webnovel

The Cold Season

Untuk sebagian besar hidupnya, Xiao You Ren merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di setiap malam yang dingin, mengharapkan sebuah tangan melingkar di tubuhnya. Pada setiap orang dia menjeritkan pertolongan. Memohon untuk obat yang dapat menghilangkan rasa sakitnya di musim dingin. Akan tetapi, tidak ada satu orang pun yang mampu memberikan hal itu padanya. Hingga dia terlibat sebuah hubungan dengan seorang laki-laki yang menawarkan obat. Alih-alih mendapatkan penawar bagi lukanya, dia justru menerima racun. Yang membuatnya menjadi kebal terhadap rasa sakit, bahkan meminta untuk mendatangkan perasaan itu terus-menerus. Xiao You Ren kian menggila sesaat setelah laki-laki itu menyuntikkannya sedikit rasa ‘diinginkan’. Seumur-umur Xiao You Ren tidak pernah merasakan hal menggelitik permukaan hatinya, hingga membuatnya menjadi sangat egois.

evilesther3 · LGBT+
Not enough ratings
262 Chs

Can't Get Enough

Wang Xian Wei menggendong Xiao You Ren memasuki mobilnya. Mendudukkan tubuh ringkih itu di sebelah kursi kemudi, lalu bergegas menyusul masuk dan membawa mobil tersebut menyusuri jalan. Keheningan menguasai suasana di dalam mobil tersebut. Xiao You Ren masih betah dengan tatapan mata sendu yang memerhatikan panorama di balik kaca mobil. Pikirannya melayang jauh entah ke mana saja. Rasa lelah dan capai mengisi sudut hatinya. Tidak ingin lagi dia tetap hidup di dalam ketakutan, rasa khawatir berlebihan dan kelemahannya selama ini. Xiao You Ren ingin menjadi kuat, agar dia bisa menghadapi keberuntungan yang tidak pernah mampir di hidupnya. Satu-satunya hal yang terlintas di benaknya hanya meminta bantuan seseorang.

Xiao You Ren memalingkan wajahnya dan menatap pada laki-laki di sampingnya, Wang Xian Wei. Sosok itu terlihat dingin dan kuat. Auranya sangat mendominasi juga susah ditolak. Tidak, Xiao You Ren tidak jatuh cinta padanya. Hanya saja ada sudut hatinya yang ingin dekat dengan laki-laki itu untuk sekedar menjadikannya panutan. Xiao You Ren ingin menjadi kuat seperti Wang Xian Wei. Dia terus memperhatikan Wang Xian Wei, bagaimana rahang tajam itu terlihat begitu tegas, alis matanya yang tebal seakan sedang bertarung satu sama lain. Hal itu semakin membuat Xiao You Ren kehilangan kewarasannya. Tanpa pikir panjang dia bergerak dari kursinya dan berusaha duduk di pangkuan Wang Xian Wei yang tampak terkejut.

"Apa yang kamu lakukan?!" teriak Wang Xian Wei bertanya, sembari berusaha menghentikan gerakan Xiao You Ren .

"S-Sir … bantu aku!" pinta Xiao You Ren dengan nada parau setelah dia berhasil duduk di pangkuan Wang Xian Wei.

Tubuh kecil Xiao You Ren bahkan tidak mampu untuk menghalangi pandangan Wang Xian Wei pada jalanan di depannya. Ditambah kondisi yang sepi dan pencahayaan remang-remang, sehingga Wang Xian Wei dapat tetap fokus dalam kegiatannya.

"Sir, bantu aku .…" Xiao You Ren mengecup leher Wang Xian Wei. Berusaha mengalirkan hasratnya pada laki-laki itu.

"Xiao You Ren, hentikan!" geram Wang Xian Wei. Berusaha menjauhkan wajah kecil laki-laki itu dari lehernya dengan satu tangan.

Mendengar geraman rendah tersebut, dengan sedikit bentakan, tidak membuat Xiao You Ren gentar justru semakin bergairah. Hasratnya untuk ditaklukkan seolah mendidih dan akan meluap kapan saja.

"Eungh ... Sir, kumohon bantu aku." Kepalanya mulai mendekat lagi dan mengusak-usak rambut hitam itu pada ceruk leher Wang Xian Wei, sesekali melabuhkan kecupan ringan. Mata Xiao You Ren sudah terpejam, imajinasinya melayang jauh. "Ge …" lirih bibir kecil itu teredam.

Meskipun dengan suara yang rendah, tapi pendengaran Wang Xian Wei dengan jelas menangkap suara Xiao You Ren. Entah mengapa hal itu bisa memancingnya. Sesuatu dalam diri Wang Xian Wei yang selama ini ditahannya bangkit begitu saja. Rasanya dia juga akan ikut gila dengan tingkah Xiao You Ren, kelemahan laki-laki itu, juga kerapuhannya. Semua itu terus bergerilya di benak Wang Xian Wei dan semakin menguatkan hasratnya. Namun, sebisa mungkin ditahan, dia tidak ingin melakukan sesuatu yang berada di luar kendalinya. Sesuatu yang pada akhirnya akan disesali lawan mainnya.

Kepalanya mendongak dengan tatapan mata sendu, menatap lamat-lamat pada manik Wang Xian Wei yang masih setia memperhatikan jalanan. Dengan berani Xiao You Ren mengecup rahang tajam milik laki-laki itu, beberapa kali sebelum mengakhirinya dengan kecupan basah. "Sir, bantu aku. Aku sudah lelah dengan kehidupan ini, aku ingin menjadi kuat agar bisa melindungi diri sendiri. Aku mohon!" Nada parau itu dipenuhi dengan permohonan yang sarat akan keputusasaan. Tampaknya Xiao You Ren memang sudah lelah dengan dirinya sendiri, sehingga dia memutuskan untuk menambah kekuatannya. Dan seseorang yang menurut pikirannya bisa membantu hanyalah Wang Xian Wei. Dia tidak mungkin meminta bantuan pada Zhao Yuzi atau pada seseorang yang jauh dengannya.

"Sir …" lirih Xiao You Ren lagi.

Kali ini dapat membuat Wang Xian Wei bereaksi. Dia menghentikan mobilnya dengan kasar di tepian jalanan yang sepi. Tangannya sudah berpindah ke leher Xiao You Ren dan mencekiknya sembari menyandarkan kepala laki-laki itu pada kemudi. "Dengar! Aku tidak tidur dengan sembarang orang," ucap Wang Xian Wei menekankan setiap kata-katanya. Tatapan mata tajam, seakan sedang ingin membunuh seseorang, membuat Xiao You Ren terpesona.

"Emm, tidak masalah. A-aku bisa menjadi … submisifmu," suara Xiao You Ren susah untuk keluar, karena tekanan yang cukup kuat di area leher.

Wang Xian Wei menyeringai remeh. Awalnya dia terkejut dengan tindakan Xiao You Ren dan kini kata-katanya. Laki-laki yang lebih kecil itu tampaknya sudah biasa dengan hal-hal seperti ini. Di balik kepolosan dan tingkah yang lemah lembut, ada jiwa liar yang terkurung. Dan Wang Xian Wei yang, mungkin, berhasil melepaskan sisi lain dari Xiao You Ren. Tentu saja dia juga yang akan berpuas diri menikmati hidangan langka ini.

Sebelah tangan Wang Xian Wei meraih sesuatu dari dashboard. Sebuah kertas bertuliskan beberapa perjanjian yang akan mereka setujui diacungkan pada Xiao You Ren.

"Baca, pahami, dan tanda tangani!"

Tangan Xiao You Ren meraih kertas itu dari Wang Xian Wei. "Pulpen?" tanyanya kemudian. Namun, tidak ada respon dari yang bersangkutan, tidak ada pulpen yang datang mengisi tangan kosongnya. Sehingga Xiao You Ren memilih menggigit ujung jempolnya hingga berdarah dan membubuhkan warna merah itu di atas kertas. "Sudah," katanya dan melempar kertas itu ke kursi sebelah.

Lagi-lagi tindakan tiba-tiba itu membuat Wang Xian Wei terkejut. Entah akan ada berapa banyak lagi kejutan yang diberikan Xiao You Ren nantinya. Wang Xian Wei tersenyum miring dan menatap lekat tepat di mata Xiao You Ren, seolah sedang menyelami jiwa laki-laki itu. Rasa tertarik mulai tertanam dari lubuk hatinya, keinginan untuk mengikat dan menghancurkan begitu kentara memenuhi Wang Xian Wei. Tidak bisa dipungkiri, mata Xiao You Ren memang sangat menawan. Seperti bisa menghanyutkan orang yang melihatnya ke dalam jiwa hampa itu. Harus Wang Xian Wei akui, laki-laki di hadapannya ini jauh lebih menarik dari kebanyakan orang-orang menarik yang pernah dia temui. Rasanya seperti Wang Xian Wei ingin semakin menggali semua hal tentang Xiao You Ren.

"Kau sangat liar!" geram Wang Xian Wei dan meraih leher Xiao You Ren. Mencekik dan membenturkan kepala itu ke kemudi. Bibirnya dengan cepat menempel pada bibir Xiao You Ren dan melumat kasar. Memberikan gigitan yang menjadi penyebab sebuah luka. Cairan merah kental mengalir untuk kemudian dijadikan perisa dalam ciuman mereka. Tindakan kasar itu membuat Xiao You Ren semakin berada di awang-awang. Menginginkan lebih dan lebih. Hasratnya menggebu dalam tarikan napas yang tersisa satu-satu, oksigen di paru-parunya menipis. Namun, tak urung membuat Xiao You Ren ingin merasa lebih menderita lagi. Lengan yang sebelumnya menganggur kini bergerak mencengkeram kemeja depan Wang Xian Wei, seolah memberitahu jika dia menikmatinya.

Tautan bibir mereka dilepas sepihak oleh Wang Xian Wei. Bagaimana pun dia membutuhkan oksigen untuk dihirup, juga Xiao You Ren . Meski Wang Xian Wei bermain dengan kasar, tapi dia cukup pengertian. Tangannya bergerak memindahkan letak kacamata Xiao You Ren , meletakkannya di dashboard. Tatapan mereka saling menyapa, mengunci satu sama lain layaknya pada bayangan di cermin. Mata berkaca-kaca milik Xiao You Ren dengan wajah memerah serta bibir bengkak berhias luka, membuat Wang Xian Wei semakin bergairah. Cahaya yang remang-remang itu justru menambah pesona laki-laki dalam kendalinya tersebut.

Tak ingin berlama-lama dan terlalu lembut, Wang Xian Wei segera menyobek kaos yang melekat pada tubuh Xiao You Ren. Membukanya paksa dan melempar sembarang. Tulang selangka yang menonjol kini menjadi pemandangan menggiurkan bagi Wang Xian Wei. Tubuh Xiao You Ren tidaklah berisi, justru tulang pelindung paru-parunya sedikit timbul, perut rata dengan bulu lebat yang menjalar dari area pusar hingga ke bawah. Kulit mulus yang terpapar remangnya cahaya dari lampu mobil benar-benar menguras habis kesabaran laki-laki yang lebih tua. Dengan rakus dia mengecup tulang selangka Xiao You Ren, menyisakan bekas memerah yang kentara. Sesekali gigitan datang silih berganti dengan kecupan basah.

Dalam keadaan seperti melayang, Xiao You Ren memaksa diri untuk buka suara. Masih ada pertanyaan yang terlintas di kepalanya sejak tadi.

"Sir, ah …" panggil Xiao You Ren diakhiri dengan desahan. Wang Xian Wei tiba-tiba saja menyerang putingnya, menghisap kuat layaknya seorang bayi yang kehausan. Laki-laki itu pun menggeram tanda memperhatikan panggilan Xiao You Ren barusan.

"Apa tadi aku menghubungimu?" tanya Xiao You Ren cepat. Berlomba dengan desahannya yang semakin menggila akibat perbuatan Wang Xian Wei.

Mendengar pertanyaan itu, laki-laki yang tampak kehausan akan susu dari puting Xiao You Ren tak kunjung menjawab. Dia mengalihkan fokus pada celana Xiao You Ren dan dengan susah payah melepaskannya. Sorot mata dinginnya memperhatikan Xiao You Ren dari ujung kepala hingga bawah dan kembali membuatnya merasa akan menjadi lebih gila lagi. Seperti kesetanan, Wang Xian Wei segera meluncurkan kecupan-kecupan yang disertai gigitan si setiap inci tubuh Xiao You Ren . Dia benar-benar bertekad untuk menghancurkan keindahan di hadapannya.

"S-Sir … kau belum, ah …." Mulut Xiao You Ren tidak sanggup lagi untuk melanjutkan kalimatnya, tapi Wang Xian Wei mengerti sehingga dia menjauhkan bibirnya dan menjawab, "Tidak. Liam memberitahuku."

Xiao You Ren membelalakkan matanya. Tidak menyangka akan mendengar jawaban tersebut.

"Sudah kuduga itu tidak sengaja," ujar Wang Xian Wei usai menyaksikan keterkejutan laki-laki itu. Setelah mengatakannya dia kembali menyerang tubuh Xiao You Ren, kali ini bagian bawahnya.