webnovel

- Terlalu Kuat -

Seorang anak yang hidup seperti bangsawan yang dikelilingi pelayan, dipenuhi kasih sayang orang tua dan tidak kekurangan apapun, namun hidupnya penuh dengan tanda tanya dan keganjilan. Suatu hari semuanya berubah dan kebenaran tentang dirinya terbuka satu persatu.

xienewbie · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

02. Akhir dari hari yang biasa.

"senang bertemu anda tuan Duff, perkenalkan nama saya Tiga belas."

ruangan seketika hening, hanya suara gemeretak kayu terbakar di perapian. wajah kedua orang tuaku terlihat pucat. sebelum kemudian tawa memecahkan kembali suasana.

"Hahaha....sudah kuduga.." Duff ini, ya Duff. untuk apa memberi penghormatan pada orang yang tidak menghormati dan menghargai orang lain. Duff menyandarkan badannya dan melemparkan senyum mengganggunya pada kedua orang tuaku.

"terima kasih atas waktunya tuan muda Tiga belas..anda boleh kembali ke.."

"maaf tuan Duff, sepertinya anda bingung."

"maksud anda?"

"ini rumah keluarga kami, apa hak anda.."

"keluar saja, dengarkan kata ayah." potong ayahku.

"tapi ayah, siapa dia? dari pakaian nya pun meskipun lebih baik tetap saja seperti penjaga di keluarga kita."

"hussh.. nak kembali saja membaca, nanti ibu menyusul"

"tapi bu kita tuan rumah dan.."

"DIAM..!!!"

ugh..ayahku tiba tiba membentakku, dan ini pertama kalinya beliau bersikap seperti ini. orang tuaku terlihat begitu panik, ibuku bahkan tidak bisa menyembunyikan dari mata dan wajahnya sama sekali. Sebegitu menakutkannya Orang ini? siapa sebenarnya dia.

"Hahaha...bagus..bagus, keluarga yang harmonis. Kalian mendidik anak dengan baik...hahaha"

"maaf tuan dia masih kecil" "saya dan suami kurang mendidiknya, dia selalu memberikan nama sembarang kepada orang yang belum dikenalnya.." orang tuaku mencoba mengalihkan perhatian sambil mengisyaratkanku untuk cepat keluar dari ruangan, namun tidak berguna karena tuan Duff kembali mengisyaratkan kembali dengan jarinya, dan merekapun langsung seperti kehilangan suara.

"baiklah anda boleh duduk kembali tiga emmmh... junior, tidak masalah jika saya memanggil anda begitu." aku hanya memandangnya.

"dan bolehkah saya bertanya?"

"....silahkan.." Duff berdiri dan berjalan kearah perapian, memandangi poto keluarga kami dan mengambil salah satu bingkai.

"..berapa umur anda sekarang junior? sebelas kalau tidak salah..?"

'apa maksudnya? tak usah bertanya jika sudah tau' pikirku, dan Duff melanjutkan dengan rentetan pertanyaan pertanyaan yang dia jawab sendiri juga. tanpa membalikan badannya sesikitpun. dan sebagian pertanyaannya bahkan akupun baru mengetahuinya sekarang, aku mencoba bertanya lewat pikiran pada orang tuaku tentang beberapa hal yang disebutkan oleh Duff, namun kemudian kulihat Duff berbalik dengan salah satu bingkai ditangannya dan mengernyit pada orang tuaku.

"..dan kalian bilang produk gagal! dan karena kasihan dan kalian tidak memiliki keturunan!" 'tidak memili keturunan? apa maksudnya?..

"TAPI APA INI??? TELEPATI??" nada suara Duff semakin keras mengintrogasi kedua orang tuaku, sepertinya Duff sangat kecewa mengetahui kemampuanku. 'eeh..sebentar kenapa Duff tau aku melakukan telepati?'. namun kemudian kutemukan jawabannya.

"kenapa junior? bingung karena orang lain bisa mendengar telepati mu?" aku hanya bisa mengangguk dan menahan diri jangan sampai pikiranku terbaca.

"tak usah bingung, aku sering berurusan dengan orang sepertimu...bukan begitu doktor?" Duff berbalik dan melemparkan bingkai ke atas meja di depan orang tuaku, dan kembali duduk, pandangannya terpaku padaku. jari tangan kanannya menggosok gosok permukaan jam berwarna hitam di pergelangan tangan kirinya.

Ruangan senyap sejenak, sebelum suara Duff kembali terdengar. "hmmm.. telepati?, diantara mereka bukankah No 4 yang memiliki kemampuan sama?" kemudian salah seorang yang berdiri di dekat pintu berjalan tergesa, menyalakan sebuah alat seperti monitor kecil dan menyerahkannya pada Duff sebelum berbalik ke posisinya kembali.

" ... no 4, 21 tahun.. telepati, kendali pikiran, bla bla bla... yup sepertinya kalian benar doktor..anak kalian ini PRODUK GAGAL.."

dan Duff Berdiri dengan tersenyum mendekatiku. kedua orang tuaku terlihat khawatir dan rasa takut semakin terlihat di wajahnya, sebelum sedikit demi sedikit memudar setelah mendengar Duff. Setelah menyimpan alat monitor disaku jaketnya. Duff berbalik kepada orang tuaku dan tersenyum.

"huhuhu...maaf doktor, ternyata ini salah faham...huhuhu.. kami kira hal spesial, ternyata.. aah organisasi tidak akan pernah mempermasalahkan hal seperti ini jika kalian jujur...produk ganda mungkin sedikit lebih baik dari gagal...hahaha" 'apa ini kurang ajar. Duff ini mulutmu yang gagal!! produk? apa yang produk. doktor? sejak kapan pengusaha seperti orang tuaku menjadi doktor' namun sepertinya kedua orang tuaku tidak menghiraukan cemoohan Duff.

"..anda memang pengertian tuan, kami akan merahasiakan ini sampai.." namun sebelum ayahku selesai dan..

"BAANG!!!"

hampir tak terlihat Duff mengambil dan mengarahkan sebuah benda logam dengan lubang kecil tepat berada sejengkal didepan kepalaku, sejenis pistol seperti yang dijelaskan di buku tapi bentuknya ini sedikit berbeda.

Bau amis darah dan sesuatu yang terbakar mulai tercium, telingaku berdengung kencang bercampur suara jerit dan tangis orang tuaku.

'sebagian pandanganku memerah karena darah yang kini mengucur dari kepalaku, aku merasakan sakit dan gatal yang teramat sangat dari pelipisku, dari sudut pandangan ku lihat ayahku meraih sesuatu dari meja lalu melompat ke arah Duff dan kemudian kudengar dua kali suara keras senjata namun kini arahnya dari belakang kursi yang ku duduki.

TRAAA... TRAAA....

dan pandangan serta kesadaranku perlahan menipis, ruangan semakin buram dan suara semakin tidak jelas. Apa yang terjadi selanjutnya aku tak bisa berbuat apa apa, sekeras apapun keinginan ku untuk melawan bahkan untuk melihat apa yang terjadi pada orang tuaku pun tak bisa kulakukan, badanku sepertinya bukan miliku yang terasa hanya gatal, sakit di kepala dan dadaku menyesak.

Setelah berapa lama suara mulai terdengar jelas kembali, namun pandangan dan badanku masih belum pulih sepenuhnya. 'sepertinya aku belum mati.' pikiranku mulai meraba raba situasiku sekarang, dan kurasa aku masih tetap di ruangan yang sama.

"Sudah kalian periksa semua sudut rumah ini?"

"sudah semua jendral, namun data tentang subjek ini tidak ada sedikitpun"

"cari petunjuk dari pelayannya. pakai segala cara. Gara gara kecerobohan kalian sumber informasi dan penelitian berharga hilang sia sia"

"...."

"Tunggu apalagi, cepat! aku ingin segera pergi dari sini"

"Ma..maaf jendral, setelah tembakan pertama pelayan itu menghilang tanpa jejak.."

BAAANG..

"huff... ."

"semua anggota TRACKER perintahkan pulang hanya satu tim SWEEPER saja ikuti aku"

"Laksanakan"

"SIAP Jendral"

Ruangan kembali hiruk pikuk, dan tenang kembali sesaat kemudian, kudengar langkah kaki beberapa orang didalam ruangan dan tumpahan cairan. Aroma menyengat membuat dadaku kembali sesak, namun membuat kesadaranku berangsur pulih. Mereka kemudian keluar dan ruangan kembali sepi.

Kucoba membuka mata dan melihat sekelilingku. kulihat ruangan menjadi basah, dan aroma menyengat ini ternyata dari cairan yang kini membasahi penjuru ruang dan barang barang serta lantai. Kulihat tubuh kedua orang tuaku tergeletak dilantai di atas genangan darah, air mata namun tak sedikitpun keluar, yang kurasa hanya.

' eh..kenapa aku tak merasa kan apapun? tak ada sedih atau pun marah. Mungkin trauma seperti yang dijelaskan di buku buku yang pernah kubaca, atau mungkin karena emosi dan kondisi mentalku yang masih belum stabil. apapun itu sebaiknya aku pastikan keadaan aman dulu sebelum mengurus kedua orang tuaku.

PRAAANK... sesuatu memecahkan kaca jendela dari luar dan kemudian menggelinding dan ..'PAAAK meledak memercikan sinar menyilaukan dan memicu menjadi percikan yang secepat kilat menjadi kobaran api membakar seluruh ruangan, semua permukaan dinding, lantai dan langit langit seperti menjadi sumber api dan badai yang sangat panas berputar cepat memenuhi ruangan.

Kulihat semua benda menjadi hangus, termasuk mayat orang tuaku dan salah satu bawahan Duff. Kemudian kusadari sesuatu yang membuatku terkejut, aku masih berdiri. Kulit ku meleleh dan tumbuh dengan sangat cepat terus menerus menjadi siklus yang tak henti, pakaian yang kukenakan sudah lama tak bersisa, namun setiap bagian tubuhku seperti tanpa bekas terbakar karena setiap bagian tumbuh kembali dengan cepat. Tidak ada sakit sedikitpun hanya rasa gatal yang sedikit menggangu.

Perlahan kudekati jendela, kulihat beberapa orang masuk kedalam sebuah pesawat dengan baling baling, warna merah yang mencolok dan sebuah gambar se ekor burung terbang menyamping mencengkram bintang terpampang besar. Dengan meninggalkan pusaran angin pesawat tersebut tinggal landas dan terbang hingga menghilang di ujung batas langit.

Tiba tiba pintu di dobrak dari luar, kulihat beberapa orang masuk dan menyemprotkan cairan busa dan setelah beberapa lama ruangan yang dipenuhi api kini berganti menjadi penuh busa yang lengket dan asap yang mengepul. Setelah kukenali yang datang adalah Herman dan beberapa pekerja kurasa keadaan sudah tenang terkendali dan tiba tiba kelelahan yang luar biasa menyerangku dan aku pun terjatuh tak sadarkan diri.

.........................

I think I need to rewrite the stories from scratch because the word seems a mess.

how many words needed for a chapter?

hohoho maybe I need to go back to writing guide

apakah saya perlu menulis ulang dalam english

kata kata bahasa yang saya gunakan sepertinya rancu

ada yang bisa bantu?

xienewbiecreators' thoughts