1 Bangun (1)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Zheng Zha selalu merasa dirinya seperti mayat hidup. Pagi hari berangkat bekerja dan sore harinya pulang bekerja. Dia makan saat lapar dan berhenti makan saat kenyang. Malam hari dia tidur dan kemudian akan bangun keesokan paginya. Zheng Zha tidak mengetahui kenapa dia dilahirkan di dunia ini dan apa arti hidupnya. 'Tentu saja aku hidup bukan hanya untuk selalu tersenyum sepanjang hari, ataupun untuk mencari gadis nakal di tempat hiburan dan juga bukan hanya untuk tinggal di tengah-tengah keramaian kota.' kata Zheng Zha dalam hati.

Walaupun Zheng Zha baru berumur 24 tahun tapi dia selalu berpikir bahwa dia akan segera meninggal, lalu mayatnya akan terurai dan menjadi satu dengan tanah dan yang tertinggal hanyalah sebuah nama. 'Tapi aku rasa tidak akan ada orang yang mengingat namaku karena aku bukan orang terpandang, aku hanyalah orang biasa. Seperti sebutir debu di dunia ini.' kata Zheng Zha dalam hati.

Zheng Zha ingin mengubah hidupnya, dia ingin hidupnya memiliki arti...

"Apakah kamu ingin memahami arti dari kehidupan? Apa benar-benar… ingin merasa hidup?"

Zheng Zha sedang berada di kantor dan baru saja menyalakan komputernya. Ia membaca kalimat yang muncul di layar. 'Dasar para peretas komputer, hanya ingin membuat sensasi. Aku memilih 'Yes' ataupun 'No' pasti berujung dengan mengunduh virus.' pikir Zheng Zha sambil tersenyum tidak habis pikir dengan kelakuan orang-orang jaman sekarang. Saat dia ingin menutup halaman itu dia berhenti sejenak untuk membaca kalimat itu lagi.

"Apakah kamu ingin memahami arti dari kehidupan? Apa benar-benar… ingin merasa hidup?"

Sesaat setelah membaca kalimat itu lagi ada perasaan menggelitik dalam diri Zheng Zha yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, kemudian dia mengarahkan mousenya dan menjawab 'Yes'. Dalam sekejap Zheng Zha kehilangan kesadarannya...

'Kenapa aku merasa dingin dan tubuhku bergetar…'

Saat bangun Zheng Zha seketika bangkit berdiri dari lantai. Dengan panik ia melihat ke sekelilingnya dan merasa kebingungan karena tidak mengenali tempat yang dilihatnya. Setelah beberapa saat akhirnya Zheng Zha sadar sepenuhnya.

"Bagus, kamu adalah salah satu orang terbaik yang datang kemari." kata seorang dengan nada dingin dari belakang Zheng Zha.

Zheng Zha membalikkan kepalanya dan melihat seorang laki-laki muda yang sedang melihat ke arahnya, dia terlihat berumur 24 atau 25 tahun. Tidak ada yang aneh dengan orang itu, hanya saja terdapat beberapa bekas luka di wajahnya dan itu membuatnya terlihat menakutkan.

Laki-laki itu mengambil sebatang rokok kemudian menghirupnya, lalu dia melihat ke belakang Zheng Zha. Saat ini Zheng Zha baru menyadari ada 5 orang yang sedang berbaring di sebelahnya, 3 laki-laki dan 2 perempuan. Selain itu ada banyak orang asing di sekitarnya.

Mereka sedang berada di sebuah truk container yang sedang melaju dengan cepat, di sana terasa dingin dan bergoncang.

"Tempat apa ini? Siapa kalian? Kenapa aku bisa berada di sini?" tanya Zheng Zha bertubi-tubi dan karena ada orang asing di sana Zheng Zha bertanya menggunakan Bahasa Inggris.

Orang-orang asing itu melihat sekilas ke arah Zheng Zha lalu membuang muka, hanya laki-laki berambut hitam itu yang menghela nafas panjang lalu menjawab, "Coba ingat-ingat, 'dia' pasti sudah memasukan sebuah ingatan ke dalam otakmu."

'Ingat-ingat?' kata Zheng Zha dalam hati kemudian berusaha mengingat kembali kejadian sebelum dia kehilangan kesadaran. 'Saat itu aku ingat melihat kalimat 'Apa kamu memahami arti dari kehidupan? Apa benar-benar… ingin hidup?' kemudian aku memilih 'Yes' dan seketika aku kehilangan kesadaranku…

Tunggu dulu.' kata Zheng Zha dalam hati kemudian dia baru menyadari di dalam ingatannya terdapat banyak hal yang berhubungan dengan kehidupan...

Ini adalah sebuah game, tapi tidak ada yang tahu siapa yang membuat game ini. Tuhan? Iblis? Atau alien? Atau mungkin orang dari masa depan? Tapi yang jelas Zheng Zha sudah menjadi salah satu pemain dalam game ini.

Orang-orang di sini adalah mereka yang memilih 'Yes', kemudian setelah menentukan pilihan, mereka semua dibawa ke tempat yang menakutkan ini.

"Ini adalah Resident Evil bagian 1. Kalian para pemula sangat beruntung, pertama kalinya kalian masuk langsung tiba di tempat sesantai dan setenang ini. Jika kalian mati pun, kalian dapat mati dengan tenang." kata laki-laki berambut hitam itu lalu menghirup rokok untuk terakhir kalinya sebelum membuangnya.

"Jadi maksudmu, kami sekarang bukan masuk ke dalam komputer tapi kami seperti dalam sebuah dunia fantasi dimana kami harus menyelesaikan game ini untuk kembali ke tubuh kami kemudian kami menjalani hidup baru?" tanya seorang yang bertubuh gendut yang duduk di sebelah Zheng Zha.

Laki-laki berambut hitam itu mengeluarkan sebuah pistol desert eagle, sambil berkata, "Aku tidak tahu jika ini adalah tubuh asli kalian atau tidak tapi yang jelas kalian dapat merasakan sakit, terluka, dan meninggal. Dan apa yang kamu katakan salah, walaupun telah menyelesaikan game ini kalian hanya akan melanjutkan ke babak selanjutnya. Bisa jadi kalian akan melihat babak selanjutnya dalam game Resident Evil tapi bisa juga kalian tidak akan pernah melihatnya. 'Dewa' akan mendatangkan pemain baru untuk menggantikan pemain yang meninggal di babak sebelumnya. Dalam setiap babak, biasanya hanya akan ada 7 sampai 20 pemain, itu karena game Resident Evil ini sangat berbahaya."

Si gendut yang duduk di sebelah Zheng Zha tersenyum dingin lalu berkata, "Bagaimana kamu tahu bahwa orang yang meninggal di sini akan benar-benar meninggal? Bisa saja mereka sudah kembali ke tubuh asli mereka dan bisa jadi mereka sendiri yang memilih untuk mati di dalam game ini."

Laki-laki berambut hitam itu mengangkat kepalanya. Terlihat sorot matanya yang dingin dan dalam sekejap seolah berubah menjadi seperti harimau yang marah. Dengan cepat dia sudah berada di depan si gendut itu lalu menekuk satu kakinya dan menodongkan pistol ke dalam mulut si gendut itu.

"Lalu apa kamu mau coba untuk mati? Apa kamu bisa membayangkan teror tanpa batas yang aku rasakan? Aku sudah melalui 3 babak teror, dan babak pertamaku adalah 'Jalan Hantu'. Di babak itu ada 15 orang yang bermain, tapi hanya tersisa 2 orang. Apa kamu tahu akhir dari babak itu? Mereka semua terbunuh di dalam mimpinya sendiri, hanya tersisa aku dan seorang lainnya. Apa kamu tahu rasanya terbunuh dalam game? Kamu dapat melihat banyak daging busuk di sekitarmu, lalu di pabrik yang gelap dan suram kamu melihat dirimu dipotong sedikit demi sedikit hingga mati?! Dasar sialan! Kamu ingin mati sekarang?!"

Kata laki-laki berambut hitam itu dengan suara keras seolah kehilangan kesabarannya. Terlihat sorot matanya yang tajam bersiap untuk membunuh si gendut itu. Sedangkan si gendut itu sudah terlihat ketakutan dan lemas, sementara pistol masih ada di dalam mulutnya sehingga membuatnya tidak bisa meminta belas kasihan.

Zheng Zha dan 4 orang lainnya meminta laki-laki berambut hitam itu untuk melepaskan si gendut itu, tapi dia malah tertawa dingin, "Di dalam game teror ini, jika mati kamu akan benar-benar mati dan jika kamu di siksa di dalam game ini kamu akan mati dengan mengenaskan. Jadi aku sarankan jika kamu tidak berniat untuk bertahan hidup dalam game ini, lebih baik kamu membunuh dirimu sekarang juga."

Lalu seorang gadis muda berkacamata berkata, "Jadi tidak ada cara untuk kami kembali ke tubuh asli kami?"

Laki-laki berambut hitam itu berkata, "Aku sudah bilang, kalian bukan masuk ke dalam komputer. Apa menurut kalian game ini dapat diciptakan oleh kemampuan manusia? Tentu saja tidak, ini adalah karya Tuhan. DimataNya kita hanyalah serangga kecil yang digunakan untuk menghiburnya, jadi kita ditangkap dan dibawa ke dunia ini. Kita tidak akan bisa kembali, setidaknya itu yang aku rasakan."

Gadis muda berkacamata itu terdiam dan berpikir, "Dari nada bicaramu, sepertinya kamu merasa sepertinya ada cara untuk kita bisa kembali?"

Laki-laki berambut hitam itu mengangkat kepalanya dan melihat ke arah gadis muda berkacamata dan berkata, "Kualitas pemula kali ini cukup bagus. Kamu benar, masih ada harapan untuk kita bisa kembali."

Mendengar perkataan laki-laki berambut hitam itu Zheng Zha dan 6 orang lainnya menahan nafasnya kemudian melihat ke arah laki-laki berambut hitam.

"Setiap menyelesaikan 1 misi atau menyelesaikan 1 babak teror, kita akan mendapatkan 1000 poin hadiah, dimana poin tersebut dapat ditukarkan dengan banyak barang. Misalnya menggunakannya untuk bertahan hidup di sini selama 100 hari…" kata laki-laki berambut hitam.

Laki-laki tua yang ada di sebelah gadis muda berkacamata itu berkata, "Itu gila! Siapa yang ingin berlama-lama di dalam game teror ini?! Itu sama saja dengan cari mati!"

Laki-laki berambut hitam itu tertawa dingin tanpa berkata apa-apa, lalu gadis muda berkacamata itu memegang dahinya dan berkata, "Bukan, aku rasa aku memahaminya sekarang. Game teror ini terbagi menjadi beberapa kategori, salah satunya adalah Resident Evil yang merupakan jenis horor fiksi ilmiah. Jadi di dalamnya tentu berhubungan dengan ilmu pengetahuan bukan tentang hantu. Jadi selain tempat yang berhubungan dengan cerita di dalam game ini yang lainnya pasti normal seperti di dunia kita pada umumnya. Jadi kita hanya harus pergi ke tempat yang tidak berhubungan dengan game ini…"

Laki-laki berambut hitam itu menjentikkan jarinya, "Bingo! Kamu benar, jika kita dapat bertahan 100 hari di sini itu berarti kita dapat hidup normal selama 100 hari. Coba kalian pikirkan, setelah menyaksikan berbagai macam kematian dan mayat, bukankah kehidupan yang normal dan tenang merupakan suatu anugerah?"

Zheng Zha kaget seolah dia baru memahami tujuan hidupnya. 'Iya, karena aku memiliki kehidupan yang membosankan sehingga aku dapat masuk ke dunia ini. Saat aku menghadapi situasi teror dan kematian aku baru dapat merasakan duniaku yang membosankan ternyata adalah harapan dan anugerah.' kata Zheng Zha dalam hati.

Kemudian laki-laki berambut hitam itu berkata, "Selain bisa ditukar dengan kehidupan di dunia ini, kita juga bisa menukarnya dengan banyak benda. Seperti pistol desert eagle ini, kamu bisa mendapatkan pistol ini dengan menukarkan 100 poin hadiah atau 10 hari waktu kehidupanmu. Selain itu poin hadiah dapat ditukarkan untuk meningkatkan kemampuan kita, seperti meningkatkan kecerdasan, memperkuat kondisi mental, mempercepat pertumbuhan sel baru, meningkatkan 6 indra perasa, menambah masa otot pada tubuh, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Jadi kita bisa mengubah hidup kita setiap harinya seperti kita dapat memperkuat kemampuan 6 indra perasa manusia menjadi 100 kali lipat lebih sensitif. Dengan kata lain selama kita hidup di game ini, kita dapat membuat kemampuan kita menjadi berkali-kali lipat lebih hebat. Jika kita dapat menyelesaikan 100 babak game teror ini kita akan menjadi orang terhebat!"

Setelah mendengar penjelasan laki-laki berambut hitam itu, gadis muda berkacamata itu dengan tenang bertanya, "Lalu untuk dapat kembali dunia kita, kita memerlukan berapa poin hadiah?"

"50.000 poin!" jawab laki-laki berambut hitam itu sambil mengeluarkan sebatang rokok dari dalam kantongnya lalu menghirupnya dan berkata lagi, "Jika kamu tidak menggunakan poin hadiahmu sejak babak pertama, kamu akan bisa pulang setelah menyelesaikan babak ke 50."

Saat itu seluruh orang menjadi tenang, mereka semua memikirkan perkataan laki-laki berambut hitam itu. Untuk bertahan hidup selama 50 babak mereka akan perlu meningkatkan kemampuan hidup mereka dengan menukarkan poin hadiah tersebut, itu berarti mustahil untuk dapat kembali ke dunia asal mereka hanya dengan berhasil melewati babak 50.

"Tentu saja, untuk setiap babak teror yang berhasil dilalui, kita akan mendapat 1.000 poin hadiah dan kita juga bisa mendapat tambahan poin. Seperti yang sekarang sedang aku lakukan, aku sedang menjelaskan tentang sistem game ini kepada pemula maka berdasarkan peraturan 'Dewa' aku akan mendapatkan 100 poin tambahan. Kalian pasti sudah menyadari kalian sedang menggunakan jam tangan yang aneh kan?" kata laki-laki berambut hitam itu sambil mengulurkan tangan kirinya, terlihat ada sebuah jam tangan berwarna hitam sederhana yang terbuat dari logam. 

Seluruh orang melihat ke tangan kiri mereka dan melihat terdapat beberapa data di layar jam tangan tersebut. Data pertama adalah waktu hitung mundur yang menunjukkan waktu tersisa adalah 3 jam 7 menit. Yang kedua adalah data beberapa fakta dasar yang perlu diketahui dalam game, selain itu ada jumlah zombie, jumlah orang yang sedang merayap, jumlah pemain baru...

"Setiap kita membunuh 10 zombie, kita akan mendapat 1 poin, jika membunuh 1 monster akan mendapatkan 100 poin, jika membunuh 1 orang pemain baru… akan mendapatkan 1.000 poin…" kata laki-laki berambut hitam tersebut. Setelah menyelesaikan perkataannya, dia tidak melihat ke arah Zheng Zha dan pemain lainnya. Saat itu hanya Zheng Zha dan gadis muda berkacamata yang melihat dengan tenang ke arah laki-laki berambut hitam itu 

"Tentu saja itu bukan cara yang baik untuk mendapatkan poin hadiah…"

Laki-laki berambut hitam itu melihat ke arah Zheng Zha dan gadis muda berkacamata itu lalu tertawa dingin dan berkata, "Tanyakan apa yang ingin kalian ketahui karena babak teror akan segera dimulai."

Gadis muda berkacamata itu melihat ke arah Zheng Zha, lalu Zheng Zha menganggukkan kepalanya dengan pelan dan gadis itu melanjutkan perkataannya yang sempat terhenti, "Aku masih memiliki beberapa pertanyaan. Aku sudah pernah melihat adegan ini dalam film Resident Evil. Pada akhir cerita, virus T menyebar di seluruh kota Rakun. Jadi sebelum itu semua terjadi, bukankah akan lebih mudah untuk kita bertahan hidup di babak ini dengan menaiki truk ini dan pergi dari lab?"

Laki-laki itu menganggukan kepala lalu berkata, "Lihat jam tangan kalian, ada sebuah nama."

"Matthew Edison!"

Beberapa orang membaca nama itu secara serentak. Beberapa saat kemudian terlihat cahaya yang muncul di beberapa orang asing lalu tiba-tiba mereka menghilang begitu saja.

"Dia adalah ketua tentara di film ini. Film ini adalah film teror yang berhubungan dengan penelitian di lab. Demi membatasi tingkat kesulitannya 'Dewa' sudah mengatur agar para pemain tidak bisa meninggalkan tempat dimana cerita sedang berlangsung, maupun berjauhan dengan tokoh penting. Jika jarak kita dengan Matthew Edison lebih dari 100 meter, maka BOOM tidak akan ada yang tersisa. Kalian mengerti maksudku kan? Jika ada yang meninggal di babak ini, maka akan ada pemain baru yang muncul untuk menggantikan." jelas laki-laki berambut hitam itu.

Zheng Zha bertanya, "Siapa sebenarnya 'Dewa' itu? Mengapa kamu terus menyebutnya "Dewa'?"

"Dia adalah yang mengatur segala hal di sini, dia pula yang memberikan kita poin. 'Dewa' yang aku bicarakan berbentuk bola cahaya, tapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya yang sedang ditelitinya hingga membuat game ini."

Gadis berkacamata itu menganggukkan kepalanya menunjukkan bahwa dia memahami penjelasan laki-laki berambut hitam tersebut lalu bertanya lagi, "Pertanyaan terakhir… waktu apa yang tertera di jam ini?" sambil menunjuk pada jam yang dikenakannya.

"Itu adalah sisa waktu yang kamu miliki saat berada babak teror ini, jika waktu sudah habis kamu akan kembali ke tempat 'Dewa' dan mendapatkan poin. Kemudian melanjutkan ke babak teror selanjutnya." jelas laki-laki berambut hitam itu lalu menghisap rokoknya.

Saat itu truk container tiba-tiba melambat, rokok laki-laki berambut hitam itu habis kemudian dia mengeluarkan pistol desert eagle miliknya bersiap untuk bertarung dan berkata, "Baiklah, babak ini dimulai. Sekarang kalian akan bisa mendengar percakapan mereka, tapi ingat kalian tidak boleh mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan film ini jika mereka mendengarnya maka poin hadiah kalian akan dipotong. Setiap kalimat yang mereka dengar akan terpotong 10 poin. Kalian para pemula… selamat bertahan hidup!"

avataravatar
Next chapter