webnovel

Menggantikan Alvin

Rupanya perbincangan antara tuan Dimitri dan putra sulungnya di dengar oleh Pak Chandra yang tak lain adalah sang calon besan, yang merupakan ayah dari Zaskia. "Ini maksudnya apa? Sebenarnya dimana Alvin?" Chandra kini tak kalah cemas setelah mendengar percakapan tersebut. Bagaimana mungkin di saat seperti ini sang calon mempelai pria justru menghilang.

"Pak Chandra? Oh, eum.. Alvin… Alvin ada di…," Dimitri benar-benar tak tau harus mengatakan apa. Ia sendiri bahkan juga tak tau dimana kini putranya berada.

"Waktu pernikahan sebentar lagi, penghulu juga sudah menunggu. Lalu Alvin? Batang hidungnya saja sampai kini masih belum tampak."

"Pak Chandra. Mohon maaf sebelumnya, tapi Alvin menghilang. Kami tak tau dia pergi kemana. Dan kami juga tak bisa menghubunginya," Akui tuan Dimitri dengan kepala tertunduk merasa bersalah atas apa yang terjadi.

"Menghilang?" Chandra tampak tercengang setelang mendengar kalimat permohonan maaf yang di ucapkan tuan Dimitri.

"Aku benar-benar minta maaf. Tapi jika mungkin tunggulah sebentar lagi, mungkin saja Alvin akan datang."

"Mungkin? Kau bilang mungkin? Bagaimana bisa kau memintaku untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti? Bahkan kau sendiri saja tak bisa menghubungi putramu, kau tak tau dimana dia berada saat ini. Dan kau bilang kami harus menunggu? Kau lihat putriku?"

Chandra menunjukkan jarinya ke arah putrinya yang sudah siap di meja ijab Kabul dengan gaun pengantinnya. Disana Zaskia tampak sibuk dengan ponselnya, raut wajah kekhawatiran juga sudah tampak membuat wajah yang sudah di rias cantik itu seharusnya menebar senyuman namun kini yang ada justru raut wajah penuh kecemasan.

"Di sana putriku sedang menantikan calon suaminya, dan bahkan sampai detik ini Alvin juga tak bisa putriku hubungi. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa dia tiba-tiba menghiilang di saat terakhir seperti ini? Lalu apa artinya putriku? Apakah sebenarkan kalian ingin mempermainkan keluargaku dan membuat keluarga kami menjadi malu?" Tanya Chandra dengan tegas dan emosi membuat semua orang kini mengarahkan pandangan ke arah Chandra dan Dimitri yang kini tampak sedang berselisih paham.

Djaka yang ada di antara dua pria paruh baya itu ingin mencoba untuk menengahi, tapi ia sendiri bigung bagaimana harus menyelesaikan masalah ini. "Maaf Pak Chandra, tapi mungkin kita bisa membicarakan ini dengan kepala dingin!"

"Jika memang masih ada waktu mungkin kita bisa melakukan hal itu, tapi kau lihatlah! Tamu undangan sudah datang, penghulu sudah menunggu, semuanya sudah siap. Hanya putriku yang duduk disana. Tanpa suami yang jelas yang entah ada dimana? jika sampai pernikahan ini sampai batal apa jadinya dengan nasib putriku? Ini akan sungguh memalukan." Chandra tampak bersedih. Ia sudah mempersiapkan acara pernikahan ini dari jauh-jauh hari. Zaskia adalah putri tunggalnya. Dan ia ingin memberikan perta pernikahan yang meriah untuk putrinya.

Ini adalah impian semua orang. Namun kini rancana pernikahan itu justru harus berada di ujung tanduk bahkan saat putrinya belum resmi menikah. Mungkin bukan soal materi yang di permasalahkan dan di khawatirkan oleh Chandra. Ia hanya memikirkan kehormatan keluarganya. Ia juga memikirkan masalah kondisi mental putrinya nanti jika sampai pernikahan ini batal sementara semuanya sudah siap.

"Atau mungkinkah jika Djaka yang penggantikan posisi Alvin untuk menikahi Zaskia?" celetuk Tuan Dimitri yang mencoba berpikir jika ini mungkin adalah solusi terbaik.

Sontak saja baik Djaka maupun pak Chandra melebarkan mata mereka dan menoleh ke arah Dimitri yang tampak seperti asal bicara. Keduanya tak menyangka jika Dimitri akan mengatakan hal tersebut.

"Pa? apa ini? Mana mungkin aku menikahi perempuan itu? Dia kan calon istrinya Alvin."

"Tuan Dimitri, sebenarnya apa yang anda pikirkan? Ini pernikahan, bukan main-main. Dan ini adalah tentang masa depan putriku, bukan hanya sekedar untuk membersihkan kehormatan keluarga kami." Chandra agaknya tak setuju dengan tawaran tuan Dimitri.

"Tapi apa salahnya? Djaka juga putraku. Dia juga tak kalah tampan dari Alvin dan dia juga sudah cukup mapan dengan bisnis Baksonya. Aku akui mungkin ini adalah kesalahan Alvin. Tapi aku sendiri juga tak menginginkan hal seperti ini."

Chandra menunduk. Ia tampak berpikir keras. Bagaimana mungkin tiba-tiba mempelai pria di ganti di saat-saat terakhir seperti ini? Tapi mungkin usulan yang Tuan Dimitri katakan tak buruk juga. Setidaknya harus ada yang bertanggung jawab untuk ini semua dan setidaknya putrinya kan tetap memiliki seorang suami.

"Lalu kau sendiri, apakah kau mau menikahi putriku? Dia adalah kekasih adikmu. Dan aku tau jika kalian tak saling mencintai sebelumnya. Apakah kau bersedia menikahi putriku dan menjadikan dia sebagai tanggung jawabmu?" tanya Chandra kepada Djaka.

Djaka sendiri sebenarnya sama sekali tak menyangka dengan setuasi seperti ini, hanya saja sebagai kakak Alvin. Djaka merasa jika ia harus menyelesaikan masalah ini. Tapi menikah, sepertinya itu adalah sesuatu yang menantang karena ada sebuah tanggung jawab bersar yang akan dia emban. Djaka tampak berpikir keras. Tentu saja ia tak bisa mengambil keputusan hanya dengan hitungan menit karena ini adalah untuk masa depannya selamanya.

"Jack, tolong. Hanya kamu harapan kami satu-satunya. Bukan hanya keluarga pak Chandra yang akan malu jika sampai pernikahan ini batal. Tapi keluarga kita juga akan malu. Ini memang kesalahan Alvin. Entah di mana anak brengsek itu. Tapi tolonglah Jack, hanya kamu harapan papa. Kasihan juga Zaskia jika sampai pernikahan ini batal."

"Tapi, apakah Zaskia mau menikah denganku? Kami tak saling mencintai. Bagaimana mungkin tiba-tiba harus menikah?" tanya Djaka yang memang masih ragu apakah ia harus menerima atau menolak rencana perjodohan dadakan ini.

"Aku akan bicara padanya." Pak Chandra mencoba memanggil putrinya agar mendekat.

"Ada apa sih Pa? ini sebenarnya Alvin kemana sih? Sampai sekarang aku hubungi gak bisa. Apakah ada yang tau?"

"Zas, Alvin menghilang. Dia tak akan datang. Dia sudah tak kembali sejak semalam," Terang tuan Dimitri yang mengakui hal tersebut.

"Hah? Mana mungkin? Ini adalah hari pernikahan kami, mana mungkin dia menghilang seperti ini begitu saja?" ucapnya yang masih menyangkal dan tak percaya dengan hal tersebut.

Zaskia melihat wajah papanya dan juga wajah tuan Dimitri yang tampak sangat kalut. Kini perempuan yang awalnya tak menyangka akan hal ini tiba-tiba menyadari jika ada masalah serius yang sedang terjadi. Dan itu menyangkut dirinya dan masa depannya.

"Lalu pernikahanku? Bagaimana dengan pernikahanku?" tanya Zaskia yang mulai panik dan histeris. Ia mencincing gaun indahnya mempertanyakan tentang nasib pernikahannya yang ada di depan mata. Ia menatap dekorasi mewah yang sudah menghiasi gedung tersebut. Seketika harapannya untuk bisa hidup bahagia bersama Alvin runtuh seketika.

"Pernikahan ini akan tetap berlanjut. Tapi Djaka lah yang akan menggantikan Alvin untuk menikahimu."

"Apa…?"