webnovel

01 : Awal Mula

Namaku Hiro. Aku hanyalah murid SMK pada umumnya, atau bisa di bilang, aku hanyalah murid biasa dengan nilai yang biasa.

Wajahku juga biasa, kemampuanku juga biasa. Aku biasa dalam segala hal.

Rambutku memang tidak terlalu biasa, karena aku memiliki rambut yang lumayan panjang, walau warnanya biasa.

Kulitku putih pucat karena keturunan dari kedua Orang tuaku, tapi yang paling mempengaruhi warna kulitku, adalah karena aku jarang sekali keluar dari rumah. Benar! Aku adalah no life, dan aku bangga dengan itu.

Aku melihat tubuhku sendiri di depan cermin saat aku mengatakan semua itu, dan entah sejak kapan, aku menahan rasa jijik dan rasa ingin muntah ini.

"Sial! Tubuhku menjijikan sekali." Gumamku.

"Setelah tujuh belas tahun hidup," Suara seorang gadis terdengar dari balik pintu kamarku, dan aku merasa hal buruk akan terjadi "Dan kau baru sadar kalau tubuhmu itu menjijikan, Kakak."

"Apa maumu, Shinta?"

"Tidak ada! Aku hanya mau mengejekmu saja."

"Kalau begitu pergilah."

"Sebelum itu, aku ingin memberi Kakak nasihat, jangan terlalu lama bercermin."

Aku langsung merasa heran, dan otomatis bertanya "Kenapa?"

"Jika bayanganmu kabur karena jijik dengan tubuhmu, maka hal itu akan sangat mengerikan. Jadi jangan terlalu sering bercermin."

"Berisik, tau!"

"Sarapannya udah siap."

"Oke! Aku keluar sekarang."

"Oke." Aku mendengar suara langkah kaki Adik menyebalkan itu menjauh.

Segera setelah itu, aku langsung memakai seragamku dan berjalan keluar dari kamarku dan segera menuju meja makan, lalu duduk dengan biasa.

Benar! Aku adalah Manusia biasa. Aku hanyalah Manusia biasa, jika saja Ibuku bukan seorang penyihir, dan Ayahku bukanlah seorang pembuat buku sihir.

Tapi aku memang Manusia biasa, berbeda dengan Adikku yang seorang penyihir.

Ayahku pernah berkata "Mungkin kau hanya terlambat berkembang." Untuk menyemangatiku, sampai pada akhirnya Ayah menyerah dan berkata "Aku rasa kau memang tidak memiliki bakat untuk jadi penyihir."

"Cepatlah makan, Hiro!" Tegas Ayahku "Bukankah hari ini hari pertama kau masuk sekolah?"

"Iya." Kelas dua sih.

"Shinta juga," lanjut Ibuku dari dapur yang jaraknya hanya beberapa meter dari meja makan "Sekarang Hari pertama masuk SMP kan?"

"Iya." Balas Shinta.

Aku Manusia biasa, maka aku sekolah di SMK Jaya yang biasa, sedangkan Adikku yang seorang penyihir, dia sekolah di SMP sihir favorit atau apalah itu.

Aku akan menjelaskan sesuatu secara singkat sambil aku menghabiskan sarapanku.

Dunia ini di bagi menjadi dua. Yaitu dunia atas atau dunia umum, atau dunia modern kita yang sekarang, yang mana sihir adalah hal yang tabu. Sedangkan dunia bawah atau dunia sihir, adalah dunia yang jauh dari kata modern, penuh dengan yang namanya sihir dan keajaiban.

Walau bernama dunia bawah, tapi dunia itu tidak benar-benar berada di bawah kita, karena kata itu hanyalah sebuah kiasan semata.

Beratus-ratus tahun yang lalu, Raja dan Ratu sihir membuat sebuah sihir portal, dan terbentuklah dunia yang seperti sekarang, di mana dunia modern dan dunia sihir saling berdampingan, yang hanya di batasi oleh tembok yang amat sangat tipis.

"Aku berangkat sekarang." Kataku sambil berjalan keluar rumah setelah memakai sepatuku.

Beberapa langkah terlewati, dan aku melihat kembali rumahku. Cahaya putih muncul, lalu menghilang dengan cepat. Mereka sudah pergi ke dunia sihir ya? Aku ditinggal.