16 Percaya pada ku

" Maaf Ny Tian , kesukaan suami anda juga biru"

" Itu karena beberapa hari yang lalu aku pernah mengatakan kepada nya… aku menyukai pakaian nya yang serba hitam.. membuat nya menjadi seksi…, terutama pakaian dalam hitam nya sangat seksi…" Jelas Luhan menatap penuh senyum kepada Tian-tian

Apa maksud perkataan mu? kenapa kau selalu mengaitkan apapun dengan urusan ranjang? Tian-tian menelan ludah nya.. jangan-jangan selama ini dia membayangkan diri ku….., Tian-tian bergedik ngeri dan memeluk tubuh nya sendiri erat.

" Ah… untuk hari ini kami hanya menanyakan beberapa pertanyaan saja sekaligus melihat kalian… kalau begitu kami pulang dulu" kedua orang tersebut telah melangkah keluar pintu.. meninggalkan mereka berdua saja.

Mereka berdua yang berada di depan pintu saling memeluk pinggang masing-masing masih sambil tersenyum mengantar mereka pulang , langsung melepaskan pelukan satu sama lain, mereka berjalan mundur dan saling menatap canggung, lebih canggung lagi ketika mereka berdua menyadari jika mereka saling tatap, Tian-tiam mengedip-ngedipkan mata nya , sambil menata atap-atap langit, sedangkan Luhan langsung memutarkan tubuh nya sambil menggaruk tekuk nya yang tidak gatal.

" Aku… aku… keluarkan dulu barang mu dari kamar ku" Tian-tian terbata-bata sambil berlarian ke kamar nya mengambil barang milik Luhan, jantung nya masih berdetak cepat tak karuan, wajah nya memanas..

Luhan menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.., mengerutkan alis nya , memikirkan apa yang ia lakukan tadi.. membuat nya tidak berani menatap Tian-tian.., merasa bersalah dan mengkhianati.

Ting.. tong.. ting.. tong…

Tepat pada saat Tian-tian berjalan menuju sofa sambil mengendong barang milik Luhan, suara bel pintu terdengar.., Luhan yang berada di dekat pintu langsung mengintip ke lubang kecil tersebut dan mendapati dua lelaki tadi kembali. Ia mengigit bibir bawah nya kuat.. , untuk menahan teriakan yang hampir saja terlepas karena kaget melihat mereka berdua kembali. Luhan langsung menatap Tian-tian dan memberi kode pada Tian-tian dengan mengibaskan tangan untuk kembali ke kamar dan meletakkan jari telunjuk di depan bibir nya.. sebagai isyarat diam.

Apa? Mereka kembali? Tian-tian langsung memelototkan mata nya dan berlarian ke kamar untuk mengembalikan barang-barang yang ia gendong dari tadi.., terdengar langkah kaki Luhan di depan pintu, belum sempat ia menoleh kearah Luhan.. ia merasa ada sesuatu yang menarik tangan nya dari belakang hingga membuat tubuh nya berputar kearah Luhan.. yang sudah terlanjang setengah dada..

" A…" Tian-tian hendak teriak dengan kencang melihat Luhan telah melepaskan pakaian nya, namun teriakan itu terhenti karena Luhan dengan cepat menutup mulut Tian-tian dengan tangan besar nya.., mata Tian-tian menatap tangan Luhan yang besar menutup mulut nya.. perlahan turun ke lengannya yang berotot.., kembali berjalan ke pundak Luhan yang bidang.. sambil menahan nafas.. ia memberanikan diri untuk mencoba memandang dada Luhan yang berotot.., turun keperut nya yang membetuk enam kotak roti sobek , dan ia menelan ludah.. menyadari jika kedua tangan nya berada di antara enam kotak tersebut.., itu terjadi begitu saja di akibat ia berusaha menahan tubuh nya untuk tidak bertabrakan dengan Luhan ketika tertarik tadi.

Ia masih menatap tangan nya yang berani-berani nya berada di sana, tangan nya menjadi kaku membatu… mata nya terus menatap tangan nya…, ia berusaha untuk merasakan tangan nya yang kaku dengan mengerak-gerakan semua jari nya kecil.. di perut Luhan , memberikan efek pijat kecil pada otot Luhan, lelaki itu sama sekali tidak menyadari nya.., Tian-tian malah menikmati gerakan jemari nya yang merasakan keras nya otot Luhan dan kenyal nya kulit yang membalut semua otot tersebut.

" Percaya saja pada ku..," Perkataan Luhan yang mendadak langsung membuat nya menarik kedua tangan nya turun kembali ketempat semula dan mengepal kedua tangannya.., berdiri kaku.. karena merasa ketahuan memainkan jari nya di sana.

Luhan mengacak-acak rambut Tian-tian sambil menatap wajah nya.., ia melihat ke kiri dan kanan.. merasa mahakarya nya sudah oke.. ia mengganggukan kepala nya sendiri.., perlahan tangan Luhan turun ke kancing kemeja Tian-tian

" Mau apa?" Tian-tian menangkap tangan Luhan.. untuk menghentikan gerakan tangan tersebut untuk bertindak lebih lanjut

" Percayalah.. aku tidak akan lebih dari ini" Sambil berbicara.. Luhan membuka dua kancing kemeja milik Tian-tian dan menampakan bagian dada Tian-tian.. sedikit terekspos untuk bagian pribadi Luhan, tanpa sengaja mata Luhan melihat belahan tersebut.. ia menahan nafas dan detak jantung nya dan memalingkan wajah nya untuk tidak menatap lebih lanjut.., tangan nya menarik kemeja itu ke samping.. membuat bahu Tian-tian yang lebih terekspos di bandingkan dadanya.

Tian-tian berdiri dengan kaki lemas.. ia membiarkan seorang lelaki membuka kancing kemeja nya.. dan pasrah begitu saja..,dan membiarkan lelaki tersebut untuk sedikit menatapi tubuh nya.., aku merasa seperti sedang… di.. telanjangi..nafas nya memburu dan sedikit tersengal..

" Aku akan membuka kan pintu.. kau berjalan lah keluar setelah mereka masuk. Kau mengerti?"

Dan hanya di jawab anggukan oleh Tian-tian yang masih berdiri kaku. Luhan berjalan membuka kan pintu.. membiarkan kedua lelaki itu kembali masuk kedalam ruangan kecil tersebut. Tian-tian terduduk lemas di lantai.. , tangan nya berpengangan pada ranjang untuk menompang tubuh nya.

" Maaf.. barang kami tertinggal.." Lelaki itu berjalan ke sofa dan mengambil tas kecil nya.. dan saat bersamaan Tian-tian keluar dari kamar dengan pakaian kemeja yang sudah terbuka ke samping mengekspos bahu nya yang putih, rambut berantakan

Kedua lelaki tersebut.. langsung menatap Luhan yang telah setengah telanjang dan mereka berdua menutup mulut nya .. menganggukan kepala dan berjalan cepat setelah mengambil barang mereka " maafkan kami sudah menganggu kalian.. silahkan di lanjutkan…" mereka berdua langsung berjalan pergi .., ide Luhan sukses untuk mengarahkan pikiran mereka karah yang lebih hot..

Menatap lelaki itu pergi.. Tian-tian segera mengancingkan kembali kemeja nya dan membenarkan pakaian nya.., ia berjalan cepat ke kamar. Luhan segera menggenakan pakaian nya.. ia memberanikan diri untuk berjalan masuk ke kamar Tian-tian

" Malam ini.. sebaik nya.. aku tidur di kamar…"

" Hah?" Tian-tian kembali menatap Luhan.. apa yang dipikirkan lelaki ini? bagaimana bisa dia dengan mudah mengatakan hal tersebut? apa dia tidak tahu.. kalau aku hampir saja mati.. jantungan… , apakah dia tidak merasakan apapun karena hal ini.., aku baru saja keluar dari rumah sakit.. dan kurasa aku akan kembali lagi kesana….

" Untuk berjaga-jaga mereka kembali lagi…" Luhan langsung menarik selimut dan berbaring di ranjang yang tidak terlalu besar.

avataravatar
Next chapter