5 CH.5 Panggilan Penting

Sebenarnya kalau aku mau, aku hidup biasa seperti warga penduduk kota ini, aku seharusnya bisa-bisa saja. Dengan jumlah uang yang kumiliki, seharusnya aku bisa hidup selama berpuluh-puluh tahun asalkan hanya kebutuhan utama saja.

"Nona, cepat sedikit. Kalau terlambat sedikit saja situasinya bisa kacau balau."

"Kalau begitu aku dulu yang maju, Aeru-san menyusul dengan pasukan saja. Tempatnya sesuai dengan yang Aeru-san tunjukkan bukan?"

"Ya, hanya dekat di sini saja, tepat 2 km dari sini ke luar tembok."

Tanpa basa-basi lagi aku langsung saja bergerak menuju titik yang dikatakan oleh Aeru. Panggilan ini adalah panggilan penting yang sudah menjadi keharusanku untuk membuat wilayah rumahku tidak hancur juga.

Benar, alasan kepergianku dengan buru-buru adalah karena ada gerombolan monster yang menuju ke kota ini dengan cepat. Aku yang tinggal dekat dengan tembok kota harus menanggulangi hal ini, karena kalau tidak rumahku sendirilah yang akan hancur.

"Wilayah ini… kenapa aku sama sekali tidak mengenalinya ya? Padahal aku paling hafal dengan semua lokasi yang ada di dunia Albheit. Atau jangan-jangan ketika sistem Albheit ditarik, semua wilayah ini jadi berubah?"

Aku tidak menyadari sebelumnya karena waktu itu sudah sangat malam. Yang aku pikirkan saat itu terfokus kepada apa yang sedang terjadi, bukan kepada hal di sekitarku. Namun kalau begitu, kenapa kota ini masih sama seperti yang kukenal? Apa jangan-jangan developer game Albheit Online ini tidak merombak bentuk kota ini, hanya wilayah luar dari kota saja?

"Walau aku penasaran, bukan saatnya untuk memikirkan hal itu. Urusan yang ini lebih penting dan harus diutamakan."

Karena terlalu khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, makanya aku langsung mengosongkan pikiran untuk sejenak dan berfokus dengan masalah ini. Sesampainya aku di sana, yang aku lihat sama sekali tidak kutebak.

"Ke-kelin…ci?"

Aneh, tapi nyata. Kukira gerombolan monster ini sejenis dengan event dalam game yang membutuhkan banyak pemain untuk menghajarnya bersama-sama. Minimal event seperti ini memerlukan lebih dari 20 pemain profesional untuk melawannya. Juga biasanya monster yang dilawan adalah monster tingkat tinggi seperti banteng iblis dan lainnya.

Namun ketika aku terkecoh oleh fakta bahwa gerombolan monster ini hanyalah kelinci, mereka mulai menyerangku dengan cepatnya. Aku yang tadi kehilangan fokus membuat masalah buat diriku sendiri untuk mengembalikan keadaan.

"Cih, walau kelinci, monster tetaplah monster. Aku harus menghabisinya."

Dalam hal ini kecepatan saling diadu antara diriku dan kelinci-kelinci ini. Mungkin karena aku terlalu fokus dan meremehkannya, aku sampai tidak menggunakan sihir apa pun untuk membantuku. Jadi ini murni pertarungan kekuatan dasar yang sudah ada dalam diri.

"Awas!!"

Mendengar suatu peringatan, aku langsung sigap menangani dan memundurkan diri. Ternyata ada sebuah serangan sihir bola api dari belakang yang menghanguskan banyak monster kelinci ini sekaligus. Dengan serangan itu, semua monster kelinci itu langsung kabur menuju arah-arah yang berbeda.

"Kurasa ini giliran aku menyerang. [Hachiki]."

Sebuah serangan seluruh arah sekaligus dengan pedang-pedang kecil yang aku miliki. Semua pedang itu langsung kukontrol dengan sebuah benang dari kejauhan. Sihirku itu menutup pertarungan kali ini.

"Fuih~ selesai juga. Tidak kusangka mereka akan kabur."

Selesai membunuh semua monster kelinci itu, aku kembali terfokus kepada arah serangan tadi berasal. Kedatangan sekitar 15 pasukan itu menjelaskan semua alasan bola api itu muncul. Kurasa beberapa dari mereka adalah seorang Mage, atau bahkan Arch Mage.

"Terima kasih nona sudah mau membantu kami melindungi kota."

"Bukan masalah, ini juga kewajibanku untuk melindungi kota ini bukan. Oh ya apa salah satu dari kalian adalah seorang Mage atau Arch Mage?"

Namun reaksi mereka tidak sesuai yang aku harapkan. Justru yang ada mereka kebingungan dan saling melihat satu sama lain untuk mendiskusikannya. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa mereka kebingungan sedang salah satu dari mereka bisa menggunakan sihir?

"Nona, apa yang nona sedang tanyakan? Kami tidak paham sama sekali."

"Kalau begitu aku ubah pertanyaanku, apa ada salah satu dari kalian bisa menggunakan sihir? Siapa yang barusan melemparkan bola api barusan?"

"Ohh kalau begitu kami semua adalah penyihir nona. Soal bola api itu, akulah yang melemparkannya."

Hah? Penyihir!? Tunggu, berarti mereka semua adalah seorang Mage!? Namun kenapa mereka menggunakan zirah kalau sihir keahlian mereka? Sekarang aku malah dilanda kebingungan antara membedakan mana yang fakta mana yang bukan.

"Tunggu, tunggu, lalu kenapa kalian menggunakan zirah sedangkan kalian bisa sihir?"

"Ohh kalau itu semua orang pun bisa menggunakan sihir nona, walau setiap orang punya keahliannya masing-masing."

Seketika itu aku menjadi hening, sangat hening untuk berpikir sejenak. Semua orang bisa menggunakan sihir, kalau begitu semua NPC itu mempunyai job Mage!? Aku sama sekali tidak paham dengan fakta ini!

"Aku semakin bingung saja, bisa jelaskan sesuatu yang mungkin membuatku paham?"

"Hmm… apa ya? Intinya semua orang di dunia ini bisa menggunakan sihir, ini fakta yang dimulai sejak kurang lebih 30 tahun silam."

Aku tidak salah dengar bukan, 30 tahun!? Oh tidak, aku kehilangan ketenanganku, aku harus tenang dulu. Sebenarnya apa yang terjadi di sini. Dunia Kimino ini terasa begitu berbeda dengan dunia Albheit. Apa sebenarnya dua dunia ini adalah sama atau berbeda?

"Tolong lanjutkan."

"Um… kurasa itu semua penjelasanku. Memangnya kenapa nona? Kurasa bahkan semua orang sudah bisa menggunakan sihir sejak umur 6 tahun paling cepat."

Itu lebih tidak masuk akal lagi…. Sekarang aku pastikan, para NPC ini bukan sekarang terlihat hidup, tetapi bahkan banyak fakta lain yang aku belum temukan. Semua ini terlalu membebani otakku, aku perlu istirahat untuk memproses semua ini.

"Maaf, aku terlalu lelah, bolehkah aku pulang terlebih dahulu."

"Tidak masalah nona. Oh ya karena nona sudah berkontribusi dalam hal ini, pasti nanti kami akan panggil untuk memberi bayarannya."

Bahkan hanya membunuh monster-monster kelinci kecil ini diberi bayaran? Kurasa memang aku harus menyesuaikan standarku dengan standar dunia Kimino ini. Terlalu banyak perbedaan yang membuat aku jadi tidak bisa memahami bagaimana hal normal dunia ini berjalan selayaknya.

"Terserah deh. Aku pamit dulu."

Karena tidak ingin terlalu lelah hanya dengan berjalan pulang, akhirnya aku berteleportasi pulang saja ke rumah. Sesampainya di rumah pun aku langsung mandi dengan air yang segar. Biasanya aku suka menenangkan diriku dengan mandi seperti ini.

Sekarang biar aku pikir ulang dari awal dan merekonstruksi apa yang sebenarnya terjadi. Sihir sudah menjadi bagian dari dunia ini seharusnya kalau prajurit itu mengatakan bahwa semua orang bisa sihir. Lalu kenapa Aeru terkejut ketika aku menggunakan sihir teleportasi? Bukannya itu sudah menjadi sihir yang bisa dikuasai kalau mengambil job Mage?

"Tidak, tidak. Standar dunia ini tidak bisa disamakan. Kalau begitu alasannya apa? Apa jangan-jangan… mereka semua tidak ada yang bisa memakai sihir teleportasi? Namun seharusnya setiap kota punya gerbang teleportasi satu sama lain."

Arghh, semakin aku berpikir, semakin sulit juga aku memahami hal-hal ini. Kurasa aku memang tidak bisa memikirkan semuanya ini sendiri. Aku perlu bertanya kepada Aeru dan membaca sejarah dunia ini lebih lanjut. Ketidakpahaman akan semua ini membuatku pusing.

"Sebaiknya untuk hari ini aku beristirahat saja dulu. Sudah terlalu banyak yang membebani pikiranku. Sulit untuk berpikir jernih sekarang."

Setelah mengeringkan tubuh dan memakai pakaian yang nyaman untuk dipakai tidur, aku juga tidak lupa mengeringkan rambut. Baru setelah itu aku tertidur dengan cepat begitu badanku ini kurebahkan di atas kasur yang empuk.

Karena aku tinggal sendiri maka aku bebas melakukan apa pun yang aku mau. Ya walau begitu tanggungan untuk mengurus rumah juga akulah yang harus melakukannya. Untung saja aku terbiasa mandiri dengan mengurus pekerjaan rumah tiap hari ketika aku masih ada di bumi.

Ujung-ujungnya aku terbangun ketika malam hari tiba. Buatku yang tidak pernah menghabiskan waktu siangku untuk tidur, ini terasa sangat aneh. Sekarang aku yang sudah kembali segar setelah tidur dari siang hari sampai malam tidak akan bisa tertidur lagi.

"Sebaiknya aku makan malam dulu, tadi siang aku belum makan."

Sambil memasak, aku berpikir tentang semua hal yang tadinya aku tunda, juga ada satu hal lagi yang kusadari. Tidak ada yang sadar kalau tidak disadari, yaitu satu hari dunia Kimino ini adalah 36 jam, berbeda dengan waktu bumi. Kurasa waktu satu rotasi dunia Kimino satu setengah kali lebih lambat dari waktu satu rotasi bumi.

"Sebenarnya apa saja yang berubah ketika aku berada di dunia Kimino ini dibanding dengan dunia Albheit? Perbedaannya tidak terlalu nampak, tetapi kalau disadari banyak juga perbedaannya."

Sejauh ini yang aku temukan baru lokasi selain kota-kota dan waktu satu hari. Kujamin masih banyak yang lain ketika aku mencarinya nanti. Oh ya yang paling signifikan perbedaannya hanya NPC-NPC itu, juga sihir yang bisa dipakai semua orang.

"Hah~ semakin aku berpikir semakin tidak masuk akal semua ini. Sekarang aku jadi ingin bertanya kepada developer game Albheit Online ini, bagaimana bisa developer membuat sebuah dunia game di atas dunia lain."

Kurasa ini bukan hanya kebetulan semata, pasti ada sebuah alasan yang mendasari semua ini terjadi. Pasti pemilik perusahaan Guirusia.co punya semacam koneksi dengan salah satu orang berdampak di dunia ini.

Apa yang kupikirkan ini secara teori tidak masuk akal, tetapi semua yang tidak masuk akal itulah yang selalu terjadi. Jadi aku harus berpikir dengan pola pikir irasional untuk menemukan alasan dari semuanya ini.

"Oh ya kurasa perpusatakaan masih buka sampai larut malam, mungkin kalau aku membaca beberapa buku di sana, aku bisa menemukan informasi bagus."

Memutuskan untuk pergi ke perpustakaan setelah ini, aku menyelesaikan tugas rumahku dulu yang sekarang sedang kulakukan, yaitu memasak dan makan. Kurasa memasak dengan bahan-bahan dunia ini tidak buruk juga, rasanya unik dibanding makanan dunia asli. Mungkin saja aku sudah bosan dengan makanan bumi.

Tanpa berlama-lama, aku berganti pakaian dan langsung menuju ke perpustakaan yang terletak dekat dengan pusat kota. Sedikit memakan waktu, tetapi bukan masalah buatku. Selama aku bisa mendapatkan sesuatu yang berharga itu sudah cukup.

avataravatar
Next chapter