webnovel

Terjadi masalah

Havi reading 😊

Rozer baru tersadar, dia terkejut melihat dirinya tengah berada ditempat lain. Apalagi dia tertidur di ranjang yang bukan miliknya. Ia tidak tahu mengapa dirinya berada di tempat ini, dan kenapa dia bisa tertidur disini.

Tanpa dia sadari menoleh ke sebelah kiri. Dia membelalak kaget menemukan seorang wanita sedang tertidur pulas, disebelahnya. Mengapa ada seorang wanita disebelahnya? Rozer tidak tahu siapa wanita di sebelahnya itu karena wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya.

Dia terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Saat itu pula matanya membulat sempurna. Melihat dirinya yang sudah berantakan. Kancing baju yang terbuka, baju yang kusut dan rambut yang acak-acakan.

"Apa yang terjadi?" ucapnya panik dengan meraba badan nya dan mengecek seuatu dibawah selimut nya.

"Siapa kau!" ucap Rozer dengan suara paraunya yang tegas. "Hhhm..". Wanita itu bangun menggeliatkan badan nya dan melihat orang disamping nya Rozer.

"Sudah bangun sayang" Rayunya, dengan muka tak bersalah, tersenyum padanya. Rozer melihatnya jijik dia hanya menatap nya dengan tajam pada wanita gatelan itu.

Rozer merasa lega melihat wanita itu tidak telanjang bulat, hanya memakai singlet hitam. Tapi dirinya masih ada rasa gusar karena dia tidak tahu pasti kejadiannya seperti apa.

Rozer bangkit dan merapikan pakaian nya yang sedari tadi kusut. Kemudian mengambil tuxedo hitam nya dan berjalan mendekati pintu, pergi.

"Kamu mau kemana?" sahut wanita itu beranjak, berlari menghampiri Rozer yang sudah dekat pintu. Dan memeluk nya dengan manja, dari belakang.

"Lepas! " tegas Rozer membentak nya pada wanita itu. "Tidak, aku tidak akan membiarkan kamu pergi dari sisi ku" seru wanita itu, semakin erat memeluk Rozer.

Rozer dengan kasar melepaskan nya dan langsung membuka pintu, keluar meninggalkan wanita itu. Dia tidak menghiraukan wanita itu. Dia tidak peduli pada wanita itu.

🚘🚘🚘

Rozer keluar dari tempat busuk itu. Dia mencari kendaraan nya. Untung dia tidak lupa menyimpan mobilnya dimana.

Rozer menemukan mobilnya yang terletak di tempat parkiran, sebelah kanan. Tak menunggu lama dia masuk ke mobilnya, dan segera menjalankan mobilnya pergi meninggalkan tempat itu.

Sekitar 15 menit Rozer sudah sampai di rumahnya. Dia masuk ke kamarnya membaringkan tubuhnya ke ranjang nya, untuk menyirahatkan tubuhnya sejenak. Kemudian tidak lama dia masuk ke kamar mandi, untuk bersihkan badannya yang sudah lusuh, bau. Tetapi jika orang ganteng belum mandi pun terasa wangi-wangi saja kan, pftt..

Tok.. Tok.. Tok..

Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar. Rozer baru saja keluar dari kamar mandi sudah memakai baju santai nya.

"Siapa? " tanya Rozer sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.

"Den. Ini bibi" kata pembantu nya,

"Ada apa bi?". Rozer pun membuka pintu, melihat pembantu nya dengan tatapan biasa datar tanpa ada mimik wajah sedikit pun.

"Den, dipanggil tuan ke ruangan tuan" ungkap pembantunya. Rozer mengangguk dan pembantu nya mengerti, dia langsung undur diri pergi setelah mengatakan tugasnya.

Rozer masuk ke ruangan ayahnya, dan langsung to the point. "Ada apa yah, manggil?" tanyanya dengan nada tegas. Rozer duduk di sofa.

"Rozer Ayah mau bicara.." ucap ayahnya ikut duduk di sofa. Mereka duduk berhadapan. Fraz menatap anaknya dengan serius.

"Iya. Mau bicara apa?" tanyanya tak sabaran. Rozer menatap ayahnya dengan dingin.

"Ayah mau kamu menuruti kemauan ayah. Dan ayah akan memberikan hak waris perusahaan milik ayah yang sangat kamu inginkan dari dulu, akan diberikan padamu" sahut Fraz, menghipnotisnya.

Sejenak dia berpikir dengan tawaran ayahnya itu. Karena ia sangat menginginkan hak waris besar itu, dia jadi tertarik menerima tawaran itu. Dia sudah tahu keinginan ayahnya adalah dia menerima perjodohan nya dengan gadis manja itu Kaila, anak teman ayahnya. Rozer menganggukan kepalanya, seraya menyetujui permintaan ayahnya. Walau sedikit ragu dengan keputusan nya itu. Tapi bisa menguntungkan juga menerima perjodohan nya itu.

🎁🎂🎉

Tepat pukul 24.00 WIB LingLing berulang tahun menginjak umur ke 19 tahun. Nia, bundanya sedang megang kue ulang tahun untuk sang anaknya. Sedang YongYong, ayahnya membawa kado istimewa yang di sembunyikan di belakangnya, yang akan di berikan pada anaknya, LingLing.

CKLEK..

Nia membuka pintu kamar LingLing dengan hati-hati, karena takut LingLing bangun. Nia dan YongYong sudah dekat di tempat kasurnya LingLing. Nia bersama YongYong siap membangunkan putri tidur itu. Dengan langkah hitungan yang di ucapkan mereka bersama dengan jari mereka masing-masing.

LingLing bangun mendengar lirih bundanya memanggilnya. Dia betapa terkejut mendapatkan suprise! . Nia dan YongYong mengejutkan LingLing dengan teriakan Suprise itu.

Dia sangat senang melihat bundanya membawakan kue terdapat lilin berangka 19. Juga kedua orangtuanya menyanyikan lagu ulang tahun untuknya.

LingLing menangis terharu. Dia memeluk bunda dan ayahnya secara bergantian. Dan membuat make a wish sebelum meniup lilin. Kemudian dia meniup lilin dan tak lupa mengucapkan terimakasih pada bunda dan ayahnya.

"Terimakasih bunda, ayah". LingLing memeluk kedua orangtuanya itu dengan penuh sayang. "Iya sama-sama sayang" kata Nia. "Dan.. Ini hadiah untuk kamu sayang dari ayah dan bunda" ucap YongYong memberikan kotak hadiah itu pada LingLing. LingLing menerima hadiah tersebut dan membukanya.

Didalam hadiah itu terdapat sebuah tas handbag  berwarna Putih campur Kemerahan, juga ada kilauan perak yang menghiasi, semakin cantik handbag itu.

Setelah selesai dengan acara kejutan ulang tahun LingLing. Mereka pun bertiga saling berbicara satu sama lain.

"LingLing, selamat ya anak bunda. kamu udah besar, jadi anak yang dewasa ya sayang" ucap bundanya mengelus rambut LingLing. "Iya, anak ayah harus jadi gadis yang kuat dan dewasa yaa.." sahut ayahnya menepuk pundaknya dengan kedua tangan. Meyakinkan kata-kata nya pada anaknya itu, LingLing. LingLing pun mengangguk dan memeluk mereka bersama. Mereka bertiga pun berpelukan.

***

Keesokan hari Rozer sibuk di kantornya sedang melakukan meeting dengan Clain nya.

Tiba-tiba Rozer mendengar keributan dari arah luar membuat dia tidak bisa fokus dengan meetting nya itu, karena terganggu. Rozer geram dia pun menghentikan meeting nya dan segera mengecek apa yang terjadi di luar.

Terlihat ada dua orang wanita yang tengah perang adu mulut. Dia tidak tahu apa yang dua wanita itu ributkan. Dua wanita itu tak lain adalah Dong xi sekertaris nya dan Steffany__ wanita yang di club itu dan...

Rozer menyipitkan matanya tajam melihat Dong xi, dengan muka penuh amarah. Rozer berdeham, menyadarkan dua wanita itu, yang tengah asik dengan aksinya.

"Pak Rozer" pekik Dong xi terkejut melihat bosnya sedang meliriknya dengan dingin.

"Maaf pak. Saya--"

"Apa kamu lupa dengan tugasmu!". Belum selesai Dong xi berbicara ingin menjelaskan tapi bosnya itu sudah marah duluan, dan dia bisa pasrah menerima kemarahan dari bos nya itu, Rozer.

Rozer melirik seorang wanita yang disebelah Dong xi.. Wanita itu yang tidur bersamanya. "Kau untuk apa kau datang kesini!"

"Pak saya tadi cuman mau ngusir orang asing pak" sahut Dong xi menyela pembicaraan sengit itu. Setelah mengatakan itu dia cepat-cepat menundukkan kepala. "Eh.. Siapa bilang aku orang asing. Bosmu mengenal aku" seru Steffany dengan sewot.

"Sudah jangan ribut. Kamu Dong xi kerja saja jangan membuat kesalahan, apalagi membuat keributan yang membuat saya tidak bisa meeting hari ini" tegas Rozer menyentaknya. Steffany tersenyum menang, Rozer membelanya. Steffany sangat senang melihat Dong xi dimarahi oleh Rozer, merasa Rozer lebih percaya padanya dari pada sekertaris nya itu.

Dong xi terlonjat kaget. Dia ketakutan dengan sentakan Bosnya yang galak itu. Dong xi hanya terdiam bisu tidak menentang lagi atau membela dirinya. Dia menjadi patuh. Apalah daya dia hanya seorang manusia tidak punya hak.

"Kamu urus lagi jadwal saya kembali dari awal sampai selesai" perintah Rozer dengan tegas, sebelum pergi.

Rozer melenggang pergi meninggalkan dua wanita itu. Steffany malah mengikuti Rozer dari belakang. Rozer menyadari Steffany sedang mengikutinya.

"Kenapa kau mengikutiku" tanya Rozer dingin. Dia menghentikan langkahnya.

"Kau mau apa, mau UANG" lanjutnya,dengan menekan kan kata-katanya itu.

"Eh.. kamu masih kenal kan sama aku" seru Steffany melihatkan senyum menggoda nya pada Rozer. Rozer tidak menjawabnya dan meliriknya dengan muka datar.

"Aku Steffany yang waktu di club itu" sahut Steffany mengulurkan tangannya dan mengingatkannya. Rozer mendengar nya jengah, rasanya dia seperti mendengar kaset rusak yang mutar berulang-ulang.

Rozer melirik arlojinya, dan langsung berjalan dengan seribu langkah meninggalkan Steffany. Dia tidak peduli dengan raut muka wanita itu saat dia melenggang pergi meninggalkannya.

Steffany sebal dengan kelakuan Rozer, yang meninggalkannya begitu saja. Dengan kesal dia menghentakan kaki tingginya. Dan dia pun dilirik oleh disekitar sana dengan tatapan yang mengjekelkan.

Steffany tidak menghiraukan mereka yang meliriknya, sibuk menggosipkan dirinya. Apalagi para wanita yang sangat antusias menggosipkannya merasa dirinya jadi bahan tontonan orang-orang disana, seraya mepermalukannya.

'Awas saja. Kamu pasti akan menjadi milikku selamanya' ucap batin Steffany

☕☕☕

Rozer memasuki Cafe yang didekorasi sangat indah, mengundang para orang-orang yang melihatnya untuk mengunjungi tempat tersebut.

Rozer duduk di nomor dua dia memanggil pelayan untuk memesan.

LingLing sedang menyiapkan pesanan orang lain di dapur. Karley Senior dikerjaannya itu datang menghampiri LingLing dan menepuk pundaknya memberi tahu. "LingLing ini bagian aku saja. kamu bagian yang nomor dua. cepat sana" sahut Karley mengambil alih tugasnya. LingLing mengangguk dan pergi berjalan ke tempat meja nomor dua.

LingLing memang sedang bekerja di Cafe itu. Dia melamar pekerjaan disana, setelah dua hari lalu. Mungkin dia baru kerja disana, tapi dia sudah sekitar seminggu bekerja disana. Orangtuanya tidak tahu dia kerja di Cafe itu. Dia sengaja tidak memberi tahu orangtuanya, lantaran takut orangtuanya menentang dan... Pasti dengan cepat dia akan dinikahkan dengan... Kalian tahu lah siapa lelaki yang dijodohkanya itu 'Manusia kutub'. Rozer Alfindo.

LingLing tidak tahu, jika pelanggannya itu adalah orang yang dikenalnya. Dia tidak menyadari pelanggannya itu, karena orang itu merunduk asik dengan ponselnya. Kemudian LingLing memberikan buku menu pada pelanggannya.

Saat orang itu menyebutkan pesanannya. Sekilas teringat dengan suara parau itu. LingLing merasa aneh dengan suara pelanggannya itu. Suara itu terasa familiar ditelinganya.

Rozer yang menyadari pelayan itu hanya diam tidak merespon. Dia langsung mendongak ke atas melihat siapa yang dilihatnya sekarang ini. Matanya spontan melotot membelalak melihat sang pelayan Cafe itu adalah LingLing, 'Calon istrinya'.

Rozer meliriknya dari atas sampai bawah. Alisnya terangkat sebelah. Dia heran melihat LingLing berpakaian baju yang sama seperti pekerja lainnya disana.

Rozer melihat calon istrinya itu menjadi pelayan Cafe ini. Apa dia sedang kerja sampingan disini?. Rozer berpikir demikian.

"Kamu" ucap mereka bersamaan

"Kamu ngapain kesini cowok es batu" tanya LingLing meledek. "Tempat ini umum. Jadi siapa saja boleh kesini termasuk saya" balasnya dengan tenang. "Dasar orang gila" umpat LingLing melenggang pergi.

Tapi tangannya dicegat oleh Rozer. "Apaan sih pegang-pegang" pekik LingLing. Rozer meliriknya intens dan lama. Membuat LingLing jadi risih ditatap seperti itu. Sebenarnya laki es batu ini mau ngomong apa sih! Ngapain natapku kaya gitu dan.. Pake lama lagi!, ucap batinnya, jengah.

Dia melihat lelaki itu menggerakan mulutnya seraya berbicara dengan tenang tapi dengan tatapan yang sama.

"Kamu ingatkan pesanan yang saya pesan?" ucapnya. LingLing membulatkan matanya tidak percaya lelaki itu hanya mengatakan hal itu, sampai meliriknya lama. Eoh, LingLing memutarkan kedua bola matanya dengan malas.

LingLing dengan cepat menyebutkan pesanan Rozer sangat detail. "Udah. Jelas kan" tukasnya geram. LingLing pun pergi untuk segera membawa pesanan Rozer.

Beberapa menit kemudian. LingLing membawa pesanan Rozer dan dia memberikanya dengan kasar. "Hei, kalau melayani orang dengan benar dong" ucap Rozer tak kalah sinis. "Udah jangan cerewet. Makan tuh". LingLing pun pergi ke belakang, mengerjakan tugasnya kembali.

Drt.. drt.. drtt..

Suara deringan ponselnya berbunyi. LingLing merogoh ponselnya disaku baju kerjanya dan mengangkat teleponnya.

"Halo. Iya yah bentar lagi LingLing pulang". Belum sempat ayahnya itu membalas. Dia sudah mematikan teleponnya terlebih dulu. Karena LingLing sibuk banyak yang menyuruh-nyuruhnya untuk kesana kemari.

Saat dirinya kebagian di kasir. LingLing terkejut kembali dengan kehadiran Rozer yang dihadapannya. Dia akan membayar pesanannya tadi. "200rb" singkat LingLing. Lalu Rozer memberikan Card Cash padanya. Setelah selesai LingLing memberikan nya lagi Card Cash pada Rozer. Rozer pun menerimanya, mengambil Card Cash tersebut. Setelah itu dia pergi meninggalkan tempat itu.

Akhirnya LingLing sudah selesai kerja dan dia lega bisa pulang. LingLing merapikan barang-barangnya. Dia pamitan pada bosnya, para seniornya, dan teman kerjanya.

LingLing berjalan dan berhenti di halte bus menunggu bus datang. Tapi ada motor yang berhenti dan pemilik motornya itu mengajak dia naik ke motornya. Pemilik motor itu membuka helm nya. LingLing cengo melihatnya.

"Kak Karley". Ternyata pemilik motor itu adalah Karley lelaki yang baik hati dan penolong, dia Senior dikerjaannya.

"Kamu mau pulang. Ayo bareng sama aku aja. Rumah kamu dimana? Biar aku antarkan" ajak Karley. LingLing sedikit bingung, tapi dia tidak enak juga dengan Seniornya itu. Dengan jawab hati-hati "Hm. Gak usah kak, nanti ngrepotin kakak" tolak LingLing dengan halus. Karley menggelengkan kepalanya, seolah kata itu tidak benar. Dengan senang hati dia akan mengantarkan nya pulang dengan selamat. Dia sungguh mengajaknya dengan tulus.

Dengan ragu LingLing naik ke motor Seniornya itu. Karley mengantarkan LingLing ke rumahnya dengan selamat. "Makasih kak. Maaf ya udah ngrepotin". "Gak kok. Sekali-kali kan". LingLing hanya senyum mendengar kata Seniornya yang baik itu.

"Aku pulang dulu ya. Salam sama orangtua kamu ya" ucap Karley ramah. LingLing mengangguk kecil. Sedang Karley lekas pergi setelah berpamitan padanya.

LingLing membuka pintu rumahnya dengan santai. Dengan berjalan sedikit ria, tidak menyadari. Saat itu pula matanya membulat seperti mau keluar. Dia shock dikejutkan dengan kehadiran orang yang ia benci sangat benci.

Jangan lupa BatuKuasa sama Komentar😘