1 Meminta Bantuan Sung Byul

Myung Eun dan Ru Na dimasukkan ke dalam sel yang terletak di sebelah kiri ruangan penjara sedangkan Jang Mi di sel kedua sebelah kanan, Soo Hwan di sel paling ujung sejajar dengan sel Jang Mi. Sel itu lebih gelap dan pengap dibanding lainnya.

Soo Hwan merasa dirinya tidak berguna, karena tidak dapat menolong ketiga temannya termasuk wanita yang dia cintai, Jang Mi

Soo Hwan hanya bisa meratapi nasibnya yang terperangkap di tempat asing itu, sementara Ru Na masih berharap untuk menghubungi Sung Byul sesudah prajurit-prajurit itu pergi dari hadapan mereka.

Beberapa menit kemudian salah satu prajurit yang badannya tinggi besar, menghampiri penjaga penjara bawah tanah lalu mengajaknya bicara serius.

"Prajurit Jung, ingat mereka semua adalah tawanan Perdana Menteri Sung. Jangan sampai mereka lolos dari sini, ingat itu!"

"Aku pasti akan mengawasi setiap gerak-gerik mereka, Prajurit Han. Kalau perlu aku akan memperketat penjagaan di luar dan di dalam penjara, bagaimana?"

"Aku setuju, nanti akan aku bicarakan terlebih dahulu dengan perdana menteri. Kalau mereka berbuat macam-macam segera laporkan kepadaku atau kepada Kasim Gu, mengerti?!" tegas prajurit Han.

"Baiklah, kau tenang saja," balas prajurit Jung.

Selesai mereka berbicara, prajurit Han dan beberapa prajurit lainnya bergegas meninggalkan penjara bawah tanah untuk kembali ke kediaman Perdana Menteri Sung juga ruang kerja Menteri Lee, yang letaknya bersebelahan dengan paviliun keluarga kerajaan di belakang ruang pertemuan raja.

Setelah merasa aman, Ru Na segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas untuk menelepon Sung Byul. Dia ingin mencari tahu apa yang sedang terjadi kepada mereka, sekaligus meminta bantuan Sung Byul agar mengeluarkan mereka dari Istana Daeyangbokgung.

Ru Na menekan tombol angka di ponselnya dengan cepat, untung saja telepon seluler tersebut tidak mati walaupun berbeda dimensi.

Tuutt ... tuutt ... tuutt .... klik.

Terdengar suara telepon diangkat dari seberang sehingga Ru Na merasa agak lega.

"Ru Na?? Kau baik-baik saja?" tanya Sung Byul tanpa berbasa-basi terlebih dulu.

"Sung Byul-a, aku ... aku terjebak di suatu tempat yang tidak aku ketahui, tolong aku." Ru Na memohon.

"Apa maksudmu terjebak Ru Na? Aku tidak mengerti," balas Sung Byul.

"Begini, maksudku adalah tadi sore aku, kak Jang Mi, Myung Eun dan Soo Hwan tiba-tiba tertarik ke dalam sebuah portal saat kami menunggu bis untuk pulang--"

"Aku tahu itu ... aku melihat kalian dari kejauhan sambil berteriak-teriak minta tolong." Sung Byul memotong ucapan Ru Na.

"Lantas kenapa kau tidak cepat-cepat menolong kami, Sung Byul?!"

"Maafkan aku, sungguh aku tidak berniat membiarkan kalian masuk ke dalam lubang besar itu," sesal Sung Byul.

"Kalau begitu cepat tolong kami! Aku tidak ingin menjadi tawanan di tempat ini, aku takut," ungkap Ru Na, jantungnya berdebar dengan kencang.

"Apa yang harus kulakukan untuk dapat menolong kalian?" tanya Sung Byul bingung.

"Pergilah ke tempat yang tadi, tepat di depan Hotel Moonbich. Jika portal tersebut masih terbuka kau bisa menyusul kami ke Istana Daeyangbokgung, tetapi jika sudah tertutup ... selamanya kami akan terjebak di sini," jelas Ru Na.

"Aku ragu, Ru Na. Tunggu ... kau tadi bilang kalau kau terjebak di tempat yang asing tapi kenapa menyebut-nyebut Istana Daeyangbokgung?"

"Ya sebenarnya kami terjebak di Istana, tapi sepertinya kami tidak berada di masa sekarang. Aku bingung ...." Ru Na mulai menangis.

"Tenanglah, aku pasti akan membantumu keluar dari sana. Kalau begitu aku pergi ke istana saja," balas Sung Byul cepat.

"Jangan, kau jangan ke istana. Pergilah ke halte bis di depan Moonbich, karena jika kau masuk ke sini kau pasti tidak akan menemukan kami," jelas Ru Na.

"Baiklah, aku akan ke Moonbich sekarang juga," sahut Sung Byul.

"Cepatlah, aku sudah tidak betah berada di tempat ini," keluh Ru Na.

"Tunggu aku, Ru Na."

Penjara bawah tanah yang pengap dan pencahayaan minim membuat siapa saja yang ditahan di dalamnya akan merasa ketakutan, tidak nyaman, apalagi para wanita itu.

Seorang chef, staf humas dan sekretaris cantik tinggal di penjara apakah pantas bagi mereka? Sungguh kejam mereka yang telah menjebloskan ke dalam penjara.

******

Akhirnya Ru Na dapat meminta bantuan kepada Sung Byul, untuk membebaskan dia dan teman-temannya dari kekejaman orang-orang di istana itu.

Lantas apakah usaha Sung Byul akan berhasil? Dalam menjalankan misinya menyelamatkan mereka, Sung Byul tidak bekerja sendiri, dia dibantu oleh kakaknya yang mengetahui seluk-beluk istana juga seorang ahli mantra kuno agar mereka bertiga tidak salah masuk dimensi.

Portal yang mirip mesin waktu tersebut bisa saja membawa Sung Byul ke abad 22 atau mungkin ke tempat lain. Tidak ada yang tahu dengan nasib Sung Byul dan lainnya nanti, tapi dia akan melakukan apapun demi Ru Na.

******

Tanpa membuang-buang waktu lagi, Sung Byul segera mengajak kakaknya pergi ke rumah Tuan Park Jung Bin seorang ahli mantra kuno sekaligus teman ayah Sung Byul

Kakak laki-laki Sung Byul, Han Tae Seok merasa ada hal yang aneh dengan portal yang tiba-tiba terbuka di depan Hotel Moonbich.

Tae Seok adalah seorang tour guide berpengalaman, ia berharap setelah dapat masuk ke Istana Daeyangbokgung, dirinya mampu menjadi tour guide yang baik untuk Sung Byul dan Tuan Park agar mereka bisa segera menemukan Ru Na juga teman-temannya.

Tae Seok sangat menyayangi Ru Na, sepupu dari ibunya begitu pula Sung Byul. Ru Na dan Sung Byul kebetulan bekerja di tempat yang sama tapi berbeda divisi.

"Sung Byul cepatlah," ujar Tae Seok pada adiknya.

"Aku tidak bisa, Kak. Kau lihat sendiri kalau jalanan menuju rumah Tuan Park sangat padat," balas Sung Byul sambil terus melihat ke arah jalanan kota yang ramai juga macet.

"Tapi aku khawatir jika portal itu sampai tertutup sebelum kita tiba di sana, aku tidak tahu bagaimana nasib Ru Na kelak." Tae Seok merasa tidak tenang memikirkan sepupunya.

"Kau harus tenang, Kak. Aku yakin Ru Na dan ketiga temannya pasti secepatnya dapat keluar dari sana." Sung Byul menenangkan Tae Seok.

"Aku minta agar kau merahasiakan hal ini kepada paman Kyung Cheol juga bibi, terutama pada Jeon Oh." Tae Seok memohon.

"Percayakan saja semua kepadaku, aku akan merahasiakannya dari siapapun," balas Sung Byul.

Kurang lebih empat puluh menit kemudian, kedua sepupu Ru Na akhirnya tiba di rumah Tuan Jung Bin. Sung Byul dan Tae Seok bergegas turun dari mobil lalu menelepon Tuan Jung Bin.

"Tuan ini aku ... Sung Byul. Kau sudah siap berangkat ke Hotel Moonbich?"

"Aku sudah siap, Sung Byul. Kau dimana, anak muda?"

"Aku di depan rumahmu, Tuan."

"Baiklah, aku akan segera menemuimu."

Klik ... Sung Byul menutup teleponnya dengan Tuan Jung Bin.

******

Ahli mantra tersebut memiliki paras yang ramah dan bersahaja, dibalik parasnya tersebut dia mempunyai kesaktian luar biasa dari para leluhurnya.

Berpuluh-puluh tahun sudah Tuan Jung Bin mempelajari ilmu mantra kuno bersama istrinya, Nyonya Ji Kyung Ah.

Tuan Jung Bin memang belum pernah mendengar kejadian yang dialami Ru Na sebelumnya karena hal tersebut berada di luar nalar manusia biasa termasuk Tuan Jung Bin sendiri walau ia sakti sekalipun.

Namun ia yakin jika nanti sesudah berada di depan portal aneh dia pasti dapat menahan portal di depan Hotel Moonbich agar tidak sampai tertutup sehingga Tuan Jung Bin bisa masuk bersama Sung Byul dan Tae Seok ke dalamnya.

Apakah usaha mereka akan berhasil atau tidak?

Di sel penjara yang gelap juga dingin, Myung Eun merasa takut juga putus asa. Ia menangis perlahan-lahan karena tidak ingin mengganggu tahanan lainnya di tempat itu.

Sebetulnya Myung Eun berniat mengunjungi dokter Shin sesudah pulang dari hotel, ia hendak memeriksakan kandungannya yang sudah berusia tiga bulan.

Myung Eun malang ... di saat ia sedang mengandung anak ketiganya ia malah terjebak di masa lalu. Bahkan kemungkinan kelak dia terpaksa harus melahirkan putranya di dalam penjara.

Myung Eun terus-menerus membatin hingga kesedihan melanda dirinya dan berakibat pada kehamilannya.

Mereka semua menderita di selnya masing-masing, Ru Na pun menangis karena beberapa bulan lagi ia akan melangsungkan pernikahan dengan Gu Jeon Oh, tunangannya.

******

avataravatar
Next chapter