webnovel

16. yang di sana

Alunan musik dengan selarasnya senandung berbarengan dengan terpaan angin sepoi-sepoi menyapu telinga dan wajah Rendra juga seorang wanita muda yang cantik dan nyentrik, duduk di kursi lembut & empuk dengan hidangan favorit sepertinya, entah favorit siapa terpampang didepan mata, Ruangan setengah remang cahaya jadi pilihan anak muda.

"Mas, bagaimana?" Membuka suara lebih awal Mela memecah keheningan malam itu.

"Bagaimana apanya, Mela?" jawab Rendra simple dan pelit kata.

"Jangan memikirkan mantan kamu terus, lagian sudah nikah dan jadi milik orang lain dan berkali-kali aku sampaikan, diri kamu sendiri juga perlu perhatian dari kamu juga! Sampai kapan kamu akan sendiri terus? Bagaimana dengan aku?" Mela menepuk dadanya sendiri.

Hening sejenak tertata, tampak Rendra termangu dengan segala perasaan yang terbelenggu, entah apa yang ada di benaknya sehingga ia terasa kelu, makan malam bersama Mela yang diatur papa si perempuan adalah hal yang dirasa tidak nyaman baginya. Mereka memang berhubungan baik, tetapi Redra hanya menganggap teman biasa seperti teman-teman kerjanya yang lain.

"Mas, hari ini adalah ulang tahun aku, aku sudah berapa kali menyatakan perasaanku, selama kau masih sendiri aku akan mengatakan perasaanku selalu kepadamu, tapi tega kamu, Mas! Aku mencintaimu tak kunjung kamu membalasnya. Aku selalu setia menanti cinta dan jawabanmu!" tambahnya.

"Mela, maafkan aku, Bagaimana, ya? Aku sudah terlalu nyaman dengan dia, dia yang di sana selalu menunggu aku untuk menebus semua hutang orang tua, lalu dia akan bercerai dengan suami yang tidak dia inginkan. Kita jadi saudara saja, aku dengan dirimu, ehm, aku tak bisa bayangkan harus sayang-sayangan sama kamu, pelukan, bahkan ciuman denganmu tidak akan ada rasanya. Ayolah Mela, banyak lelaki rekan kerja kita. Usia kita cukup beda jauh, kamu fokuslah dulu sekolah, lalu carilah yang tidak jauh umurnya dan lebih tampan juga mapan dari aku," jawab Rendra selalu sama.

Rendra telah mengenal Mela sejak pertama datang ke Taiwan, sejak bekerja di tempat ayah gadis itu, sejak saat itulah Mela menyimpan sesuatu untuk Rendra, rasa rindu dalam dekap kalbu dan rasa cinta dalam hati dan jiwanya, cukup lama ia pendam rasa sampai mereka berdua semakin dekat dan Rendra tidak mencium niat dan rasa Mela kepadanya, namun ungkapan Mela berulang kali tak kunjung berbalas cinta, rupanya hanya cukup berbalas kasih persahabatan saja, Rendra lelaki yang cukup alot untuk diluluhkan bagi Mela.

"Lebih mapan? Lebih tampan? Memang kenapa kalau aku dan kamu? Banyak temanku jug dapat lebih dewasa, tapi mereka bisa saling mencintai. Katakan aku kurang apa? Kamu ingin sosok wanita lagu yang bagaimana? Apa kejelekanku? Akan aku rubah demi kamu bisa menerima cintaku, Mas," sarkas Mela mencecar Rendra.

"Tidak ada yang kurang dan kamu tidak jelek, justru kamu cantik, bahkan anak atasanku, yang penuh kekurangan adalah aku. Aku tak bisa membuka hatiku entah kenapa saat ini? Aku menunggu dia? Masih mau fokus bekerja, masih ingin sendiri. Maafkan aku Mela, sekali lagi maafkan. Kesalahan ada pada diriku, bukan padamu." Mohon Rendra agar tidak menyakiti Mela, untuk dimengerti gadis itu, ia sambil menggelengkan kepalanya.

"Itulah, kamu kurang perhatian pada dirimu sendiri. Ketika istri orang itu butuh dirimu, kamu akan bergegas-gegas, padahal kamu juga butuh cinta yang nyata, bukan hanya buaian dan harapan semu. Iya, kalau suaminya mau menceraikannya? Kalau tidak mau, kamu gak bisa merebut istri orang paksa! Jangan ada penyesalan di hari nanti." Mela sudah mulai berkaca-kaca.

" ... kadang kesempatan tak hadir lagi, apakah kesetiaanku kurang? Bahkan aku tak melirik siapa pun lelaki selain dirimu selama ini?" tambah Mela.

"Mela, kamu masih kelas delapan, masih panjang masa depanmu dan sungguh tidak ada yang kurang darimu. Aku yang keterlaluan hingga sering mengecewakanmu dan melukaimu, namun aku tak bisa membohongi hatiku, juga tak mau berpura-pura kepadamu, maafkan aku, dengan berat hati jawabanku masih sama, kamu terlalu baik untukku. Aku tak pantas mendapatkan itu." Sembari menunjukkan mata yang berkaca-kaca pula, Rendra memberi penjelasan.

Betapa tidak pria dihadapannya akan sangat langka berada di zaman ini, kesetiaan yang tak tanggung-tanggung, selain bertetangga juga setia menjalin cinta saat masih usia sekolah dengan wanita itu, lalu sampai sudah menikah, bahkan di tunggu. Aneh dan cukup gilanya adalah, bekerja hanya demi tujuan menabung sebanyak-banyaknya demi memungut lagi wanita itu dan merebut dari suaminya dengan menukar sejumlah uang hutang orang tua wanita itu, lalu Mela, hanya cukup puas dengan predikat teman semata.

Tekad juga visi misinya tidak diragukan lagi, satu yang tak ada duanya, hidup hanya untuk membahagiakan istri orang, merebut hati mantan yang telah sah di mata Negara dan hukum. Bagi Mela dan semua orang, pasti hal ini adalah suatu yang gila dan sangat membuang waktu juga bisa menghancurkan masa depan.

"Jangan sampai aku berpaling darimu dan kamu terjadi penyesalan, Mas! Waktu tak akan bisa diputar lagi. Cobalah untuk menerima aku dulu, bukankah dia yang di sana juga tidak akan tahu? Apa salahnya? Jika terjadi ketidakcocokan di hatimu. Kamu bisa meninggalkan aku. kenapa yang lain bisa sedangkan kita tidak?" tuntut Mela melanjutkan lagi perkataannya dengan menorehkan kegundahan hati.

Rendra diliputi rasa bersalah karena menatap gadis yang duduk di hadapannya ini yang terpana dan terluka oleh dirinya. Ya, terluka karena bertepuk sebelah tangan membuat gadis yang tak banyak tingkah dan baik hati ini bertepuk sebelah tangan karena dirinya. Kalau dicari-cari sungguh tidak ditemukan kekurangan, gadis cantik dihadapannya ini cukup seksi dan ideal antara tinggi dan berat badan, bisa juga tak kalah cantik dari Melzy, lalu setia dengan perangai baiknya.

"Tolong, jangan tanya kenapa? Ini adalah murni kesalahan ada padaku, tak perlu menyalahkan diri kenapa tak kunjung aku terima pernyataan cintamu yang tiap saat kamu utarakan. Aku tidak mau melukaimu terlalu jauh, liriklah lelaki lain, sahabat atau teman di sekolahmu, lalu kelak saat kamu kuliah juga akan berubah pikiran, banyak yang lebih tampan dan muda dari aku." Panjang lebar seperti yang sudah sudah ia utarakan sebagai bentuk jawaban yang sama kepada Mela.

"Hatimu begitu sulit untuk kutembus, Mas, satu dua kali masih bisa diterima, berkali-kali aku tak juga mampu mendapatkan hatimu. Mas Rendra, coba, deh, punyai waktu untuk menalar, mungkin ada yang perlu kamu gali lebih dalam ke hatimu! Ada apa sehingga gadis secantik aku yang jatuh hati padamu kamu tolak? Apakah semua wanita selain wanita bekas orang itu, tak bisa masuk ke hatimu?" Rendra terkaget-kaget mendengar pernyataan Mela sembari mengernyitkan keningnya.