1 Kesucian Yang Terenggut ( 1 ) 21+

"Jangan lupa masukkan bahan perangsang dalam minuman lelaki itu." Seorang preman menunjukkan seorang lelaki minum di depan bartender. Pria Melayu itu melirik tajam pada seorang pria yang tengah mabuk. Terlihat tatapan mata si pria kosong. Mengisi kehampaan dengan minum.

"Plan kita harus berjalan dengan elok." Si pria memberikan obat dan tips pada seorang bartender.

Rere terperanjat kala mendengar ucapan sang pria. Ia menatap arah telunjuk pria itu. Gadis itu kaget. Rere kenal dengan pria yang akan dijebak. Pria itu adalah Dino Putra Chaniago. Dino seorang CEO di tempat Rere magang. Rere sangat mengenal sang pria meski tidak pernah bertegur sapa.

Dino pria idaman setiap wanita di kantor. Meski Dino sudah menikah dan punya anak, namun tetap saja para karyawan wanita mengidolakannya. Pria itu sangat ramah, tapi sayang tidak pernah terbuka dengan masalah pribadinya. Hingga kini para karyawan tidak tahu siapa istri dari pria itu. Pria itu hanya mengenalkan sang anak.

Rere sedang berada di bar karena baru saja mengadakan pesta dengan teman-teman kampusnya. Selayaknya remaja yang hidup negara orang kehidupannya bebas karena tinggal jauh dari orang tua.

Kaya sedari lahir membuatnya bisa melakukan apa saja. Harta warisan dari sang ayah tidak akan habis tujuh turunan. Rere sudah terbiasa minum wine karena suka hura-hura istilah kerennya dugem. Gaya hidup hedon sudah melekat dalam dirinya. Datang ke bar untuk menghilangkan penat pasca seharian magang atau kuliah.

Rere berasal dari Surabaya. Almarhum ayahnya salah satu taipan paling berpengaruh di kota itu. Kini sang bunda telah menikah lagi. Ayah tirinya sangat baik dan sudah menganggap Rere seperti anak kandung sendiri. Kakak tirinya pun sangat baik meski sekarang sedang sakit.

Beberapa hari ini Dino memang rajin datang ke bar untuk minum. Pria dengan tinggi 180 cm, bermata bulat berwarna coklat. Melepaskan luka hati yang tengah menderanya. Hanya alkohol yang menjadi temannya melepaskan penat dan luka di hatinya.

Tatapan matanya kosong, tak ada semangat untuk hidup. Hatinya telah patah dan mati. Pria itu minum hingga botol ketiga. Ia minum wine dengan kadar alkohol tinggi.

"Go. Masukan ubat ini dalam minumannya!"

Sang bartender tersenyum sumringah menerima obat perangsang dan uang tips. Sang bartender beranjak, mendekati ke Dino. Pria itu tersenyum licik seraya menyeringai.

Jiwa kemanusiaan Rere tergugah. Meski Dino dingin dan tak dekat dengan karyawan namun pria itu sangat baik. Rere menguping pembicaaran pria yang akan menjebak Dino.

"Tenanglah, Tuanku. Saya telah memberikan perangsang kepadanya. Apabila penawarnya berjaya, kita akan melakukan serbuan untuk membawa wartawan. Saya telah mengupah wanita malam itu untuk membantu rancangan kami." Pria itu bicara dalam bahasa Melayu totok.

Rere sontak kaget. Jantungnya nyaris berhenti berdetak. Tega sekali orang itu menjebak Dino, padahal pria itu atasan yang sangat baik.

"Aku tidak bisa membiarkan Pak bos dijebak. Aku harus menolong dia." Rere bicara dalam hati dalam bahasa Indonesia. Rere sendiri tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia karena sedang kuliah di salah satu kampus ternama di negara itu.

Bartender suruhan sang pria asing menuangkan obat perangsang dalam minuman Dino, kala pria itu menambah minumannya. Pria itu teler sehingga tak melihat sang bartender memasukkan sesuatu dalam minumannya.

Sebelum Dino meminum minuman yang diberikan bartender, Rere merampas gelas itu. Bersikap seperti wanita nakal agar sang bartender tidak curiga. Sang bartender kesal melihat Rere. Rasa curiga pun timbul. Tak mau usahanya gagal pria itu

"Ampuni aku minum minuman Tuan? Sepertinya enak." Rere dengan berani meneguk wine yang telah dicampur dengan perangsang hingga tinggal setengah.

"Beraninya awak minum minuman saya." Dino merebut minumannya dari tangan Rere lalu meminumnya hingga habis.

Rere terperanjat kala Dino menghabiskan semuanya. Rere sudah terbiasa minum sehingga tak terlalu mabuk, namun gejolak panas menderanya. Rere menyadari kebodohannya. Kenapa ia meminum minuman itu? Dino sedikit gerah. Menepis kecurigaan sang bartender, Rere menarik tangan sang atasan. Waktu Rere sempit untuk menyelamatkan Dino dari musuhnya.

Rere membopong Dino menuju mobilnya. Ia meletakkan satu tangan Dino di bahunya, tangannya menahan tubuh Dino. Ia cengkram pinggang pria itu dan membawanya lari.

Rere tahu jebakan apa yang akan mereka lakukan pada sang bos. Mereka pasti menjebak sang bos dengan skandal video mesum untuk menjatuhkan karier si pria.

"Dimana rumah Tuan?" Tanya Rere ketika kesadarannya masih stabil. Meski mabuk dan badannya terasa gatal Rere masih bisa membawa mobil.

"Jangan ke rumah saya. Antarkan saya ke apartemen B," ucap sang bos dengan suara serak.

"Baik Tuan. Itu lebih baik." Rere menekan pedal. Ia banting stir meninggalkan bar. Mereka harus segera pergi sebelum orang-orang itu menyadari jika Dino sudah tidak ada.

"Apa yang kamu lakukan hingga mereka ingin menjebakmu?" Sesekali Rere melihat Dino yang sudah teller. Pria itu tertidur di kursi belakang. Dino menggeliat tak nyaman karena hawa panas yang ia rasakan efek perangsang.

Rere mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, harus segera pergi sebelum orang yang menjebak Dino sadar jika targetnya sudah hilang.

Rere membawa Dino menuju apartemennya. Untung saja kunci apartemen Dino menggunakan sidik jari sehingga gadis tak perlu repot-repot mencari kunci. Pikirannya sudah kacau. Efek perangsang telah terasa ditubuhnya, begitu juga dengan Dino. Tubuh mereka panas dan merasa gatal di beberapa bagian.

Rere sudah oleng dan teller seperti Dino. Rere berjalan sempoyongan. Ia harus memegang dinding agar tubuhnya tak ambruk.

Dino menarik tangan Rere menuju kamarnya. Mereka terbakar gairah. Mata keduanya berkabut gairah. Dino melepaskan pakaian atasnya hingga menampakkan dada bidangnya. Rere semakin bergairah, otak dan tubuhnya tidak sinkron. Hatinya menolaknya namun tubuh mendamba. Dino melumat bibir Rere dengan ganas. Bukannya menghindar Rere malah menikmati cumbuan sang pria. Ia malah mengalungkan lengannya di leher Dino.

Rere mendesah kala Dino menjelajahi leher jenjangnya. Pria itu melucuti satu persatu pakaian Rere.

"Sayang akhirnya kamu pulang. Aku sangat merindukan kamu." Dino terkikik melepaskan ikatan rambut Rere. Rambut gadis itu tergerai. Rambutnya berterbangan, terlihat seksi di mata Dino. Pria itu bahkan menangis membelai pipi Rere.

"Iya sayang. Aku pulang," jawab Rere dengan suara serak.

Keduanya dikuasai nafsu dan gairah. Keduanya bercinta bak suami istri yang tengah melepaskan rindu. Saling membutuhkan satu sama lain. Desahan mereka saling bersahutan di bawah selimut. Tak ada rasa malu meski mereka tidak dekat satu sama lain. Hanya Rere yang tahu siapa sang pria yang tengah menggaulinya. Pria itu berhalusinasi, menganggap wanita yang bersamanya adalah sang istri yang telah meninggal.

avataravatar
Next chapter