1 Chapter 1 "BATU"

Hay guys gua saranin kalian baca sambil dengar musik ost Inuyasha ya biar kelewat baper

Jangan lupa  vote yak🤗

_________________________________________

tahun ke-14 dari masa Dinasti Ming saat pemerintahan Kaisar Chenghua di masa keemasan.

(๑¯◡¯๑)

Di pagi hari~

Seorang bocah laki-laki terlihat sedikit sulit berlari, ia begitu tergesa-gesa memaksakan kakinya untuk melangkah lebih cepat,terlihat ia tengah menyembunyikan sesuatu di balik baju dan kantongnya,ia melewati gang kecil yang sepi, setelah menitih jalan hutan ia masuk kedalam lubang yang pas dengan ukuran tubuhnya yang ada di pagar kayu, di balik pagar tersebut terdapat hamparan luas lahan yang di tumbuhi tumbuhan yang sengaja di rawat, terlihat beberapa orang menyiram tumbuhan itu.

"hey.. xinghcul dari mana ha? Ibu mencari mu dari tadi!" Pekik seorang wanita paruh baya yang memetik beberapa tanaman itu

Xingchul menjawab

"Wuh ibu aku mau menemui Tuan muda Oh nanti setelahnya aku akan membantu ibu" dengan tergesa-gesa ia melewati taman bunga.

melewati beberapa paviliun yang ada di kediaman luas milik Pahlawan sekaligus panglima jendral besar Negara yaitu OH ZHAOU.

(Kediaman keluarga yang paling di hormati OH ZHAOU)

Bocah laki-laki yang bernama Xingchul itu menghentikan langkahnya setelah mendengar suara besar dari pria paruh baya yang berbadan tegap, gagah berjalan keluar dari pintu pagar batu di sebuah paviliun yang berada di hadapannya saat ini, wajah pria itu terlihat sangar dan menakutkan berperawakan tinggi dan besar, Xingchul bahkan tidak berani melihat apalagi menatapnya seakan ia ingin menangis padahal sosok itu tidak melihat kehadiran Xingchul di sana, karena bocah itu menyembunyikan dirinya di balik patung batu.

terdengar dari kejauhan pria paruh baya lainnya yang bertubuh sedang mengenakan pakaian sederhana datang menghampiri pria sangar itu

"Tuan besar, saya sudah menyiapkan semuanya_.." dan rupanya pria sangar yang menakutkan itu adalah sang pemilik kediam oh yang luas ini yaitu jendral OH ZHAO.

(Jenderal OH ZHAOU panglima perang salah satu tokoh atau pahlawan masyarakat terkenal kejam di Medan perang , orang yang di takuti, orang penting yang berpengaruh dan dekat dengan RAJA salah satu orang kepercayaan RAJA ayah dari Sehun )

ia terlihat hanya menganggukkan kepalanya di saat pelayannya menjelaskan, kemudian berlalu pergi melewati pintu pagar batu entah menuju kemana, sepertinya jendral besar itu habis mengunjungi seseorang yang mendiami sebuah paviliun yang megah ini, bertuliskan (paviliun EMAS KRISAN OH SEHUN) di ukir begitu indah di batu dekat pagar yang di tumbuhi rumput.

Bocah itu kini masuk kedalam paviliun itu, salah seorang yang juga mengenakan baju biasa berwarna sama sepertinya menghentikan langkahnya dan menegurnya.

"ya..xingchul kau kenapa kau kesini?! kau tidak boleh ke sini!, ini bukan tempat bermain bocah budak seperti kita,dasar anak nakal,ayo keluar!"serunya

Xingchul menjawab"tunggu kakak ,tuan muda menyuruhku memberikan batu ini padanya?"tunjuknya pada batu yang ia genggam

Anak Remaja itu terheran

"Apa?!,benarkah?" Xingchul mengangguk

"kalau begitu...pergilah temui beliau, setelah itu cepat pergi dari sini, sebenarnya apa yang telah terjadi kenapa kau berurusan dengan tuan muda untuk apa batu itu ha?aku akan menunggu mu di sini!aku jadi sedikit khawatir"jelasnya

xingchul mengangguk

"baik ka aku harus menjumpai tuan muda permisi"sambil berlari

"dasar anak nakal..entah ada urusan apa dia dengan tuan muda?, untuk apa batu itu ya?"remaja itu menerka-nerka dalam hatinya dengan gurat cemas untuk xingchul.

(๑¯◡¯๑)

Seorang pria mengenakan baju berwarna putih bersiluet perak tengah asik mengoleskan tintanya di sebuah kertas yang sudah terdapat jejak tulisan indah, di dalam ruangan yang di penuhi buku tampak sedikit berantakan karena hanya beberapa buku yang tersusun rapi sedangkan buku yang lainnya terlihat saling bertumpuk asal seperti telah habis di baca.

Terlihat tumpukan buku menenuhi dinding ruangan, di dalam ruang itu terdapat dua orang pria, salah satunya mengenakan pakaian hitam ia tampak jenuh dengan buku tebal yang saat ini ia baca di tangannya ia hanya membalikan lembar halaman buku itu dengan ekspresi jengah, beberapa kali menghelakan nafasnya dan sesekali mencuri pandang pada pria berbaju putih, berharap ia bisa beranjak dari tempat duduknya.

kesibukan mereka terhenti saat seorang bocah datang dengan semangatnya depan pintu mengalihkan fokus mereka pada buku.

"salam hormat saya pada tuan muda oh Sehun!"xingchul membungkukkan badannya

Pria berbaju putih itu hanya seperkian detik menghentikan kesibukannya menoleh pada si bocah setelahnya ia kembali melanjutkan pekerjaannya berkutat pada goresan lembaran kertas yang ada di atas mejanya.

(OH SEHUN anak bungsu keluarga Oh, tampan dan sikapnya sangat dingin terhadap orang yang tidak dekat dengannya)

Bocah itu di sahut oleh orang yang mengenakan pakaian hitam bersiluet biru dongker, dengan kedatangan xingchul ia tampak senang menandai buku yang sebelumnya ia amati dan kini ia tutup, dengan cepat ia bangkit dari duduknya untuk menghampiri Xingchul.

(LIU BAY pengawal pribadi oh Sehun sangat dekat dan terus menempel pada tuan mudanya, berpenampilan menarik ,ceria dan sangat terbuka, paling mengerti tuan mudanya karena mereka selalu bersama sejak kecil)

"Hei bocah kecil!, kau datang ...wah tampaknya kau membawa sesuatu ya?"melipat tangannya di depan dada memperhatikan bocah yang ada di hadapannya.

"salam saya pada pengawal pelindung tuan muda oh tuan liubay!"

Liu membalas

"tidak perlu bersikap formal dan sudah ku bilang panggil aku Kaka saja jangan panggil tuan berikan yang ada di balik bajumu !"

Xingchul mengeluarkan beberapa batu ada yang besar dan kecil dan batu itu berbentuk bulat yang dia keluarkan dari kantongnya.

"Hey..batu dapatan mu ini, aku benar-benar penasaran akan jadi apa nantinya di tangan tuan mudaku?!"

"Aku juga penasaran tuan,eh maksudku Kaka, sebenarnya apa tuan muda sedang kesal dengan seseorang? karena jika aku sedang kesal atau marah aku pasti akan melempar batu" ucap Xingchul polos

"bocah nakal kau ini !,sudah percayakan saja pada tuan muda kita, kemarikan semua batu-batu itu dan apa yang ada di balik bajumu?"Liu mengambil batu di tangan Xingchul.

Kini Xingchul mengeluarkan buku dari balik bajunya, buku itu tidak terlalu tebal terlihat buku itu bersampul kain emas dan tampak kotor.

Xingchul menjelaskan"di saat perjalanan pulang aku tidak sengaja menemukan buku ini di jalan, awalnya aku ragu untuk mengambil buku ini, tapi telah lama Ku perhatikan buku ini malah di pijak-pijak oleh orang yang berlalulalang dan tak ada yang mengambilnya jadi aku bawa saja"

Lanjut menjelaskan

"Aku pernah mendengar dari ibu bahwa tuan muda suka membaca dan menulis jadi aku berniat memberikan buku ini pada tuan muda saja dia pasti senang!"tersenyum lebar saat berbicara.

Liu mengangguk" begitu, ya ..aku yakin jika tuan muda ada di posisimu saat itu dia pasti akan melakukan hal yang sama karena dia sangat mencintai buku"memberi penakan pada setiap kata-katanya sambil tersenyum kecut.

Pria tanpa ekspresi dengan kulit cerah mulusnya yang mengenakan berbaju putih adalah Oh Sehun, sedari tadi ia hanya asik menulis tapi dengan diamnya ia menyimak semua pembicara xingchul dengan pengawalnya, akhirnya kini ia beranjak dari duduknya, mengambil beberapa uang koin di laci meja dan juga buku, setelahnya ia menghampiri xingcul dan Liu yang sedang berbincang.

Karena mengetahui tuan mudanya mendekat mereka berdua segera menundukan kepalanya sedikit dan menghentikan perbincangan mereka.

(๑¯◡¯๑)

Di Area kebun~

Xingchul membawa buku yang ada di tangannya ia berlari kegirangan dan berniat menjumpai ibunya, karena tidak menemukan ibunya di ladang ia malah bergabung dengan dua orang teman sebayanya memamerkan apa yang telah ia dapat dari tuan mudanya.

buku itu adalah buku bergambar, halaman demi halaman mereka buka dan mereka takjub dengan isi setiap halamannya yang menampilkan beberapa gambar hewan dan ada tulisan atau huruf asing yang mereka tidak mengerti, beberapa pekerja yang tengah istirahat pun ikut turut memperhatikan para bocah itu mengamati gambar pada buku itu.

sesaat keadaan sekitar heboh menebak-nebak nama-nama gambar hewan yang ada di buku setelahnya kehebohan berhenti saat seseorang pria paruh baya bertanya pada Xingchul.

"Hei nak dari mana kau mendapatkan buku ini?"tanyanya

Xingchul menjawab"dari tuan muda ku paman!"

Lelaki paruh baya itu beraut serius

"tuan muda?! tuan oh Sehun?, pantas saja kurasa ini buku langka dan buku ini pasti mahal!,wah kau beruntung sekali mendapatkanya biar paman tukar dengan uang koin !"

Xingchul menolak dengan semangat

" tidak !!, aku tadi di beri 20 koin,juga buku ini!"

Pria lain yang juga ada di sana terheran"wah...bagaimana bisa tuan Sehun memberimu semua ini!?" dengan ekspresi tidak percaya

Xingchul menjelaskan

"aku mendapatkannya karena aku menangis!,karena saat itu aku pernah menangis melempar-lempar batu kerikil ke arah ibuku aku kesal ibu tidak membelikanku mainan, dan tanpa ku tahu ada tuan muda oh Sehun juga Kaka Liu yang rupanya ada di sana dan ia mendekati ku dan bilang padaku akan memberiku hadiah dan uang jika aku berhenti menangis "

Masih bocah dengan pipi chubby itu melanjutkan

"dan jika aku berhasil menemukan beberapa batu bulat sebesar kepalan tanganku yang kecil ini, maka ia akan memberikan ku hadiah lagi, setelah aku memberikan yang ia pinya, benar saja tuan mudaku memberiku buku ajaib ini!dan juga uang"tersenyum lebar dan melanjutkan membalik lembar halaman buku dan larut dengan buku itu.

"wah... benarkah?, bagaimana dia berbicara denganmu? kau ini! diakan bisu sejak lahir!, wah apa bocah ini tidak takut saat tuannya memberi perintah seperti itu!ucap lelaki itu tak percaya dengan cerita baik bosnya.

kemudian berbisik pada yang lain"karena bukannya kalian dengar tuan muda oh Sehun selain terkenal dengan kebisuannya ia juga terkenal dengan kekejamannya sejak masih berusia 13 tahun!"

Bisik yang lain

"Benar-benar bahkan beliau pernah memotong lengan salah satu budaknya yang bekerja saat itu, ia bahkan tidak merasa bersalah sama sekali selain bisu ia itu orang yang sangat sombong!,aku baru sebulan bekerja di kediaman tuan saat ini dan saat ku dengar dia baru saja kembali dari Negeri SILA seminggu yang lalu"

Masih ia melanjutkan ceritanya

"saat pertama kali melihatnya saja sudah membuatku merinding sebab tuan muda Oh dia tidak pernah mengeluarkan ekspresi lain selain wajah dinginya itu, tatapannya sangat tajam wajahnya selalu datar saat aku bertanya pada pekerja lain juga begitu,mereka tidak pernah tau bagaimana ekspresi tuan mudanya yang lain!"jelasnya serius.

Sahut yang lain"wah ..,aku takut bocah ini besoknya akan di hukum mungkin saja akan di lempari batu yang dia bawa hingg~" saat ingin melanjutkan berbicara seorang kepala mandor menghampiri beberapa orang itu.

"Hey kalian masih di sini?!!!,sudah ku bilang bergegaslah antarkan sayuran itu sebelum layu nanti!" Pekiknya memerintah dengan wajah marah.

"BA..ba baik tuan!!, kami akan segera berangkat!" dengan keterkejutan merekapun beranjak pergi dari sana.

***

Di Area ISTANA

Dua orang pria paruh baya yang duduk bersama dua rekannya kini beranjak dari duduknya berjalan menuju ke suatu tempat

Langkahnya terhenti saat ia melihat sosok yang ia kenal melewatinya.

"Ha.. jendral oh kau di sini?!"sapanya pada seorang pria mengenakan baju zirah kerajaan.

"benar aku mencari mu Menteri park"ucap Zhou sumringah tersirat di wajahnya

"Sungguh sangat kebetulan!"mereka berdua berpelukan untuk saling menyambut

Seseorang temannya memberi hormat untuk berpamitan pada Menteri besar kerajaan dan berlalu pergi.

"Sudah lama aku tidak mampir ke kediaman mu,bagaimana kabar mu Zhaou?"

Zhao menjawab

"aku baik sangat baik!"ucapnya sedikit mengangguk

Canxu sedikit bercerita

"keuangan negara sedikit bermasalah setelah perang usai,kami jadi sedikit sibuk maaf jarang menemui mu ahahaha"

Zhaou menggeleng

"Tidak, kau tidak perlu minta maaf, harusnya aku yang datang ke kediamanmu kali ini,ya..sudah sangat lama aku tidak ke sana"

Canxu mengangguk

"Ya baiklah aku akan menunggu mu dan menyiapkan jamuan istimewa "

Kemudian keduanya tertawa.

*

Di kediaman Menteri Park Canxu

(Petinggi kerajaan salah satu orang kepercayaan raja Menteri Park Chanxu, sahabat karib jendral OH, memiliki sifat arogant, sombong dan sangat ketat dengan aturan )

Zhaou tersenyum sembari menyesap tehnya

"Ya ampun kau terlalu berlebihan menjamu ku Canxu"

Canxu menyahut

"Tidak ini belum ada apa-apanya di bandingkan jamuan mu saat aku ke rumahmu mu zhaou"

Setelah menikmati makan siang dan kudapan mereka beralih ke sebuah bangunan terbuka terdapat kolam kecil dan pagar batu yang di penuhi macam-macam bunga yang indah bermekaran.

Zhaou menaruh pionnya di papan Xiangqi

"Taman yang indah,sangat cocok bermain xiangqi di sini, kau ini selalu saja mengajak ku bermain permainan ini"eluhnya

Canxu tersenyum dan menjawab

"Itu karena kita selalu seimbang.."

"Aku tidak mau sampai larut malam berada di sini hanya untuk bermain xiangqi dengan mu,jika kau tidak mau mengalah padaku" mereka tertawa

"makanya kalahkan aku,dengan cepat!"Canxu menyombongkan diri meletakan pion hitamnya

Pembincangan mereka terhenti sejenak setelah jendral Oh melihat seorang gadis muda cantik yang bersama pelayan wanitanya datang membawa bunga

Gadis itupun sedikit memandang bingung

"Eoh..dia Tyuzu, Tyuzu! berisalam pada paman Oh kau ingat dia, dia sahabat ayah dulu kau selalu menangis saat melihatnya!"jelas Canxu dengan senyuman menoleh pada gadis yang di panggil tyuzu dan memperkenalkan putrinya pada sahabatnya itu.

Tyuzu memperhatikan Zhao orang yang cukup asing untuknya dan ia tidak terlalu mengingat sahabat ayahnya itu.

" Salam hormat saya paman"

Tyuzu emberi hormat dengan senyuman manis dan anggun,

Jendral oh mengangguk membalas salamnya

"Ya ampun.. jadi ini tyuzu si cengeng!, sekarang benar-benar jadi gadis yang sangat cantik(tersenyum), seingat paman dulu kau masih bermain dengan boneka kayu dan masih sangat mungil"tertawa dan Park Canxu tersenyum

"Hah sekarang, dia bahkan jarang berbicara denganku, dia sibuk dengan kegiatannya menggeluti seni tembikar, kau lihat gelas teh dan juga poci ini, ini semua dia yang telah membuatnya,dan dari dulu hingga sekarang keras kepalanya tidak pernah hilang "jelas Canxu

Zhaou mengangguk masih dengan senyumnya

"Mengagumkan, seni tembikar sangat menjanjikan di musim ini itu kegiatan yang menguntungkan, dan bunga yang kau bawa benar-benar indah Tyuzu apa mau kau tanam?"

" Terimakasih paman, bunga ini untuk Kaka ku~"penjelasan tyuzu terhenti saat ayahnya berdehem seperti mengartikan sesuatu.

"Ehem..!"

Tyuzu menoleh pada ayahnya dengan raut tidak senang

"Paman, ayah aku permisi dulu,ada yang harus aku kerjakan senang bertemu paman kembali,semoga sehat selalu dan panjang umur"memberi hormat berlalu pergi.

Zhaou mengguk dan kini kembali fokus pada papan Xiangqi "Oh iya..,dimana putri pertama mu siapa namanya? aku lupa?"tanya Zhaou pada Canxu.

*

Seorang wanita cantik jelita dengan manik beriris besar, hidungnya mancung, dengan bibir ranumnya kulitnya putih cerah terlihat tengah menahan tawanya ia terkekeh bergeleng-geleng sambil memukul meja yang ada di dekatnya, begitu asik terbawa dengan buku cerita yang ia baca saat ini.

"Ehiiihii, ya ampun aneh sekali wanita ini dia benar-benar bodoh,ahahaha!" Wajahnya memerah dan saat mendengar sapaan seseorang membuatnya menoleh sejenak tawanya seketika hilang ia ganti dengan raut tenang,kembali ia membaca bukunya.

"Kakak!"tyuzu menghampiri kakanya yang tengah membenarkan duduknya, kakanya kini menutup bukunya sekarang berubah ekspresi menjadi datar.

"Tyuzu kau di sini sejak kapan?ehem.." setelah berdehem ia melihat adiknya membawa bunga berwarna kuning yang begitu indah ia bahkan belum pernah melihatnya selama ini.

"Itu....?"matanya tak lepas dari bunga dan berbinar kini

"Ha..h Kaka ku, lagi-lagi bersikap sok anggun di depanku !"keluh tyuzu

"Aku memang anggun!"jawabnya

"Kau lihat bunga ku begitu indah bukan? aku mendapatkannya dengan harga yang sangat mahal,ya hanya lima tangkai tapi bunga ini benar-benar cantik seperti..?"tyuzu menggantung ucapannya.

"Hemm.. seperti kaka mu?yakan?!"dengan percaya diri kakanya menjawab

"Tentu saja seperti aku!"tyuzu tersenyum mengejek

"Ya terserah mu saja ,Kaka mirip daunnya juga tidak apa,boleh ku sentuh bunga itu?"meraih bunga yang di pegang adiknya

"Tidak !"seru tyuzu menjauhkan bunga yang ia genggam dari kakaknya

"Yak.. ,lalu buat apa kau ke sini membawa bunga itu?"

"Hanya untuk pamer"jelas tyuzu sombong

Kini kakanya kembali membuka bukunya "Yaya.. terserah mu Kaka tidak perduli"mencoba mengacuhkan adiknya kembali membaca bukunya

"Wah bunga ini harum sekali, Kaka ku yang galak ini tidak punya bunga seperti ini, dia masih saja membaca buku-bukunya yang aneh itu...!"pamer tyuzu sambil mengelus-elus bunga yang di genggamannya.

" Hey.. ini buku yang menarik kok bukan aneh"dengan ekspresi jengah menjawab

"Buku aneh dan menyebalkan,Hem aku mau pergi dulu mau menaruh bunga tulip ini, di kamar ku " tyuzu menekankan kata tulip

Kakanya mengerjapkan matanya

"Tunggu.. bunga tulip?"gumamnya

Tyuzu melangkah keluar dari kediaman kakanya

"yak.. tyuzu! Benarkah itu bunga tulip?,tyuzu! "Kini melihat kepergian adiknya itu

Tyuzu membalas

" Kau bilang kau tak perduli!" Pekiknya menjauh

"Kau dengar itu Xixi? Tadi dia berkata itu bunga tulip bukan?"pelayan di belakangnya mengangguk

"dia mencoba menggoda ku lagi,hem.. bunga tulip yang ada di buku cerita ..hem.. benarkah!(ekspresinya berubah-ubah)

haruskah kita mengejarnya?" Bertanya pada pelayannya dengan wajah bingung pelayannya hanya tersenyum.

*

Zhaou berkeliling melihat sekitar kediaman sahabatnya itu tentu saja di temani Canxu yang ada di sampingnya dengan beberapa pelayan di belakang mereka,sambil berbincang-bincang.

setelah melewati kolam ikan tanpa sengaja langkahnya terhenti dan tertuju pada sosok seorang gadis yang tak kalah cantik dari Tyuzu hanya saja matanya lebih besar dengan garis tajam wajahnya lebih kecil.

terlihat gadis cantik itu di ikuti pelayan fi belakangnya tengah membawa meja kecil yang di atasnya terlihat alat tulis lengkap dengan kertasnya, gadis yang di perhatikan itu mendekat pada kedua pria paruh baya disana.

Zhaou menyapanya duluan

"Hey,, apakah ini Park Jiyeon Kaka Tyuzu?"

Gadis cantik yang di panggil Jiyeon itu membungkuk memberi hormat sangat anggun dengan senyum manisnya.

"Salam hormat saya pada paman zhaou,sudah sangat lama tidak melihat anda paman"sapa Jiyeon sopan

Zhaou memandang Jiyeon di depannya dengan manik berbinar dan senyum cerah"Kau mngenali ku Jiyeon?"

Jiyeon mengangguk anggun dengan senyumnya

"Ya aku tidak akan lupa pada orang yang telah memberikan ku buku bergambar saat kecil dulu, bagaimana kabar paman?"

Zhaou balas tertawa

"Ahahaha aku baik-baik saja tapi benarkah aku memberimu buku aku lupa,kau sama cantiknya dengan tyuzu tapi kali ini Canxu(melirik canxu yang ada di sampingnya)dia lebih mirip dengan ibunya ahahaha!"

Jiyeon menatap ayahnya yang memperhatikan Zhaou raut wajahnya tampak tidak senang dengan senyum sinis, Jiyeon yang tadinya tersenyum manis, berubah ekspresi datar dan sedikit menunduk.

"maaf paman,ayah ,saya undur diri karena ada urusan yang harus saya siapkan hari ini semoga anda nyaman di kediaman kami paman dan semoga anda terus selalu sehat juga panjang umur, saya undur diri permisi!"dengan dinginnya memberi hormat ia melangkah pergi.

Masih dengan sisa tawa Zhaou sedikit melihat kepergian Jiyeon

"ya ampun mereka memiliki etika yang baik, anak-anak kita sekarang sudah tumbuh dengan baik"jelasnya di sela senyumnya

"O ..ya bagaimana dengan Yoona dan Sehun?"tanya Canxu

"Hem... ya kau tahu ketiga anakku macam-macam sifatnya kau tau Yeon Seok?!"

Canxu mengangguk menanggapi penjelasan Zhao"Ya aku sering bertemu dengannya(sembari mengangguk)dia baik,dia jadi Mentri yang hebat sekarang hampir menandingi ku "

"Ya ahaha,Yoona sekarang telah mengandung anak keduanya!"

"wahh selamat kau menambah cucu!"Canxu menepuk punggung Zhaou senang

Zhaou kembali bercerita

"dan Sehun,anak terakhir ku, dia semakin sulit di kendalikan, dia sangat sulit di tebak aku tidak mengerti jalan pikirannya sama sekali dia benar-benar berbeda dari kedua saudaranya, aku berniat akan menjodohkannya dan menikahkannya tapi selalu saja putri yang datang setelah bertemu denganya, berakhir menolaknya dari para putri bangsawan hingga putri para Mentri tidak ada yang menerima untuk di jodohkan denganya, kurasa dia anak yang kurang beruntung padahal wajahnya itu terbilang sangat tampan seperti ku"

Zhaou melanjutkan ceritanya dengan wajah serius

"tapi aku tidak tau apa yang membuat Mereka menolakanya,selain itu aku menyuruhnya untuk ikut ujian negara aku yakin dia akan lulus tapi dia lebih memilih aku mengirimnya ke Negara SILA dan berlatih keprajuritan di sana setelah pulang dia jadi lebih dingin dengan ku, dia hanya asik dengan tulisannya dan buku-buku, dia juga sibuk dengan usahanya saat ini,hah... Ibunya selalu mengeluhkan tentang dia pada ku!"dengan wajah serius

Canxu menyimak sembari menganggukkan kepalanya singkat

"Hem.. aku cukup mendengar kabar anakmu yang satu itu memang berbeda dari kedua saudaranya, tidak tau kalau kau cukup kesulitan dengannya"

"Aahaha sebenarnya tidak kesulitan ia adalah anak ku yang paling berbeda dan anak ku yang paling ku banggakan" jelas Zhaou kini tersenyum

dalam hati Canxu 'apa yang di banggakan dari seorang anak bisu yang tak bisa apa-apa'ia begitu menilai remeh Sehun anak bungsu Zhaou

"hanya saja aku sulit menjelaskan,ah.. ya Canxu!apa kedua putrimu tengah di jodohkan?"tanya Zhaou memandangi wajah Canxu kini

Chaxu terlihat ragu menjawab

"A..apa kau, berniat?"

Zhaou mengangguk sepertinya sahabatnya ini tau yang ia maksud

"benar Jiyeon dan Tyuzu aku harap salah satu dari mereka bisa mengubah karakter anak ku,percayalah dia itu sebenarnya sangat pintar dan tampan seperti ku hanya saja~"

"Jiyeon.. aku sudah membicarakan perjodohkannya dengan anak dari mentri~"Canxu bergumam tapi terdengar oleh Zhaou

Zhaou memotong

"Ah.. berarti tyuzu ya ..yang belum di jodohkan?,(wajahnya sumringah)bisakah tyuzu menemui Sehun sekali saja, jika keduanya menerima perjodohan ini ( menggenggam tangan sahabatnya penuh harap)aku akan memberikan apapun yang kau dan putrimu mau, aku berjanji canxu (meyakinkan sahabatnya yang berwajah cemas sekarang)aku harap putrimu tyuzu bisa mendampinginya ia benar-benar butuh teman hidup"

"Untuk itu a aku~" wajah Canxu terlihat cemas dan sangat ragu

"aku mohon canxu cobalah "Zhao begitu memohon

"baiklah tidak perlu memohon padaku aku akan membicarakannya pada putri ku"balas Canxu tersenyum sungkan

Zhaou mengangguk semangat

"Ya..ya kau memang sahabat ku yang paling baik terimakasih canxu" ia melebarkan senyumnya menepuk bahu Canxu.

Canxu hanya tersenyum kecut.

( ̄ヘ ̄;)

~~~

Malam hari di dalam sebuah paviliun kediaman Canxu.

(Park Taehee ibu dari Jiyeon dan Tyuzu, istri dari Canxu, wanita periang sangat menyayangi keluarganya dan sangat pengertian)

Seperti biasa Canxu sekarang di temani Istrinya makan malam.

"Ada apa dengan ekspresi itu suamiku kau dari tadi menghelakan nafasmu,makanlah dengan benar, sebenarnya apa yang di katakan sahabat mu tadi siang ha?, sampai kau seperti ini,ceritakanlah padaku" bujuk istrinya mengetip-ngetikpan matanya sambil tersenyum manis agar sang suami mau menceritakan kegundahannya.

Canxu cukup ragu untuk bercerita

"Hah...Kau tau putra bungsunya bukan?"

Istrinya mengangguk

"ya ..aku tahu yang bisu ya..?kalau tidak salah Sehun namanya, aku mengingatnya saat itu dia masih kecil dia tidak pernah beralih dari buku yang di bacanya benar-benar kurang sopan saat aku menyapanya ia bahkan mengabaikan ku setelah itu aku percaya dia bisu"jelasnya serius.

Canxu sedikit ragu menjelaskan pada istrinya

"Hem.. benar, kurasa sampai sekarang dia seperti itu,Tae hee sebenarnya, zhaou.. meminta ku untuk menjodohkan tyuzu dengan dengan Sehun si bisu itu"

Sebelumnya istrinya yang di panggil Tae hee itu tidak bergeming tapi setelah seperkian detik ia terkejut wajahnya terbelalak kaget mendengar penuturan sang suami.

"APA..?!!,lalu..apa kau.. menerimanya?!!"kaget Taehee wajahnya khawatir

"dia sahabatku, dia juga salah satu petinggi kerajaan pahlawan di negeri ini mana mungkin aku bisa menolaknya mentah-mentah di tambah dia sangat memohon padaku!"

"ya.. ampun bukannya kau sangat menyayangi putrimu tyuzu!kita membesarkannya dengan sangat baik mana mungkin kita menjodohkannya dengan orang cacat seperti seperti Sehun!!"masih dengan wajah cemas Taehee merasa tidak terima.

"pelankan suaramu Tae hee tenanglah.." bujuk suaminya agar istrinya tidak terlalu cemas

Tae hee wajahnya mengasam

"tidak aku tidak bisa tenang!, putriku yang cantik menikah dengan orang bisu dan tidak memiliki keahlian, kau tau rumor itu ia hampir membunuh seseorang dengan memotong tanganya?,di tambah ia tidak menjabat sebagai apapun di istana dia seperti bukan anak seorang jendral dia lebih seperti anak yang terbuang bahkan jendral oh membuangnya ke negara lain"jelasnya.

"Tae hee diamlah"pinta Canxu ketus

mereka tidak menyadari bahwa Jiyeon yang sebelumnya berniat menemui ayah dan ibunya tanpa sengaja mendengar perdebatan mereka dari luar, Jiyeon tidak bermaksud menguping tapi ia jadi tertarik pada perdebatan kedua orangtuanya sepertinya masalah yang cukup serius.

Taehee memohon kini pada sang suami

"tolaklah, ku mohon dia putrimu canxu..jika saja Sehun sama seperti abangnya Mentri Yeon Seok aku bisa sangat menerimanya, kau tahu istri menteri Giok?!,dia bilang jendral oh menawarkan sesuatu yang bagus pada suaminya itu tapi dengan syarat menjodohkan putri mereka dengan si oh Sehun, istrinya bilang putrinya langsung menangis setelah bertemu dengan anak bisu itu,dia lebih memilih bunuh diri dari pada harus di nikahkan dengan Sehun, karena bukan hanya bisu dan tidak bisa apa-apa ia bahkan berpenampilan sangat buruk!" Yakinnya dengan gurat cemas.

"Benarkah?"tanya Canxu istrinya mengangguk dengan wajah memelas.

"hah... Apa yang harus ku bilang padanya baru kali ini dia meminta tolong padaku, aku punya hutang budi padanya kau tidak ingat inseden itu? bagaimanapun kita memang harus menjodohkan salah satu putri kita padanya"jelas Canxu bingung

Wajah Tae hee makin serius

Canxu kini berujar

"harusnya aku tidak terlalu cepat menjodohkan Jiyeon"

Tae hee yang mendengar itu sekarang

terlihat lebih kecewa dan marah pada sang suami

"apa maksud ucapanmu itu Ha?!, Jiyeon maupun Tyuzu aku tidak rela mereka menikah dengan Sehun itu!, Mereka putri berharga kita! bagaimana kau bisa berpikir Jiyeon pantas dengannya! dia sangat menghormati dan menyayangi mu! kau pikir Jiyeon pantas bersama pria cacat itu?"istrinya terlihat menitihkan air mata kini dan beranjak pergi begitu saja meninggalkan suaminya.

dan suaminya hanya diam dan menekan keningnya dengan jarinya terasa ada yang menekan kepalanya ia juga tidak rela jika tyuzu yang akan di jodohkan dengan Sehun tapi ia sangat rela jika Jiyeon yang di korbankan kali ini.

*

Taehee kini sudah ada di luar ia tengah memakai sepatunya masih dengan genangan air mata di wajahnya kesal pada sang suami.

"Oh ya ampun, kenapa semua ini harus terjadi,jika sampai anak ku menikah dengan anak bisu itu aku akan mendatangi dan membakar kediaman Jendral Oh itu! beraninya dia memanfaatkan situasi yang menguntungkan untuk anaknya ,beraninya dia mau menjodohkan para putri ku yang berharga dengan~"

suaranya menjauh dari kediaman itu dan berlalu pergi dengan kesal sambil terus menggerutu marah.

Di samping paviliun itu masih berdiri Jiyeon dan Xixi pelayannya, melihat sedih kepergian ibunya yang menjauh, wajahnya terlihat terbebani dan memikirkan sesuatu ia mencengkeram bajunya terlihat menahan sesuatu.

( ̄︶ ̄)

Next chapter

_______________________________________

The brilliant diamond dynasty (OH SEHUN)

Di next chapter kira- kira apa yang akan terjadi guys :v tebak j guys jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian

Untuk gambar gua ambil random di salah satu apk terus gua edit sendiri dengan wajah

Para tokohnya ya guys , ngemeng2 pas ngedit muka Sehun aku gemes sama wajah oppa satu ini (╥﹏╥)

avataravatar
Next chapter