1 Sendiri

Deku, begitu panggilan ku. Aku ini anaknya sangat lemah. begitu lemah , hingga selalu di bully setiap hari.

"Hoi kutu buku,kerjakan PR ku!!" seru bakugo menendang punggungku. Aku gelagapan dan terjatuh , bukannya meminta maaf ia malah memandangku rendah dan tertawa jahat.

"Dasar lemah...!!!!" katanya sinis. Aku memegangi tanganku. Betul aku lemah. sangat lemah..., bisakah aku menjadi kuat?

_

_

Aku sebenarnya benar benar sendirian, tidak ada yang mendekatiku. Mereka tidak mau berurusan dengan orang lemah seperti ku.

"Wanita saja"....,"Benar benar memalukan"....,"Jangan dekat dekat ish"

Itu kata kata yang selalu dikatakan. Aku tau pria seperti nya haruslah kuat, menarik dan tidak penakut. Tapi, dia hanyalah kutu buku, memiliki fisik lemah , dan sangat takut.

Bisa dibilang aku takut di sakiti, aku takut darah..dan aku takut dengan orang orang. Ini membuat ku merasa aneh.., kenapa aku seperti ini?

_

Aku duduk dengan termanggu, kemarin bakugo menyuruhku untuk maraton 20 kali semalam . Ngantuk sekali...

Tak...,",Ouch" seru ku terkejut. Semua orang melirik kepadaku.Aku menunduk takut. Bisa kulihat guru sedang melihat ku dengan wajah seram.

Bakugo...., melirikku sinis dan tersenyum. Dia pasti merencanakan sesuatu lagi...

_

Tak

Tak

_

_

_

_

_

Nampak sosok kuning berdiri di gerbang sekolah. Aku mengeratkan tangan lalu berjalan menunduk.

Srek, bakugo sangat dekat padaku. Ia menatapku dalam dalam kemudian menarikku ke tempat sepi.

Bakugo mengurungku di dinding, dia menatapku dengan kesal. Tatapan itu, ia sangat sangat membenciku.

"Kau lemah sekali, bisa gak sekali saja kau bersikap kuat??" tanya bakugo, itu membuatku membelalakkan mataku.

Apa bakugo mengkhawatirkan ku..?

_

_

_

bakugo menyadari itu dan memukul perutku dengan keras. Aku berteriak kesakitan dan jatuh memegangi perutku.

Bakugo menunjuk ke arahku, tatapan nya yang selalu marah dan seram.

"Kau,..kau..,..aku minta maaf" seru bakugo. Aku sedikit termanggu. Bakugo yang tidak pernah mengucapkan kata itu sekarang benar benar mengucapkannya.

Bakugo memalingkan wajah, wajahnya sedikit memerah karena malu. Ini membuatnya sedikit manis..

_

_

Buk,..Buk.., bakugo memukul wajahku beberapa kali lalu pergi. Aku memegangi wajahku yang lebam. Kurasa aku hanya berhalusinasi.

Mana mungkin bakugo itu peduli padaku ..,

_

_

aku pulang setelah mencuci semua luka yang di sebabkan bakugo. Aku melangkah kan kaki sendirian ke arah rumah.

Di rumah tidak ada seorang pun yang menanti kepulangan ku. Keluarga ku mereka semua meninggalkan ku. Dan aku harus kerja paruh waktu untuk terus hidup.

Sekolah ini satu satunya sekolah dengan biaya termurah. Dan aku mendapatkan beasiswa karena nilai ku yang cukup bagus.

Itu membuatku berusaha belajar lagi, mungkin terlalu fokus hingga fisikku sama sekali tidak ter perhatikan. Aku sering sakit sakitan dan selalu mengabaikannya.

mungkin itu penyebab bahwa tubuhku sangat lemah..

_

Bam, aku mendorong tubuhku ke atas tempat tidur. Langit langitnya sudah bocor. Mungkin aku adalah orang tidak beruntung di dunia ini.

Lemah, hidup lagi.., seharusnya aku mati saja. Lagipula yang di atas juga tidak menyayangiku.

Aku tidak punya teman, dan orang penting dalam hidupku. Sejak sekolah.

Bakugo selalu membully ku, mungkin karena tubuhku lemah. Dia selalu memukuliku, dan selalu menatapku kesal.

Tetapi..., sejak dulu. Hanya bakugo yang ada di sampingku. Ia memperhatikan segala tingkah lakuku.

Ah sepertinya aku masochis. Malah menganggap orang yang kurasa sangat membenciku adalah satu satunya orang yang menyukaiku.

Itu..menyedihkan...

_

_

Aku bangun, oh sudah malam. Aku memasak makanan yang berupa Indomie dan mulai berguling mandi.

Bisa kulihat tubuh kurus ku penuh dengan luka pukulan bakugo. Aku benar benar aneh. Dia selalu membuatku seperti ini. Mana mungkin aku ini penting baginya..?

_

_

Setelah mandi aku kembali membuka buku, aku sangat suka buku. Bagiku itu seperti masuk ke dunia baru.

Setelah membaca aku pun mulai memejamkan mata. Mengulangi hal sama besok. Seperti itu terus..

Sendirian, tidak ada yang spesial. Hatiku menjadi menjerit...

Apakah aku sebenarnya harus mati, ...?

avataravatar
Next chapter