1 1 Bekerja Paruh Waktu

Nurmala Amalia adalah gadis yang cantik dan pekerjaan keras. tidak seperti teman sebayanya yang suka clubbing atau berjalan-jalan di mall. siang ini di rumah sakit Dokter yang merawat ibunya, meminta Nurmala untuk menyiapkan uang tiga ratus juta untuk biaya operasi sang ibu, dirinya hampir menyerah mencari uang sebanyak itu dalam waktu singkat.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? mencari uang yang sebanyak itu. aku harus pinjam pada siapa? tidak ada yang akan percaya padaku." ucap Nurmala dalam hati.

"Nurmala!! apa yang kamu lakukan? lihat semua pekerjaanmu berantakan. sekarang kamu pergi ke kamar lima puluh lima, dan ganti seprainya, karena sebentar lagi akan ada tamu istimewa yang akan menginap dan ingat buat sebagus mungkin dan aku tidak ingin sesuatu yang berantakan dan atau lagi aku tidak ingin ada kesalahan meskipun itu hal kecil apa kamu paham, Nurmala?!" Kata Santi temannya.

"Baiklah, aku mengerti dan aku tahu apa yang harus di lakukan. aku akan pergi kesana, mengerjakan tugas." Kata Nurmala, tanpa menunggu jawaban dari Santi. Nurmala menuju kamar yang yang harus di bersihkan saat berada di dalam kamar dengan cepat Nurmala Menganti seprai setelah selesai dirinya kembali menatap kamar yang telah selesai di bersihkan.

"Akhirnya, selesai sebelum tamu itu sampai di kamar." Ucap Nurmala dan keluar dari kamar.

Di luar seorang pria dengan rahang yang tegas, tatapan dingin memasuki lobby hotel bersama, dengan pengawal pribadinya. saat rombongan melewati para karyawan semua menundukkan kepalanya. hingga tubuh atletis menghilang dari pandangan Mereka.

Rayhan yang lelah setelah menempuh perjalanan jauh memilih tinggal di hotel miliknya.

"Tuan, ini kamarnya. silahkan Tuan," salah satu pengawalnya membuka pintu kamar untuk sang Tuan.

"Kalian pergilah, aku tidak akan keluar kamar. temui aku besok jam dua belas, selama itu jangan ada yang menganggu." perintah tuannya yang tidak lain adalah Rayhan Pradipta, pemilik perusahaan terbesar dan berapa hotel di dalam dan luar negeri.

"Baik, tuan." para pengawal meninggalkan kamar Rayhan dan mereka memilih mengistirahatkan tubuhnya.

Rayhan memasuki kamar mandi yang terasa lengket. setelah tiga puluh menit, Rayhan keluar dari kamar mandi. namun di kejutkan dengan seorang wanita yang cantik tengah berdiri dengan tubuh bergetar.

"Siapa kamu? beraninya masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu!!" Bentak Rayhan pada gadis yang menundukkan wajahnya.

"Tuan, tolong belilah tubuh saya," Kata Nurmala dengan tubuh bergetar,l.

"Apa maksudmu? CEPAT KELUAR!!!" Suara Rayhan semakin meninggi. namun gadis itu tak bergeming.

Tiba-tiba gadis itu berlutut di hadapan Rayhan, membuat Rayhan memundurkan tubuhnya.

"Aku mohon Tuan, hanya Tuan yang bisa menolong saya." Kata Nurmala, dengan tubuh bergetar.

BERDIRI! apa maksudmu membeli dirimu? kamu pikir saya Sudi membeli tubuhmu? jangan mimpi bahkan melihatmu saja aku tida sudi" Rayhan menatap gadis yang tengah berlutut di depannya wajahnya yang terus menunduk membuatnya tidak dapat melihat.

"BERDIRI! apa maksudmu membeli tubuhmu? kamu pikir saya Sudi membeli tubuhmu? jangan mimpi. bahkan melihatmu saja aku tida sudi. cepat keluar dari kamarku!!" Rayhan menatap gadis yang tengah berlutut di depannya wajahya yang terus menunduk membuatnya tidak dapat melihat.

Berlahan Nurmala berdiri, wajahnya yang masih terus tetap menunduk.

"Angkat wajahmu, saat berbicara dengan orang lain." berlahan Nurmala mengangkat wajahnya, namun matanya yang basah dengan air mata tertutup rapat. Rayhan memandang wajah didepannya. cantik itulah satu kata yang melintas di benaknya saat melihat Nurmala mengangkat wajahnya.

"Buka matamu, dan lihat lawan bicaramu?" Suara dingin dari pria itu kembali terdengar. berlahan Nurmala membuka matanya sorot mata mereka saling beradu. sesaat Rayhan terpesona dengan gadis yang berada di depannya.

"Katakan, sekali lagi. apa yang kamu katakan padaku?"

"Tuan, belilah diriku. aku sangat membutuhkan uang banyak saat ini," Ucap Nurmala, dengan tubuh bergetar.

"Apa yang kamu bisa jual padaku hum?" Rayhan duduk di atas sofa yang berada di kamar menatap intens dari atas hingga kebawah. tubuh ramping bak seorang model milik Nurmala, kecantikan alami dan tubuhnya yang putih mulus membuat Rayhan tersenyum.

"A... aku, menjual tubuh saya pada Tuan." Nurmala meneteskan air matanya saat mengatakan menjual tubuhnya, terdengar jelas oleh Rayhan jika Nurmala terpaksa melakukannya.

"Kenapa, kamu ingin menjual tubuhmu?" Rayhan, menatap Nurmala dengan bibir tertarik keatas. untuk pertama kalinya Rayhan melihat wanita tanpa merasakan apapun. bahkan tiba-tiba miliknya telah menegang.

"Ibuku, berada di rumah sakit. dan Dokter bilang jika ibu tidak segera di operasi maka hiks... hiks .... hiks ... ibuku tidak selamat hiks hiks ..." Nurmala tidak mampu mengatakannya isak tangisnya membuat Rayhan merasa iba.

"Bukankah kamu adalah karyawan hotel ini? kenapa tidak kamu meminjam pada pimpinan ini?" Rayhan sangat paham dengan seragam karyawan hotelnya. merasakan ketidak adilan di hotelnya, bagaimana seorang karyawan memutihkan biaya nun di pihak hotel tidak meminjamkannya.

"Sudah Tuan tapi, kata manajer kami. bos kami itu sangat pelit dan tidak akan meminjamkan uang sebanyak itu pada karyawan." Kata Nurmala, tanpa dia tahu jika pria dingin di depannya adalah bosnya.

"Berapa yang kamu butuhkan?" Tanya Rayhan.

"Lima ratus juta, tiga ratus untuk biaya operasi dan sisanya untuk pengobatan jalan ibu dan membayar hutang yang selama ini saya gunakan untuk membeli obat ibu." Ucap Nurmala, tanpa menutupi apapun pada pria yang akan membelinya.

"Baiklah, tapi ada syaratnya?" Kata Rayhan akhirnya, dan berdiri membuka lemari pakaian dan memakainya di depan Nurmala.

"Katakan, apapun itu. aku bersedia Tuan?" Ucap Nurmala antusias.

"Hahaha, kamu belum mendengar apa yang syaratnya dan kamu menyanggupinya?" Ucap Rayhan, menoleh ke arah Nurmala yang memejamkan matanya saat Rayhan tengah memakai pakaian di depannya.

"Menjadi istri kontrakku, atau menjadi istri simpanan ku pilihan ada padamu?" Kata Rayhan, tanpa ragu.

"Bukankah itu tidak ada bedanya Tuan? menjadi istri kontrak ataupun menjadi istri simpanan d itu sama-sama tidak di publikasikan bukan?" Nurmala merasa pilihan yang di ajukan oleh pria yang berada di depannya sangatlah tidak mungkin menurutnya. nikah kontrak ataupun menjadi istri simpanan sama saja.

"Bagaimana? apa kamu masih memikirkannya?"

"Bersedia menikah kontrak, denganku selama dua tahun? dan aku akan menanggung semua biaya ibumu sampai sembuh, bagaimana?"

"Baiklah!!" Jawaban dari Nurmala, membuat Rayhan tersenyum sinis.

"Baiklah apa nona? menikah kontrak denganku atau menjadi simpanan ku?" Nurmala berfikir pilihan mana yang akan dia ambil. mengingat ibunya yang segera di operasi Nurmala dengan cepat memilih.

"Menjadi istri kontrak anda Tuan!!" Kata Nurmala tegas, namun air matanya mengalir. dan itu tidak lepas dari pandangan Rayhan.

"Bagus kalau kamu tahu. sekarang katakan siapa namamu?" Tanya Rayhan, menoleh kearah Nurmala dengan matanya yang tetep terpejam.

"Nama saya, Nurmala tuan." Ucap Nurmala lirih.

"Baiklah, sekarang duduk. asisten akan memberikan berkas yang harus kamu tanda tangani. tapi sebelum itu, katakan rumah sakit apa ibumu di rawat?" Kata Rayhan pada akhirnya. dirinya yang merasa binggung kenapa tubuhnya tidak merasakan apapun. bahkan kini sebaliknya, ia ingin selalu bersama dengan wanita di depannya.

avataravatar
Next chapter