"papi bohong, tidak mungkin Riko pergi, Dia sayang sama aku." Ucap lirih Jelita yang masih tidak percaya dengan perkataan papinya. Dia segera berdiri sambil melangkah mendekati papinya " papi bohong kan?. " Sambung Jelita berharap semuanya bohong
Papi Hendra segera menundukkan kepalanya sambil menggeleng.
Seketika tangisan Jelita pecah,seraya menjatuhkan tubuhnya sambil terisak Dia masih tidak percaya bahwa Riko begitu tega meninggalkannya tepat dihari pernikahan mereka, mami Mia yang tidak tega melihat anaknya yang begitu hancur segera merengkuh tubuh Jelita
" Sayang, jangan seperti ini."
" Mami, yang
papi bilang bohong kan? Miko tidak mungkin meninggalkan aku" lirih Jelita di tengah Isak tangisnya dia masih belum percaya bahwa Miko meninggalkannya.
Mami Mia terdiam, sungguh tidak menyangka bahwa hari bahagia anaknya berubah jadi seperti ini, Mami Mia segera merengkuh tubuh Jelita sambil mencoba menenangkannya.
Papi Hendra menatap tidak tega, melihat keadaan Jelita namun sambil menarik nafas panjang dia berusaha mengatakan keputusan yang telah dibuat dengan sahabatnya, yaitu menikahkan Jelita dengan anak kedua sahabatnya.
"Papi, sudah memutuskan, akan menikahkan kamu dengan Dimas." Ucap papi Hendra.
Jelita segera melihat kearah papinya, dengan tatapan tidak percaya bagaimana bisa dia menikah dengan calon adik iparnya sendiri, begitu juga dengan mami Mia, yang kaget mendengar perkataan suaminya.
" Aku tidak mau Pi." tolak Jelita tegas sambil berdiri .
" papi, sudah putuskan pernikahan ini akan tetap dilanjutkan".
" Mami tidak setuju, bagaimana bisa Jelita menikahi adik dari Riko?." Sambung mami Mia sambil berdiri.
" Aku hanya akan menikah dengan Riko, papi tidak berhak memaksa aku."
" Setuju atau tidak, kamu akan menikah dengan Dimas hari ini." Tegas papi Hendra." Untuk apa? Kamu menunggu lelaki yang sudah meninggalkan kamu." Sambung papi Hendra .
" Jelita yakin Riko akan kembali."
" Jadi kamu menolak? Baiklah papi akan membatalkan pernikahan ini, biarkan keluarga kita menanggung malu" ucap papi Hendra sambil melangkah menuju pintu .
Jelita terdiam sejenak mendengar perkataan papinya, dia tidak mungkin membiarkan keluarganya malu namun dia tidak bisa menikahi pria lain, dengan berat hati akhirnya Dia menyetujui pernikahan ini demi menyelamatkan keluarganya dari rasa malu.
" Baik aku setuju."
Papi Hendra yang akan membuka pintu, segera mengurungkan niatnya dia segera membalik badannya menghadap ke arah Jelita " apa kamu yakin." Tanya papi Hendra.
" Jika ini demi nama baik keluarga kita,maka aku akan rela berkorban".
" Tapi sayang." Ucap mami Mia.
" Aku tidak ingin membuat papi malu." Ucap Jelita sambil melihat ke arah maminya.
Mami Mia, hanya terdiam dia tahu bahwa Jelita mengatakannya hanya untuk menyelamatkan nama baik keluarganya dihadapan semua orang, sedangkan papi yang mendengar persetujuan dari Jelita segera melangkah keluar.
Semua orang sudah berkumpul, begitu juga dengan Dimas yang sudah duduk didepan penghulu menggantikan kakaknya menikahi Jelita, penghulu yang berada di hadapannya segera menjabat tangan Dimas.
" Apa sudah siap." Tanya pak penghulu sambil menatap Dimas.
Dimas segera mengagukkan kepalanya.
" Saya terima nikah dan kawinnya Jelita andriani binti Hendra Wiratmaja dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Dengan satu tarikan napas Dimas mengucapkan ijab kabul.
" Bagaimana para saksi" tanya penghulu .
"Sah" ucap para saksi.
" Alhamdulilah" sahut pak penghulu seraya melepas jabatan tangannya .
Dimas terdiam masih tidak percaya dia baru saja menikahi calon kakak iparnya sendiri, hingga lamunannya Buyar saat melihat wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya datang dengan di apit mama serta ibu mertuanya .
Berbeda dengan Jelita masih belum percaya dengan semua ini, dengan tatapan kosong Jelita segera di dudukan tepat di samping Dimas yang begitu tampan, seketika Dimas melirik ke arah Jelita yang begitu cantik hingga membuatnya terpesona namun dia berpikir mengapa kakaknya begitu tega meninggalkan wanita secantik Jelita.
Jelita segera mencium punggung tangan Dimas, begitu juga Dimas langsung mencium kening Jelita yang resmi menjadi istrinya, keduanya segera bertukar cincin, acara pernikahan pun selesai semua tamu serta penghulu sudah pulang kini tinggal kedua keluarga serta sepasang pengantin baru di ruangan itu. "papi bohong, tidak mungkin Riko pergi, Dia sayang sama aku." Ucap lirih Jelita yang masih tidak percaya dengan perkataan papinya. Dia segera berdiri sambil melangkah mendekati papinya " papi bohong kan?. " Sambung Jelita berharap semuanya bohong
Papi Hendra segera menundukkan kepalanya sambil menggeleng.
Seketika tangisan Jelita pecah, seraya menjatuhkan tubuhnya sambil terisak Dia masih tidak percaya bahwa Riko begitu tega meninggalkannya tepat dihari pernikahan mereka, mami Mia yang tidak tega melihat anaknya yang begitu hancur segera merengkuh tubuh Jelita
" Sayang, jangan seperti ini."
" Mami, yang
papi bilang bohong kan." Tanya lirih Jelita di tengah Isak tangisnya.
Mami Mia terdiam, sungguh tidak menyangka bahwa hari bahagia anaknya berubah jadi seperti ini, Mami Mia segera merengkuh tubuh Jelita sambil mencoba menenangkannya.
Papi Hendra menatap tidak tega, melihat keadaan Jelita namun sambil menarik nafas panjang dia berusaha mengatakan keputusan yang telah dibuat dengan sahabatnya, yaitu menikahkan Jelita dengan anak kedua sahabatnya.
"Papi ,sudah memutuskan, akan menikahkan kamu dengan Dimas." Ucap papi Hendra.
Jelita segera melihat kearah papinya, dengan tatapan tidak percaya bagaimana bisa dia menikah dengan calon adik iparnya sendiri, begitu juga dengan mami Mia, yang kaget mendengar perkataan suaminya.
" Aku tidak mau Pi." tolak Jelita tegas sambil berdiri .
" papi, sudah putuskan pernikahan ini akan tetap dilanjutkan".
" Mami tidak setuju, bagaimana bisa Jelita menikahi adik dari Riko?." Sambung mami Mia sambil berdiri.
" Aku hanya akan menikah dengan Riko, papi tidak berhak memaksa aku."
" Setuju atau tidak, kamu akan menikah dengan Dimas hari ini." Tegas papi Hendra." Untuk apa? Kamu menunggu lelaki yang sudah meninggalkan kamu." Sambung papi Hendra .
" Jelita yakin Riko akan kembali."
" Jadi kamu menolak? Baiklah papi akan membatalkan pernikahan ini,biarkan keluarga kita menanggung malu" ucap papi Hendra sambil melangkah menuju pintu .
Jelita terdiam sejenak mendengar perkataan papinya, dia tidak mungkin membiarkan keluarganya malu namun dia tidak bisa menikahi pria lain, dengan berat hati akhirnya Dia menyetujui pernikahan ini demi menyelamatkan keluarganya dari rasa malu.
" Baik aku setuju."
Papi Hendra yang akan membuka pintu, segera mengurungkan niatnya dia segera membalik badannya menghadap ke arah Jelita " apa kamu yakin." Tanya papi Hendra.
" Jika ini demi nama baik keluarga kita,maka aku akan rela berkorban".
" Tapi sayang." Ucap mami Mia.
" Aku tidak ingin membuat papi malu." Ucap Jelita sambil melihat ke arah maminya.
Mami Mia, hanya terdiam dia tahu bahwa Jelita mengatakannya hanya untuk menyelamatkan nama baik keluarganya dihadapan semua orang, sedangkan papi yang mendengar persetujuan dari Jelita segera melangkah keluar.