8 Sebuah Rencana Jahat

Setelah mereka menginap di rumah Tuan Park keesokkan paginya Sung Byul mengantarkan Myung Eun pulang ke apartemennya. Ketika Sung Byul mengajak Myung Eun untuk memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan, ia cepat-cepat menolak ajakan Sung Byul.

"Kak, sebelum kita kembali ke apartemenmu sebaiknya kau periksakan dulu kandunganmu itu. Bagaimana?"

"Aku tidak mau, Sung Byul."

"Tapi kenapa? Anak itu anakku, aku sangat mencemaskan kalian. Kau begitu lemah dan lesu, tidak seperti kehamilan yang sebelumnya," jelas Sung Byul.

"Aku baik-baik saja, kau tidak perlu mencemaskanku," sahut Myung Eun.

"Baiklah jika kau tidak mau pergi ke dokter kandungan, aku tidak akan memaksamu lagi," balas Sung Byul sedikit kesal karena Myung Eun keras kepala.

"Kita pulang saja sekarang ... aku ingin beristirahat sejenak." Myung Eun sebenarnya merasa tidak enak badan tapi dia sedang tidak ingin memeriksakan kehamilannya.

Sung Byul akhirnya terpaksa menuruti kemauan kakak iparnya untuk kembali ke apartemen di Distrik Donghan.

Hubungan terlarang di antara Myung Eun dan Sung Byul pun terus berlanjut tanpa sepengetahuan Tae Seok dan kedua orangtua Sung Byul. Sebulan kemudian tepatnya di Bulan Agustus 2019 wanita itu pun masuk ke dalam portal yang membawanya ke Dinasti Joseon.

Dari sana semua hubungan rahasia Myung Eun dan Sung Byul terungkap. Tae Seok berniat menceraikan istrinya segera setelah mereka semua terbebas dari penjara bawah tanah di Istana Daeyangbokgung.

Dapatkah orang-orang dari masa depan tersebut membebaskan dirinya masing-masing? Tuan Jung Bin meramalkan bahwa di antara mereka akan ada yang terkurung selamanya di lingkungan istana.

******

Tak lama sesudah Kyung Seok dan tiga orang prajurit yang menjaga penjara tersebut datang dengan dua buah tandu di tangan mereka, Tabib Lee segera memindahkan tubuh Myung Eun ke atas tandu karena kondisinya sangat tidak baik.

Kemudian Myung Eun cepat-cepat dibawa ke ruang pengobatan di Paviliun Byul Bich oleh Kyung Seok dan Tabib Lee, sedangkan Ru Na dibawa belakangan setelah Myung Eun.

Setibanya di ruang pengobatan, Tabib Lee bergegas meracik ramuan yang terbuat dari tanaman herbal untuk menghentikan pendarahan yang keluar dari perut Myung Eun.

Kyung Seok pun ikut sibuk membuat obat lainnya bersama Tabib Lee. Selesai meramu obat-obatan, Kyung Seok disuruh tuannya agar memanggil beberapa dayang istana di dekat perpustakaan istana

Mereka diminta membantu mengurusi dan mengganti pakaian Ru Na serta Myung Eun dengan pakaian bersih. Pertama-tama mereka membersihkan bekas darah yang mengering di kaki serta bagian tubuh Myung Eun lainnya lalu setelah itu salah satu dayang meminumkan obat ke mulut wanita hamil itu.

Lima belas menit kemudian Tabib Lee terlebih dahulu memeriksa keadaan Myung Eun karena khawatir terjadi pendarahan lagi atau hal lainnya.

Sang Tabib memegang denyut nadi Myung Eun lalu menghela nafas dalam-dalam.

"Luka dalam ... aku harus menyalurkan tenaga dalamku kepadanya," gumam tabib.

Di sudut ruangan Kyung Seok sedang meminumkan obat ke mulut Ru Na. Melihat tahanan-tahanan itu, Kyung Seok pun merasa iba kepada Myung Eun juga Ru Na apalagi Myung Eun sedang mengandung.

Dalam keadaan tidak sadar Myung Eun ditopang Tabib Lee dengan posisi duduk membelakangi dirinya sambil menyalurkan tenaga dalam ke tubuh Myung Eun.

Sementara Ru Na terbangun dari pingsan setelah meminum obat herbal tadi, wajahnya masih pucat tetapi keadaannya sudah membaik tidak seperti Myung Eun.

"Ah ... apa yang terjadi?" tanya Ru Na lirih kepada Kyung Seok yang duduk di samping Ru Na.

"Nona? Kau sudah bangun? Aku harus memberitahu tabib kalau kau--"

"Kau siapa? Di mana ini?" Ru Na bertanya lagi, dia takut orang itu menyerangnya.

"Tenanglah, aku asisten tabib istana. Kau aman di sini bersamaku dan juga Tabib Lee," balas Kyung Seok menenangkan Ru Na.

"Myung Eun ... bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja??" Ru Na menangis memikirkan nasib Myung Eun.

"Nona, dia sedang diobati ... mungkin sebentar lagi dia juga akan sembuh. Jangan khawatir."

"Tuan, aku merasa sangat asing dengan tempat ini. Kalian semua juga mengenakan hanbok ( pakaian tradisional orang Korea ), apakah kami berada di Dinasti Joseon?" Ru Na memperhatikan bangunan sekelilingnya lalu melihat penampilan Kyung Seok serta para dayang istana yang berlalu lalang di ruang pengobatan.

"Memangnya kau berasal dari dinasti mana? Mengapa kau dan teman-temanmu di masukkan ke dalam penjara bawah tanah?" tanya Kyung Seok bingung.

"Kami semua berasal dari Seoul, kami datang ke istana ini melalui portal di depan hotel tempat kami bekerja." Ru Na menjelaskan.

"Aku tidak mengerti ucapanmu, Nona. Sungguh aneh bertemu orang seperti kalian."

"Apa kau bisa membantu kami keluar dari sini? Aku mohon ...," pinta Ru Na penuh harap.

"Maaf sekali aku tidak bisa menolongmu, kalau kau mau menunggu cobalah bicara dengan tuanku selesai mengobati nona itu," pungkas Kyung Seok.

"Baiklah, Tuan. Terimakasih." Ru Na membungkukkan badannya di depan Kyung Seok.

Akhirnya Tabib Lee selesai menyalurkan tenaga dalamnya kepada Myung Eun, dia berharap agar Myung Eun dan bayinya baik-baik saja setelah semua ini.

Masih ada satu orang lagi yang harus diperiksa keadaannya oleh Tabib Lee yaitu Ahn Ru Na. Dia bergegas menghampiri Ru Na di tempat tidurnya namun tiba-tiba entah mengapa jantung Lee Byung Yun berdegup kencang saat melihat wajah cantik 'Sang Putri' dari masa depan.

Apakah dia telah jatuh cinta kepada Ru Na?

Tabib Lee benar-benar sudah terpesona dengan kecantikan Ru Na dan dia merasa ingin menikahi wanita itu.

Ah, bagaimana mungkin aku bisa secepat ini jatuh cinta pada wanita yang ada di hadapanku? Tabib Lee membatin.

Sementara Ru Na sedang memikirkan jalan keluar untuk teman-temannya dan juga dirinya sendiri.

Tabib tersebut kemudian mendekati Ru Na lalu mengajaknya bicara dari hati ke hati.

"Nona, apa kau baik-baik saja?" tanya tabib lembut.

Ru Na segera menoleh ke arah pria tampan itu.

"Tabib? Aku ingin keluar dari sini, aku takut," jawab Ru Na, suaranya agak bergetar karena ketakutan.

"Kau tidak perlu takut, aku akan menolongmu keluar dari sini. Sekarang katakan darimana asalmu dan mengapa kalian bisa sampai masuk ke dalam istana?" Tabib Lee sangat penasaran.

"A--aku ... aku berasal dari Seoul ... kami semua bekerja di hotel, waktu kami menunggu bis di depan hotel tiba-tiba sebuah portal terbuka lalu menarik kami ke dalamnya," jelas Ru Na.

"Apa maksudmu? Portal apa? Aku tidak mengerti ucapanmu," sahut Tabib Lee. keheranan.

"Kalau kau tidak mempercayai perkataanku, kau lihat saja sendiri apa aku berbohong atau tidak! Di halaman istana ada lubang yang besar dan kami semua keluar dari sana!" teriak Ru Na jengkel.

"Baiklah, aku akan pergi ke halaman istana untuk membuktikan kata-katamu," balasnya cepat.

Setelah berbicara dengan Ru Na maka tabib segera beranjak dari ruang pengobatan lalu pergi menuju halaman utama Istana Daeyangbokgung untuk melihat sendiri portal tersebut.

Tabib Lee berjalan menyusuri jalan yang melewati istana Pangeran Yi Kwang dan paviliun perdana menteri. Beberapa saat kemudian dia pun sampai di halaman lalu dari tempatnya berdiri dia melihat ada seseorang berpakaian serba hitam mengenakan cadar sedang berusaha menutup portal tersebut.

"Siapa orang itu? Kenapa dia menutup portalnya? Hmm ... mencurigakan sekali," gumam Tabib Lee.

Lee Byung Yeon pun mengamati gerak-gerik orang yang sedang menutup lubang waktu itu. Setelah berhasil menutup portal, dia menghampiri salah satu prajurit lalu mengajaknya berbicara.

Prajurit tersebut tampaknya sangat mengenal pria yang berdiri dihadapannya, kecurigaan Tabib Lee semakin bertambah dan akan segera menyelidiki apa yang sudah dilihatnya tadi.

Ternyata dia tidak membohongiku, portal itu benar-benar ada tapi siapa yang sudah membuka dan menutupnya kembali? Apa mereka orang yang sama? Tabib Lee membatin.

Lee Byung Yeon berpikir jika ia harus secepatnya memberitahukan kepada Raja Yi. Besok pagi ia akan menemui raja di ruang tahta sebelum Ru Na dan teman-temannya dihukum oleh raja.

Di ruang pengobatan Ru Na menunggu Tabib Lee kembali dari halaman istana, dia berharap tabib tersebut memenuhi janjinya untuk mengeluarkan mereka dari sana.

Lalu bagaimana cara mereka keluar dari Istana Daeyangbokgung jika lubang waktunya sudah ditutup? Apa Jang Mi serta yang lainnya akan terkurung selamanya di Istana?

Pagi-pagi sekali Lee Byung Yeon bangun lalu dengan tergesa-gesa mengenakan pakaian lengkap, selesai berpakaian dia mengambil beberapa obat herbal untuk dipersembahkan kepada Sang Raja.

Akankah usaha Tabib Lee menemui Raja Yi berhasil atau tidak? Di tempat lain seorang musuh kerajaan sedang menyusun rencana jahat dengan beberapa prajurit.

"Ingat kalian harus memperketat penjagaan di istana ini, jangan sampai mereka lolos! Aku ingin mereka dihukum seberat-beratnya!" perintah Perdana Menteri Sung.

"Baik, Perdana Menteri. Kami akan segera melaksanakan perintahmu!" jawab salah seorang prajurit.

"Orang-orang asing itu pantas dihukum mati, ha ... ha ... ha. Dengan demikian aku terbebas dari semua tuduhan dan kecurigaan Menteri Jung Eui Gyo."

******

avataravatar
Next chapter