webnovel

Sanggup Berkorban

Senandung kata rindu terucap pada seorang gadis pujaan hati demi menemukan ranting cintanya yang tulus.

Gadis itu menampakkan sinar lebih dari pancaran sebiasanya karena mendengar untaian isi hati pria tampan.

Dengan kelembutan kata mesra pria, kini gadis itu sulit menjauh dan berusaha menggapai dekapan sang matahari.

pria itu juga lebih menginginkan keakraban dalm bercinta agar tumbuh mekar disetiap hari - harinya. setiap musim dingin tiba sang gadis butuh kehangatan sinar sang matahari.

Bercucuran keringat dingin yang membasahi tubuh pria itu ketika berhari hari sang gadis tak kunjung tiba di sebuah home stay. pria itu sudah memesan home stay untuk bermalming sambil menikmati indahnya sinar rembulan dari pucuk gunung sembalun.

Tak disangkanya, gadis itu datang dengan menggunakan mobil avanza. setelah keluar dari mobil, gadis itu langsung menuju home stay.

Dengan hati gembira, ia langsung menarih tas dan mengganti pakaian. sambil menunggu pesanan teh, ia duduk di ruang tunggu sambil membaca koran.

Tidak lama pesanannyapun datang, langsung minum karena kehausan mencari pria tampan hingga mengelilingi wisata sembalun.

Hilanglah rasa haus, kemudian tiba - tiba datang pria tampan itu dan langsung duduk di sampingnya. "sudah lama ksu kutunggu" memang sudah kemana? ujar gadis cantik.

Aku telah mencarikan kamu makanan untuk malam minggu, sahutnya. setelah tahu jawaban itu maka diajaklah sang gadis jalan - jalan mengelilingi wilayah home stay.

Dia menemukan tempat untuk menikmati malam minggu sambil nikmati bulan purnama. senangnya pada malam itu hingga tak terasa tangannya menekan botol minuman hingga jatuh ke bawah serta membasahi rok si gadis cantik

Karena tahu akan kekhilafan, pria itu langsung mengambil tisu dan membersihkan rok kekasih hatinya.

Gadis itu tak bergerak sedikitpun sampai mengarahkan tangan pria itu ke bagian yang terkena air minumannya.

Bergetar hati hingga menusuk jiwa, sang pria tampan saat tangannya di pegang oleh kekasih hati .

Tanganmu sungguh lembut selembut wajah, membuatku jauh berhayal ingin menemukan dan menembus rasa cinta sejati padamu, ujar pria itu.

Sambil diam dan menjawab " aku hadir karena tulusnya cintaku padamu", sambil tetap memegang erat tangan pria itu, sahut gadis.

Menjelang pukul 22.00 wib, tubuh gadis itu terasa dingin dan menggigil. matanya juga kemerahan karena mengantuk.

Diajaknya pria itu untuk membawanya kembali ke kamar guna istirahat namun, pria itu masih bertahan hingga rembulan malam membekas pada tubuhnya.

Sedikitpun ia tidak mau bangun dari tempat duduk walaupun tangannya di tarik oleh sik gadis cantik.

"Aku bertahan untukmu", oleh karena itu hantarkan malam -malam indahku bersamamu sebelum awan menutup purnama.

Kehadiranmu yang membuat aku berkorban dalam mempersiapkan segalanya atas nama cinta membekas pada tubuh serta menggetarkan jiwa untuk selamanya setia.

Disamping sinar bulan malam itu, pancaran sinar bintang juga ikut menyaksikan kehadiran sang gadis dan bercanda ria penuh kedipan mata.

Pria itu semakin bahagia menikmati bulan dan bintang menari nari di langit biru menandakan cintanya terbuai mesra dalam muara hati.

Enggan meninggalkan gadis itu karena semakin malam hati serta pandangan redup bagaikan ia sudah terbawa arus lautan asmara.

Sayap - sayap perahu yang sedang dipegangnya kini semakin berfikir untuk memegang kuat baling - balingnya.

malam kian larut, tubuh keduanya kedinginan, selimt tak jua disiapkan melainkan, hanya selembar kain batik tersimpan dalam tas.

Karena dingin maka kain itu diambil dan dibuka kemudian ia berdua gunakan untuk menutup kepala agar kepala tidak terkena embun.

Embun yang jatuh dari langit tak terasa karena buaian kata kata mesra pria itu kepada gadis cantik.

perimadona bukanlah harapan kecuali selendang sutra menjadi bukti nyata dan saksi bisu saat memadu asmara.

Kerasnya angin malam akan membawa mereka hidup damai dan menikmati indahnya ranting ranting cinta.

rambut hitam dan panjang dibelainya adalah pertanda keharmonisan membina kasih mengukir lautan asmara.

Sekitar pukul 23.30 menit, keduanya menonggalkan. meja kasmaran dan berjalan menuju rumah penginapan.

Sesampainya di rumah penginapan itu, mereka duduk di ruang tunggu sambil menikmati makanan ringan yaitu Taro.

sambil mengantuk,pria itu membagi waktunya untuk bercanda tawa membuka jendela sambil menikmati "betapa indahnya cinta yang didasari ketulusan", sungguh cinta itu indah dan menghilangkan haus ketika mendaki melintasi gunung tinggi menjulang.

Hampir pukul 23.00 wib keduanya, setelah asyik bercanda di ruang tunggu maka mata semakin tak tahan menahan ngantuk dan ia meninggalkan tempatnya.

keduanya menuju rumah penginapan dan memasuki kamar tidur masing - masing.

setelah gadis itu berada dalam kamar, ia merasa sulit pejamkan mata membayangkan, betapa mesranya cinta jika dihiasi sinar rembulan.

bulan serta bintang ikut menyaksikan dan berbahagia malam minggu itu.ooooh indahnya menata mutiara baru dalam pelukan.

Menjadi kenangan memories bagi sang gadis karena baru menemukan seorang pria yang mengerti dalam membina dan merawat cinta.

Terasa panas selama satu tahun yang gadis rasakan, kini sudah mulai sejuk menumbuhkan rumput - rumput nan kekeringan.

Pandangan tajam gadis yang menembus gelora pria, kini telah menjadi satu dalam jiwa senyapkan segala keabadian.

Antara pria dengan gadis cantik nan molek sekarang memulai untuk bersama - sama merawat dan menjaga keaslian cinta yang tumbuh.

"Tidak akan kubiarkan tubuhnya tergores sedikitpun oleh laki laki lain karena ia denganku telah berjanji disertai titik bukti murni". ujarnya.

Membuka jendela kamar pagi harinya, gadis itu melihat sinar matahari yang masuk, kemudian ia keluar dan langsung menuju kamar pria serta mengetuk pintu.

Hingga tiga kali mengetuk pintu, barulah pria itu menjawab. dari dalam kamar, ia bertanya " siapa?, mas, mas, bangun mas...," kata gadis cantik sambil menengok kiri dan kanan.

Setelah mendengar suara lembut yang memanggil maka, ia membuka pintu dan dilihatnya seorang gadis berdiri.

Segeralah pria itu menuju kamar mandi, setelah mencuci muka maka ditemuinya sang gadis di bawah pohon rambutan samping rumah penginapan.

Dari bawah pohon rambutan, pada pagi hari itu keduanya duduk menikmati teh hangat sambil memandang sinar keemasan matahari pagi.

Dunia bagai milik mereka berdua yang tak seorangpun dapat memiliki.

bunga - bunga dan rumput di sekitar rumah penginapan tumbuh segar dan bersemi.

Sorotan mata pria tertuju pada gadis cantik karena pandangan di malam harinya tak seindah pagi hari.

Semakin memikat hati pria, akan kecantikan gadis itu. terucap dari bibirnya " bolehkah kau buka jilbabmu?, tak berpikir lama gadis itu beranjak dari tempat duduknya menuju kamar.

Sedikit terasa panik bagi pria itu karena sikap sik gadis. ia berpikir bahwa gadis itu tidak akan kembali.

Selang beberapa menit gadis tersebut keluar dan menemui pria itu dengan berpakaian rapi nan mewangi.

"Aku tak sangka kau akan kembali", sahut pria itu kepada bidadari cantik yang turun dari rumah penginapan.

Elok rupa gadis pujaan hati pria kini terpancar keaslian dan kelembutan penuh memikat hati. pria itu kembali bertanya, bagaimana kalau kita jalan - jalan pagi?, boleh, jawab sang gadis.

Berangkatlah keduanya dari samping rumah penginapan mendekati anak rinjani di sembalun bumbung. sebongkah sinar matahari menembus anak rinjani ingin di dekap olehnya.

Sinar matahari ikut mengukir indah dalam bayang bayang angkatan kedua kaki. tak jauh dari rumah penginapan mereka berjalan kaki, perut sik gadis terasa mules.