14 Enough, I'm Done

Kini, Clark telah mengikat Aidan disebuah kursi besi yang terhubung dengan berbagai komputer. Clark dengan segala kecerdasan dan kelicikannya telah mampu mengalahkan Aidan.

Tidak ada yang mengetahui keberadaan dan kondisi Aidan setelahnya.

Beberapa jam kemudian, Clark benar-benar tidak tahu bahwa FBI mencari keberadaan Zico.

Sebenarnya Clark ingin membunuh pria itu. Namun, ia merasa waktu yang dibutuhkan untuk membuat pria itu benar-benar mati sangat terbatas. Akhirnya Clark membiarkan Zico yang sudah sekarat terikat di kursi besi itu.

Seluruh divisi dan satuan unit di FBI segera sibuk dengan dugaan kematian Aidan. Kepala FBI pun sangat bersedih akan hal ini. Bagaimanapun, ia membutuhkan Aidan, ia tidak ingin anak itu mati sia-sia. Darren dan Shawn juga segera menghampiri apartemen Aidan.

Bodohnya mereka membiarkan seorang wanita dengan bercak darah melintasi mereka. Sebenarnya mereka curiga dengan wanita itu, tetapi mereka merasa tujuan mereka bukanlah wanita itu, melainkan Aidan.

Merekapun tidak menghiraukan pikiran itu dan melanjutkan naik ke apart Aidan. Untung saja mereka punya insting yang baik mengenai keberadaan Aidan.

Dalam hitungan menit, mereka telah menemukan Aidan di ruang bawah tanah apart Clark. Mereka berpikir dan memfoto bukti logo CIA di dinding ruang tengah Clark, mereka menduga bahwa CIA yang mendalangi aksi ini.

Mereka bahkan segera membuat pernyataan bahwa pengkhianat dalam satuan intelijen negara itu adalah CIA.

Sementara berbagai isu terus beredar, Darren dan Shawn sempat terhambat dalam menyelamatkan Aidan dengan kondisi yang sangat kritis dan mengkhawatirkan.

Mereka terhambat karena ada seorang wanita yang meninggal tertabrak mobil di depan gedung apart Aidan. Naasnya, kepala wanita itu telah hancur, otaknya berserak dijalan, dan tubuhnya berlumur darah segar.

Hanya beberapa orang sekitar yang melihatlah tahu bahwa wanita itu bernama CLARK.

Sesampainya di pusat kesehatan FBI, mereka segera memberi pertolongan utama dan fokus hanya kepada Aidan.

Hingga sekitar 10 jam kemudian, Aidan telah membuka matanya dengan perban di sekujur tubuhnya. Aidan sendiri masih mengingat dengan jelas kejadian yang baru dialaminya, tetapi ia tidak mengingat kelanjutannya setelah ia tertidur akibat dipukul Clark pada bagian kepalanya.

Belum ada yang dibiarkan untuk menjenguknya. Ia masih ingin sendiri. Kini Aidan sadar tidak akan ada kebahagiaan menanti di masa selanjutnya.

Hidupnya hanya penuh dengan kesedihan. Ia sudah cukup sadar dan menerima di kehidupan ini semua akan berjalan sesuai semestinya hanya untuk menyakiti dirinya saja.

Aidan terus menatap jendela, memperhatikan berbagai gedung pencakar langit dengan segala keindahannya. Sayangnya, kenangan dan senyuman Freya, Eclesia, hingga Clark kembali memenuhi pikiran dan penglihatannya.

Aidan Trauma.

Ia bahkan mengingat dengan detail perjuangannya dulu ketika bekerjasama dengan Freya. Bagaimana mereka bisa lepas dari para mafia hingga mereka saling mencintai satu sama lain.

Bagaimana ia bersama Freya membuat strategi terbaik yang pernah CIA dan FBI buat untuk kemajuan satuan Intelijen negara itu.

Bagaimana kehidupan Aidan yang terus bersemi dengan adanya Freya. Hingga akhirnya, ia harus kehilangan Freya di depan matanya sendiri.

Kemudian, Aidan mengingat bagaimana ia mulai mengenal wanita bernama Eclesia. Seorang wanita yang mempunyai anak kecil imut dan menjadi sahabatnya kala itu.

Bagaimana Eclesia membuatnya menjadi pengasuh anak-anak yang teramat lucu. Hingga akhirnya, ia harus kehilangan Eclesia tanpa dapat melindungi wanita itu.

Sampai Aidan bangkit kembali dan mulai mengenal Clark. Wanita yang sudah setahun terakhir ini menemaninya. Wanita yang awalnya ia kira lemah ternyata psikopat.

Wanita cantik yang ternyata adalah pengkhianat dan buronan CIA. Wanita manis yang ternyata menjadi penyebab sekujur tubuhnya diperban dan ia tidak dapat melanjutkan aktivitasnya sekarang.

Wanita yang setahun terakhir ia akui sebagai pemilik hatinya. Wanita… yang ia tidak tahu lagi keberadaannya saat ini. Apakah ia masih hidup atau tidak?

Cklek!

"Hai, Gimana kabar lo?"

"Hai, udah agak canggung gitu ren?"

"Gue takut lo terganggu. Maaf gue gak bisa menemani lo hingga akhirnya lo sekarat gini."

"Gpp, Bukan salah lo."

Cklek!

Muncullah pak Kepala FBI dari balik pintu ruangan tersebut. Ia bersama Shawn dan beberapa agen lainnya. Namun, semua segera diperintah untuk keluar. Kini, tersisa Aidan, Darren, Shawn, dan kepala FBI.

"Maaf atas semua yang kamu alami. Sekarang, saya akan memberi kewenangan kepada kamu untuk bertindak selanjutnya."

"Saya berhenti atas misi ini, Pak."

"HAH?!" Ucap Darren dan Shawn bersamaan.

"Saya tidak akan melanjutkan lagi perjuangan ini, semua tampak sia-sia dan saya tidak mau mati sia-sia. Anda berkata jika saya tidak buang waktu dan terlena dengan Freya, seharusnya saat ini kami melakukan misi khusus. Bolehkah kami mengetahui itu sekarang?"

"Baiklah, jika itu maumu. Lekaslah sembuh, lalu kalian boleh menemui saya. Saya akan memberi misi yang seharusnya. Saya permisi." Ucap kepala FBI.

Tinggallah mereka bertiga diruang tersebut. Awalnya tidak ada antara Darren dan Shawn yang setuju dengan keputusan Aidan. Mereka saling berdebat satu sama lain. Mereka juga saling mengeluh, mencurahkan isi hatinya, dan saling menguatkan.

Sebenarnya mereka bertiga masih ingin berjuang atas misi ini. Namun, banyaknya pertimbangan dan semua ucapan Aidan yang menyakitkan. Hingga akhirnya semua paham, mengerti, dan mau mengikuti kehendak Aidan.

Misi ini? Biarlah terkubur oleh waktu, biar mereka saja yang tetap mengenang yang dicintai di dalam hati masing-masing.

Why it should be Me?

It was disturbing with my head!

Disappointed? Yeah,

I'm sorry Freya…

Thank you, I'm Done!

avataravatar
Next chapter