webnovel

Pahitnya Kenyataan

"Tia gue tidak pernah menyangka jika Pangeran Ahmed dalang dibalik semua ini." Gesa tertegun menatap Tia yang berdiri kaku. "Setahu gue pria yang mencintai tidak akan menyakiti bahkan membunuh wanita yang dicintai."

"Siapa pangeran gila itu?"

"Dia pewaris nomor dua dari Kerajaan Kelantan. Secara garis keturunan harusnya dia yang menjadi putra mahkota, tapi karena dia mengalami gangguan emosi sehingga adiknya yang naik tahta. Ahmed sudah lama terobsesi dengan Ananya. Pangeran gila itu menyukai Ananya sejak gadis namun sayang dia menikah dengan Dino. Malam itu sebenarnya mereka ingin membunuh suami Ananya. Naas, malam itu malah Ananya yang membawa mobil Dino sehingga yang meninggal dia bukan Dino."

"Coba lo bilang sekali lagi? Dino?" Tia semakin penasaran.

"Sepertinya lo mengenal Dino?" Gesa malah menaruh curiga.

"Apa ini Dino yang lo maksud?" Tia memperlihatkan foto Dino yang ada di profil WhatApp.

Gesa terperangah tak menyangka jika Tia kenal dengan Dino.

"Jadi suami Ananya adalah Dino Putra Chaniago?" Tia memastikan.

"Benar."

"Ya Tuhan." Tia terperangah. Dunia ini sangat sempit.

"Ada apa Tia?"

"Rere menyelamatkan lo karena saksi kunci kematian Ananya. Rere menyelamatkan Dino tapi malah ia terjebak cinta satu malam dengan pria itu."

"Apa maksud lo?"

"Ada yang menjebak Dino setelah kematian Ananya. Kebetulan Rere menjadi mahasiswa magang di kantor Dino. Rere menyelamatkan Dino, namun sayang mereka terjebak cinta satu malam sehingga Rere hamil Leon."

Dada Gesa sesak. Butuh oksigen yang banyak untuk membuat napasnya lega. Jika Dino dan Rere memiliki anak berarti amanat Ananya tidak bisa ia jalankan. Hati Gesa patah dan remuk. Ia harus mengubur cintanya pada Dino.

Gesa hampir saja oleng jika Tia tidak memeganginya. Tia merasa curiga dengan sikap Gesa yang terkejut dan terkesan tak terima jika ayah kandung Leon adalah Dino.

"Kenapa lo terpukul mengetahui jika Dino ayah biologis Leon?"

"B-bukan apa-apa." Gesa berbohong.

"Jangan bohongi gue." Tia menatap Gesa penuh intimidasi. Tia manusia yang sangat peka dan bisa membaca karakter seseorang. Tidak mudah untuk membohonginya.

"Gue tidak bohong."

"Apa lo suka sama Dino?" Tembak Tia begitu saja.

Tubuh Gesa bergetar hebat. Tiba-tiba tangannya gemetar dan berkeringat dingin.

"Ayo jawab Gesa!" Desak Tia lagi.

"Sebenarnya….." Gesa masih ragu untuk cerita.

"Sebenarnya apa?"

"Sebelum Ananya meninggal berpesan sama gue untuk menjaga Dino dan Hanin." Gesa lega melepaskan uneg-uneg dihatinya.

Tia tertegun menatap Gesa dalam. Mencoba memahami apa yang Gesa rasakan. Entah kenapa Tia mendadak kasihan pada Gesa. Hidupnya tak tenang setelah kematian Ananya. Ia memiliki beban moral karena diberikan amanat untuk menjaga Hanin dan Dino.

"Gesa…," panggil Tia lembut.

"Gue bukan melarang lo buat menjalankan amanat Ananya tapi Dino harus bertanggung jawab pada Rere karena telah menghadirkan Leon ke dunia ini. Ingat Gesa. Rere yang telah menyelamatkan lo malam itu sehingga masih hidup sampai sekarang. Imbas dari menolong lo, dia juga diburu dan hampir dibunuh. Ingat bantuan Rere sama lo. Tidak hanya bantuan tenaga tapi juga moril. Dia yang membiayai perawatan lo hingga sembuh dari depresi. Dia juga yang membawa lo lari dan tinggal di Indonesia. Setelah banyak lo hutang budi pada dia masih mau merebut ayah anaknya? Gue bicara sebagai seorang sahabat. Rere menderita selama ini. Dia selalu mendapatkan kesialan karena menolong orang. Pertama menolong lo. Kedua menolong Dino tapi malah terjebak cinta satu malam Leon. Bisa lo tidak jadi penghalang hubungan mereka?"

"Apa maksud lo?"

"Kami ingin menikahkan Dino dan Rere demi masa depan Leon. Pak Bara ingin Dino bertanggung jawab pada adiknya. Pak Bara ingin keponakannya dapat pengakuan secara hukum."

"Tapi bagaimana dengan amanat Ananya?"

"Gue pernah baca artiket soal amanat orang yang sudah meninggal. MUI bilang amanat orang yang sudah meninggal wajib hukumnya jika berhubungan dengan kewajiban yang meninggal terhadap Allah SWT. Seperti zakat, infak dan sedekah. Amanat Ananya hanya untuk menjaga Dino dan Hanin. Menjaga Dino bukan berarti lo harus menjadi istri dia."

"...…" Gesa tertegun tak bisa membalas kata-kata Tia.

*****

Dila berlari ke Penthouse Bara karena Rere membawa ketiga anaknya dari sekolah. Rere tidak main-main dengan ucapannya membawa anak-anak tinggal bersamanya dan Bara.

Dila menekan bel berulang kali. Tak sabaran agar pintunya segera dibuka. Rere segera membuka pintunya. Tanpa permisi Dila menyelonong masuk ke dalam.

"Dimana anak-anakku?" Tanya Dila panik.

"Mereka bersama Apa mereka. Kenapa panik begitu? Kami tidak akan menyakiti triplets."

"Memang kalian tidak menyakiti mereka, tapi akan mengambil mereka dariku," ucap Dila ketus.

"Ama," panggil Salsa yang baru menyadari kedatangan Dila. Gadis kecil itu mendekati Dila dan memeluknya.

Bara memeluk Shaka dan Shakel. Rasa haru menyergap relung hati Bara. Bahagia, akhirnya bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya. Meski hilang ingatan pria itu memiliki firasat memiliki anak karena ia mengalami mual dan muntah selama sembilan bulan.

Next chapter