruh kalian untuk menyelesaikannya dalam 35 hari? Karena itu batas maksimal ku dalam mempertahankan sihir ini. Dengan kata lain, hal itu akan menguras habis manaku. Aku juga tidak punya banyak waktu. Aku ingin kastil ini selesai dibangun secepat mungkin."

"Kami mengerti, Tuan."

"Bagus. Aku akan memberikan kalian semua bahan-bahan yang kalian perlukan untuk pembangunan kastil ini."

Pria tersebut lalu mulai merapal sebuah mantra.

"Litsak haubes nugnabmem kutnu nahab halmujes uka nakireb."

[Create Material]

Dengan sekejap sejumlah bebatuan dalam jumlah besar muncul di sekitar tempat dimana pria dan iblis-iblis panggilannya berada.

"Gunakanlah bahan-bahan ini untuk pembangunan. Jika kalian masih kekurangan bahan, pakailah sihir [Double Material] untuk menggandakannya. Aku akan meditasi di luar pembatas sambil menunggu kalian."

"Kami mengerti, Tuan."

"Bagus. Mulailah bekerja."

"Baik!"

Setelah pria tersebut telah berada di luar area pembatas, dia pergi ke sebuah pohon besar, lalu duduk di bawahnya untuk mulai bermeditasi. Di pandangan pria itu, iblis-iblis tersebut bergerak dengan sangat cepat dalam membangun kastil. Pria itu melihat pembangunan kastil ini seolah-olah sama dengan menggambar sebuah kastil di dalam sebuah kertas, secepat itu iblis-iblis tersebut bekerja.

Di dalam area pembatas, iblis-iblis itu bekerja dengan sangat giat. Mereka membangun kastil tanpa kenal lelah. Bagaimana tidak? Mereka tidak sanggup, sebagai pelayan-pelayan tuan mereka, untuk mengecewakan ekspektasi tuan mereka sendiri.

- End of Prologue -

avataravatar
Next chapter