webnovel

Part 1 | Perbedaan

Yujeong udah berada di hadapan pintu rumahnya. Dia adalah anak orang kaya yang mempunyai 4 orang saudara. Dia bawain kabar gembira buat kedua orang tuanya. Dia mendapat keputusan yang bagus dalam UTBK nya. Dia telah lulus seperti keinginan keduanya. Batinnya, pasti orang tuanya bangga dengan keputusannya. Dia mempersiapkan hati dan mulai masuk ke dalam rumahnya. Usai dia masuk, enggak ada seorang pun di rumahnya. Hanya ada pembantu rumahnya. Dia hanya diam masuk ke dalam rumahnya sampe pembantu rumahnya" memanggilnya iaitu Bibi Iti. Panggilan dari Bibi Iti menghentikan langkahannya. "Halo nona Yujeong. Bagaimana dengan keputusan mu?", Bibi Iti bertanya. "Halo bi aku dapat keputusan yang bagus bi hehe", jawab Yujeong. Bibi Iti yang mendengarnya pun tumpang gembira dengan kejayaannya. "Wah Tuan Amrul sama Nona Saimah pasti bangga dengan keputusan yang diperoleh Nona Yujeong", ujar Bibi Iti. Yujeong cuman bisa senyum mendengarnya. Tapi erti senyuman itu sangat sakit. 'Kalau bangga kenapa mereka enggak ada di rumah', batinnya. "Bibi aku pergi ke atas dulu ya. Makanan aku enggak perlu dihantar ke kamar ku", ujar Yujeong. "Siap nona. Kalo pengen apa-apa aja bilang ke bibi ya", ujar Bibi Iti dan hanya diangguki oleh Yujeong. 'Kasian banget Nona Yujeong pasti dia semangat buat nunjukin keputusannya ke orang tuanya', gumam Bibi Iti.

Di sisi lain , Bora gugup banget buat masuk ke dalam rumahnya. Dia berasal dari keluarga yang bisa dibilang sederhana. Dia takut buat masuk ke rumah karna dia enggak dapetin keputusan sebagusnya temannya. Dia takut bagaimana dengan reaksi orang tuanya yang bakal kecewa sama keputusannya. Dia menyiapkan hatinya dan mulai memegang gagang pintu rumahnya dan masuk ke rumahnya. Usai masuk ke dalam, dia melihat orang tua dan saudaranya sedang menunggu di ruang tamu. Dia semakin takut untuk menghampiri mereka. Dia mulai duduk di sebelah adiknya. Bundanya bertanya, "Bagaimana dengan keputusan mu Bora?", tanya bundanya. Dia hanya diam dan enggak menjawab pertanyaan bundanya. "Enggak papa Bora. Bilang aja sama bunda", lanjut bundanya. Bora mengangkat pandangan ke orang tuanya dan adiknya sebelum bicara. "Maaf bunda, ayah, Bora enggak dapat keputusan yang cemerlang", jawab Bora yang terlihat sedih kerana tidak dapat mengkibulkan impian orang tuanya yang mengharap dia dapat keputusan yang bagus. "Enggak papa kok nak. Kamu udah berusaha semaksimal mungkin", ujar ayahnya yang mulai memeluknya diikuti bundanya. Bora kaget dengan reaksi orang tuanya. "Betul nak. Ayah sama bunda terima keputusan kamu apa adanya. Yang penting kamu udah usaha. Next time berusaha lebih keras ya", ujar ayahnya. "Makasih bunda ayah", ujar Bora dan membalas pelukan keduanya. Dia sangat beruntung mempunyai orang tua seperti mereka.