3 CH.3 Beradaptasi

Sebuah pagi yang cerah, indah, dan menyegarkan. Namun aku, seorang laki-laki pemain game Albheit Online profesional terjebak dalam dunia Albheit dan dunia itu berubah menjadi dunia lain yaitu dunia Kimino. Kehidupanku sekarang harus menjalani masa sulit dengan tubuh seorang perempuan. Termasuk… mandi.

"Ughhh, bagaimana aku bisa mandi dalam tubuh perempuan seperti ini? Kenapa tidak perusahaan Guirusia.co itu menambahkan satu fitur yang bisa mengganti gender sesuka hati."

Di pagi hari ini bukannya aku merasa senang, tetapi merasa gundah. Kenapa? Bagaimana bisa aku menjalani hidupku sebagai perempuan? Ya kalau kehidupan bertahan hidup dengan makan dan minum sih bisa saja, tetapi bagaimana dengan mandi dan buang air kecil!?

"Nona, selamat pagi."

"Ah Aeru-san, selamat pagi. Apakah papamu sudah pulang?"

"Sudah kok, sedang tidur karena kelelahan tapi. Apa nona ingin mandi sekarang? Aku siapkan air hangat kalau mau."

Ughh baru saja aku berbicara tentang mandi, sekarang aku harus benar-benar menjalaninya ya? Aeru mungkin tidak tahu kalau sebenarnya aku adalah laki-laki, tetapi jiwa laki-lakiku menolak untuk mandi. Ya jiwa laki-lakiku berkata seperti itu, tetapi kenapa tumbuh jiwa perempuan dalam diriku yang mendorong terus aku untuk mandi!?

"Umm, boleh deh. Jangan terlalu panas ya?"

"Baiklah, kalau nona ingin sarapan sudah ada di meja, silahkan dinikmati."

Baru saja aku datang keluarga Hoshiro ini sudah membantuku secara umum dalam banyak hal. Kurasa aku akan balas kebaikan mereka apalagi keluarga mereka begitu sederhana seperti ini. Tidak ada salahnya bukan berbuat kebaikan kepada orang lain?

"Aku makan saja dulu deh. Urusan mandi biarkan aku menyiapkan mental sekalian. Hitung-hitung sekalian kenapa lama-lama aku memiliki jiwa dan perasaan sebagai perempuan."

Ujung-ujungnya aku makan sambil melamun membayangkan apa yang akan terjadi nantinya ketika seluruh hidupku harus terjebak dalam game ini dalam tubuh karakter perempuan ini. Aku tidak bisa membayangkan akan betapa sulitnya menjadi perempuan.

"Nona? Sudah selesai makan? Air hangat sudah kusiapkan. Apa nona punya baju ganti?"

"Baju ganti? Aku tidak ada sama sekali."

"Oh kalau begitu aku pinjamkan bajuku dulu. Apa nona lebih memilih gaun ringan atau baju dan celana?"

Di satu sisi diriku aku merasa bahwa sebaiknya aku memilih baju dan celana saja supaya rasa kejantananku tidak hilang, tetapi di sisi lain aku merasa bahwa aku harus mencoba menggunakan gaun karena rasa penasaranku ini.

"Umm… uhhh… ga-gaun saja deh."

Akhirnya kejantananku hilang sepenuhnya dari diriku, hampir sudah 80 persen mungkin. Kalau aku mandi setelah ini, aku jamin bahwa aku tidak bisa dikatakan bahwa aku adalah seorang laki-laki lagi.

"Baiklah, nona mandi saja dulu. Nanti gaunnya akan kusiapkan di lemari ganti kamar mandi."

"Terima kasih."

Soal pakaian dalam… aku tidak ingin membahasnya. Tolong selamatkan aku, bukan dari terjebak dalam dunia ini, tetapi dari hilangnya kejantananku. Ahh tapi apa boleh buat, yang namanya sudah kondisi dan takdir mana bisa dilawan. Aku bukan seorang dewa yang dengan mudah menekuk kenyataan.

"Hah~ aku harus mandi juga pada akhirnya dan melihat tubuh yang kubuat sendiri. Aku tidak malu kalau hanya memakai tubuh ini, tetapi kalau melihat langsung rasanya aneh."

Dengan rasa terpaksa aku masuk ke kamar mandi dan melepas semua pakaianku. Sebagai jaga-jaga aku melihat dengan seksama seluruh isi kamar mandi agar ketika nanti aku menutup mata aku tidak menabrak apa pun. Kenapa menutup mata? Tentu saja aku masih belum terbiasa!

"Airnya hangat. Untung saja aku mudah mengingat dan membayangkan sesuatu. Tetapi bicara soal membayangkan… kenapa tubuh ini juga ikut terbayangkan!?"

Sudah lah, nantinya aku juga akan sering mandi dan melihat tubuh ini sendiri. Karena aku tidak ingin tersandung juga aku akhirnya membuka mataku dengan perlahan, tetapi tidak melihat ke bawah.

Akhirnya dengan perasaan canggung dan setengah-setengah aku menyelesaikan mandiku. Di tengah-tengah mandi Aeru masuk ke ruang ganti untuk menaruh pakaian gantiku. Tidak ada pakaian dalam… ini sulit sekali. Untung saja aku bisa menggunakan sistem untuk memakai dan melepas pakaian apa pun.

"Tunggu… apa!? Bukannya barusan tadi bisa memakai pakaian dengan sistem ya? Ughh jangan katakan kalau bukan pakaian yang ada dibeli dengan sistem tidak akan bisa menggunakan sistem."

Ujung-ujungnya aku tidak bisa selalu mengandalkan sistem game Albheit Online ini. Aku akhirnya memakai gaunnya dengan manual. Ternyata ada batasan sistem seperti ini, sulit juga. Untung saja kalau pakaian dalam barusan masih bisa. Tetapi ke depannya pasti harus manual, ughh malunya.

"Nona bagaimana sudah selesai?"

"Sudah, ini aku keluar."

Setelah selesai bersiap aku keluar dari dalam kamar mandi dan menemui Aeru yang sudah menunggu. Kalau kudengar kurasa di ada di ruang depan. Harus menerima kenyataan bahwa hidup itu tidak mudah, entah di mana pun aku berada.

"Nona, kau sangat cantik dengan gaun itu! Bahkan aku sendiri tidak bisa tampil secantik itu dengan gaun yang sama."

"E-eh… benarkah? Padahal penampilanku biasa saja deh aku rasa."

Bukan kah karakter yang kubuat ini sebatas agar memudahkan cara bertarungku sebagai Assassin? Kenapa bisa dikatakan cantik!? Uhhh aku begitu malu. Kurasa kalau aku hidup lebih lama lagi dengan tubuh ini lama-kelamaan aku bisa-bisanya aku menjadi perempuan seutuhnya.

"Hahaha biasa dari mana? Coba deh nanti nona amati saat kita berjalan ke toko pakaian. Pasti banyak orang yang mengamati nona."

"Uhh aku lebih memilih untuk tidak terlalu menarik banyak perhatian."

Job class Assassin dikhususkan untuk agar tidak terlalu banyak menarik perhatian musuh karena dibutuhkan ketepatan mengenai sasaran tanpa harus diketahui musuh. Tetapi kalau Aeru mengatakan begitu apa aku gagal sebagai Assassin?

"Ya sudah ayo kita pergi ke toko pakaian. Sekalian ke toko pakaian dalam juga karena nona pasti belum ada pakaian dalam."

Game Albheit Online, diperuntukan untuk pemain yang ingin menikmati fitur atau berpetualang dengan caranya masing-masing. Tetapi sekarang buatku adalah tidak lebih dari sekedar bertahan hidup dari rasa malu yang luar biasa ini.

Dan benar saja, selama perjalanan para NPC lain yang sudah menjadi nyata melihatku dengan begitu teliti. Aku yang biasanya dalam tubuh laki-laki dipandangi saja sudah merasa aneh walau aku tahu bahwa mereka pasti iri dengan kepintaranku, tetapi aku tidak bisa menemukan apa pun yang menjadi alasan aku dipandangi oleh para NPC ini.

"Benarkan? Lihat, nona itu menarik perhatian entah laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Nona punya penampilan yang sangat menarik perhatian."

Kurasa kalau ada kesempatan lain untuk memperbaiki ini aku akan membuat karakter laki-laki saja. Kalau aku dipuji atau diejek dalam keadaan normal aku masih bisa menerima, tetapi sekarang pikiranku dipengaruhi oleh perasaan seorang perempuan juga.

"Uhh, jalan lebih cepat, aku tidak tahan dilihati terus-menerus."

"Hahaha baiklah nona."

Akhirnya kami berdua sampai juga di toko pakaian perempuan. Toko ini benar-benar membuat diriku merasa merinding hanya dengan membayangkannya aku memakai pakaian-pakaian ini. Semoga Aeru tidak memilihkan pakaian untukku yang terlalu mencolok.

"Tunggu di sini sebentar, aku ambilkan beberapa pakaian yang cocok untukmu nona."

Sambil menunggu Aeru aku melihat ke sekitar dari toko pakaian perempuan ini. Aku sudah tahu kalau toko ini sudah ada sejak awal dari game Albheit Online muncul, tetapi entah kenapa selalu saja tidak bisa masuk karena sistem itu sendiri.

"Ini, aku ada beberapa. Coba lah di tempat itu, aku akan menunggumu nona."

Sudah kuduga bahwa Aeru akan mengambilkan untukku pakaian-pakaian yang terlalu megah dan menawan juga mencolok. Kalau dibilang cocok sih cocok saja, tetapi sebagai laki-laki memakai pakaian perempuan seperti ini ada rasa penghinaan sedikit.

"Ba-bagaimana dengan ini?"

"Nona… kau cantik sekali!! Coba semuanya!"

Ujung-ujungnya aku mencoba semua pakaian yang ada juga beberapa tambahan yang diambilkan lagi oleh Aeru. Aeru memaksa untuk membeli semuanya itu dan membayariku, tetapi aku menolaknya. Akhirnya aku membeli semua pakaian itu dengan uang yang kumiliki. Jangan khawatir uang bukan lah permasalahan utamaku karena aku sudah menyimpan uang banyak hasil dari perburuanku selama 6 tahun ini.

"Benar kah tidak masalah kau membayar semua pakaian ini?"

"Justru aku yang sedikit mempermasalahkan kalau Aeru-san membayariku. Kau dan papamu sudah banyak membantuku, sudah sepantasnya nanti aku ganti balas semua perbuatan baik kalian."

"Ahh tidak perlu, tidak perlu. Aku dan papa punya kebiasaan untuk menolong orang yang membutuhkan. Kekayaan kami tidak seberapa, tetapi sudah lebih dari cukup untuk kami berdua."

Walau Aeru berkata begitu itu semakin mendorongku untuk menolongnya agar hidupnya tidak kesulitan. Kurasa nanti aku akan bayar semua perbuatan mereka entah dengan uang atau apa pun itu.

"Kalau begitu boleh aku minta bantuan lagi?"

"Tentu saja, apalagi yang nona butuhkan?"

"Temani aku pergi ke penjual rumah. Selama ini aku hidup nomaden, sudah seharusnya aku mempunyai rumah sendiri."

Sebelumnya tidak punya rumah pun tidak masalah karena karakter yang ke logout tidak akan menerima serangan apa pun bahkan saat kau logout di tengah wilayah berbahaya. Tetapi sekarang seluruh hidupku ada di dunia ini.

"Rumah? Kenapa tidak tinggal dengan kami di rumah kami? Kami tidak keberatan kok."

"Walau begitu tidak pantas kalau aku terus mengandalkan orang lain. Soal kebutuhan pribadi dan keseharianku sebenarnya aku bisa melengkapinya sendiri, uang bukan lah masalah besar untukku."

Pertamanya Aeru tetap memaksaku untuk tinggal di rumahnya, tetapi akhirnya dia menyerah untuk memaksaku juga. Aku bukan tipe orang yang mengandalkan orang lain terus-menerus. Jujur saja walau aku tinggal dengan orang tuaku di rumah yang mewah sebagai orang kaya, aku bisa saja tinggal sendiri dan hidup dengan kemampuan alamiku.

"Memang rumah macam apa yang nona inginkan?"

"Aku hidup sendirian, kurasa ukuran rumah sedang saja cukup. Sebaiknya cari yang rumahnya punya ruangan yang bisa diubah dan lahan yang luas, aku perlu mengubah beberapa bagian dari rumah itu."

Sebagai orang dari dunia asliku bukan dunia game, ada beberapa hal yang tidak terdapat dalam dunia game ini. Dengan kemampuanku harusnya aku bisa membangun kembali hal yang tidak ada di dunia ini sama seperti dunia asalku.

avataravatar
Next chapter