1 Kapten Bajak Laut Wanita

Roslind, kapten bajak laut wanita yang penuh dengan keberanian dan tekad, berdiri di tengah kapalnya yang rusak dan penuh dengan tanda-tanda pertempuran. Tubuhnya dipenuhi dengan luka-luka yang mengguratinya, tetapi dia tetap tegar, menunjukkan kekuatan dalam keadaan yang sulit. Kru kapalnya berdiri di sekelilingnya, wajah-wajah yang letih namun penuh dengan penghormatan.

Angin laut yang sejuk memainkan rambut keriting Roslind saat dia melihat sekeliling kapalnya yang hancur. Potongan-potongan kayu terpisah dan layar-layar sobek. Mereka telah bertempur dengan gagah berani, tetapi pertempuran itu telah merenggut banyak kru kapalnya.

Roslind memandang wajah-wajah yang tersisa dari kru kapalnya. Mereka adalah saudara dan teman-temannya, dan dia merasa beban tanggung jawab yang besar atas nasib mereka.

"Kita telah kehilangan banyak saudara hari ini," kata Roslind dengan suara berat. "Mereka adalah orang-orang yang kita cintai dan kita akan mengenang mereka. Kita akan terus berlayar dan berjuang, karena itu adalah apa yang mereka inginkan."

Para kru kapalnya mengangguk, mata mereka penuh dengan tekad. Mereka tahu bahwa di bawah kepemimpinan Roslind, mereka akan terus berlayar, menghadapi bahaya, dan mencari petualangan di lautan luas.

Roslind melihat ke cakrawala yang luas, merenungkan perjalanan yang telah mereka jalani dan yang akan datang. Dia adalah seorang kapten yang tangguh, dan meskipun pertempuran ini meninggalkan luka-luka yang mendalam, dia akan terus melanjutkan perjalanannya sebagai seorang bajak laut yang tak kenal takut.

"Kapten Roslind akan kemana kita sekarang?" tanya seorang awak kapal berambut pirang. Wajahnya imut dan tubuhnya terbilang paling kecil diantara yang lainnya.

"Kita mungkin memiliki kekuatan yang setara dengan ratusan orang, Kita bisa menghadapi semuanya." Jawab sang Kapten.

"Jadi kita akan melanjutkan perjalanan sekarang?" Ucap seorang awak kapal berambut merah. Tubuhnya paling besar diantara yang lainnya. "Aku sangat yakin kita pasti bisa walaupun jumlah kita hanya 6 orang."

"Dahulu kita memulai perjalanan hanya berjumlah 10 orang. Kita begitu kuat dan tak terkalahkan". Semua mengangguk mengiyakan perkataan sang kapten. "Namun hampir setengah dari mereka telah gugur selama perjalanan sampai saat ini".

AKU DALAM KEGELISAHAN DAN KESEDIHAN

Lisannya memang tak mengungkapkan kalimat tersebut namun wajahnya yang cantik tersebut benar-benar nampak terperosok kedalam jurang nestapa dan duka. Kru awal yang dia sudah anggap layaknya saudari-saudarinya telah berguguran karena kejamnya samudera. Roslind beranggapan tak mungkin melanjutkan perjalanan hanya beranggotakan kurang dari 10 orang dan kalaupun dia merekrut kru beranggotakan banyak orang akan sangat rentan pada pengkhianatan yang juga membuat gugur kru awal yang dia bentuk.

"Nona Roslind bagaimana jika untuk saat ini kita pergi tempat pria itu sambil memikirkan tawaran yang dulu dia tawarkan". Ucap salah seorang kru yang nampak paling dewasa diantara semuanya. Tubuhnya nampak paling penuh luka dibandingkan yang lainnya.

Semua orang melihat ke arahnya dengan beragam reaksi, namun kebanyakan dengan reaksi tidak suka mendengar hal tersebut.

"Aku tahu sebagian dari kita tidak menyukai ide tersebut dan bahkan terdengar gila. Karena telah memiliki segalanya mungkin membuatnya menjadi seenaknya. Namun mau bagaimanpun dulunya dia adalah bajak laut terhebat. Bahkan hari ini banyak orang mencari harta Karun miliknya, termasuk juga kita." jelas lebih lanjut wanita berambut cokelat tersebut. Walaupun penuh dengan luka ditubuhnya penuturan kata darinya tetap terkesan lembut seolah tidak terjadi apa-apa.

"KAU SUDAH GILA?" ucap kru dengan tubuh paling besar. "Tidak mungkin kapten mau menerima tawaran tersebut".

"Aku tak pernah bilang Kapten harus menerima tawaran dari pria itu, tapi kita mungkin bisa berkunjung ke tempatnya sambil beristirahat dan memulihkan luka. Pria itu akan menjamu kita dengan baik terlepas dari kapten Roslind akan menerima tawaran dia atau tidak. Lagi pula tempat orang tersebut tak begitu jauh dari sini, bagaimana kapten?"

Semua orang melihat sang kapten dan menunggu jawabannya.

"Kita akan berlabuh" ucap sang kapten. "Lagi pula harta karun yang selama ini kita cari sebenarnya adalah milik Pria tersebut." lanjut sang kapten.

"Apa?! Harta Karun legendaris Tsulazia yang setara dengan 1/3 kekayaan dunia adalah miliknya." tanya seorang awak kapal yang bertubuh paling besar. "Kau pasti bercanda Kapten. Harta Karun itu sudah terpendam ratusan tahun lalu, mana mung—"

"Mungkin jika sebenarnya usia pria tersebut sudah berusia lebih dari 1000 tahun." potong sang kapten. "Dalam pertemuan terakhir dengan kita dia mengatakan Kau harus separuh abadi jika ingin mendapatkannya. Kenapa baru terpikirkan olehku."

"Apa maksudnya Kapten?" tanya kru yang berbadan paling besar.

"Leah kau harus pahami, bahwa penawaran pria tersebut dan Harta Karun Tsulazia sangat berkaitan erat." Jawab kru yang paling dewasa diantara yang lainnya.

"Baiklah semuanya, saatnya kita berangkat ke Samaard!" Ucap sang Kapten.

avataravatar
Next chapter