webnovel

Istri dari Si Dewa Tidak Bisa Ditindas

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ou Zun tidak berlama-lama dan segera pergi dari sana bersama dengan Ou Mo. Saat duduk di dalam mobil, Ou Mo memandang lucu adiknya ini, karena baru saja mereka tidak bertemu selama sebulan, dia kelihatan sudah berubah menjadi orang yang berbeda.

Hmm... Kelakuan pria yang sedang jatuh cinta memang sedikit kekanakan, pikir Ou Mu.

"Bagaimana kamu bisa bertengkar dengan Gao Wen?"

Apa yang dikatakan Ou Mu itu benar, entah atas dasar apa Ou Zun bertengkar dengan Gao Wen. Sekujur tubuh Gao Wen dari ujung kepala hingga kaki tidak bisa disandingkan sedikit pun dengan dirinya. Benar-benar tidak bisa dibandingkan. Kebalikannya, bertengkar dengan pria itu, malah semakin merendahkan levelnya sendiri.

Ou Zun hanya mengatupkan bibirnya dan diam saja. Dia setengah mati tidak ingin mengakui bahwa pada saat dia mendapati Gao Wen mengirimi Mu Qianxun serentetan surat cinta, di dalam hatinya terdapat perasaan cemburu dan kebencian yang hampir menenggelamkannya. 

'Aku mencintaimu', 'Aku menyukaimu' dan juga semua kata-kata manis dan gombal itu, Ou Zun bahkan belum pernah mengatakannya pada Mu Qianxun. Lantas kenapa Gao Wen dibiarkan untuk mengatakannya.

Ou Zun masih saja memikirkan soal perasaan itu. Di masa depan, di acara pesta makan pertunangan mereka berdua, dia akan mengatakan suatu hal manis dan gombal yang langsung membuat Mu Qianxun begitu kegirangan, sampai-sampai gadis itu merasa pusing dan kebingungan. Dan pada malam itu juga, gadis itu akan membiarkannya untuk memiliki tubuhnya dengan sukarela.

Ou Zun telah merencanakannya dengan sebaik-baiknya. Namun, semuanya telah dirusak oleh Gao Wen. Jadi, memangnya aku tidak boleh mencari Gao Wen untuk membuat perhitungan? Pikirnya.

Mendapati wajah Ou Zun yang dipenuhi kebencian dan kelihatan seperti begitu ingin merobek-robek Gao Wen, dalam hati Ou Mo pun berbela sungkawa untuk anak keluarga Gao itu selama tiga menit dalam diam. Setelahnya, dia pun berkata dengan santai, "Sebagai kakak lelaki keduamu, aku ingin menanyakan kira-kira kapan kamu membawa tunanganmu itu dan memperlihatkannya padaku?"

Ou Zun memikirkan hal itu dan dia benar-benar ingin membawa Mu Qianxun untuk dipertemukan pada kakaknya. "Besok pukul 7 malam, di tempat yang biasanya, An Ye. Aku juga memanggil Lu Lingxi dan Qin Shen untuk datang. Aku akan mengenalkannya secara formal pada kalian."

Ou Mo mengangguk-angguk dan membalas, "Baiklah, aku akan menyiapkan bingkisan."

Sesampainya di perusahaan Ou Mo, Ou Zun pun turun dari mobil dan pulang dengan mengendarai mobil Maybach miliknya sendiri. Di dalam perjalanan, dia lantas menelpon bawahannya yang bernama Ou Xiao.

"Pergilah ke rumah keluarga Gao untuk mengambil emerald, lalu berikan pada Lingxi. Suruh dia untuk mengubahnya menjadi gelang. Dan harus dikerjakan dengan kecepatan paling tinggi!"

Ou Zun menutup telepon dan berimajinasi ketika Mu Qianxun menerima gelang itu. Dia berpikir, sepasang mata yang cantik milik gadis itu pasti mengeluarkan sinar-sinar dan perasaan tersentuh. Saat berimajinasi seperti itu, dia merasakan ledakan perasaaan senang di sekujur tubuhnya dan kakinya pun semakin menginjak pedal gas dalam-dalam.

Saat ini, Ou Zun begitu ingin cepat-cepat melihat sosok Mu Qianxun. Di sisi lain, gadis itu berbaring-baring santai di atas kasur dan bermain game. Tangannya bergerak-gerak dengan sangat cepat dan wajah kecilnya memerah seperti tomat saking antusiasnya.

Bermain game seperti ini rasanya begitu melegakan dan sangat menyenangkan. Mendapati pemandangan saat pedang besarnya membunuh, terasa begitu mendebarkan dan menggairahkan hati. Saat ini, dia benar-benar seorang wanita yang tangguh. Domba kecil penurut tukang mengais-ngais poin? Apaan, huh?! Batinnya.

Hari ini, Ou Zun si dewa (sebutan untuk pemain pro) sedang tidak hadir. Dan sejauh ini, Mu Qianxun selalu berada di belakang bayang-bayang pria itu dan selalu jadi target yang dibenci para tidak pemain lainnya. Tak lama setelahnya, pasti ada sekitar lusinan pemain yang sebelumnya telah dibantai oleh Ou Zun tanpa ampun, yang akan datang untuk melancarkan serangan gabungan padanya.

Mu Qianxun tidak menahan dirinya lagi dan langsung melancarkan aksinya. Dia memotong-motong dan membantai dengan asal-asalan, lalu tidak lama setelah itu, tim yang berisikan sekitar lusinan orang itu hanya tersisa sangat sedikit saja yang masih bertahan. Kemampuan bertarungnya memang benar-benar tidak bisa dibendung.

Segera setelah Mu Qianxun menghabisi seluruh orang, muncullah serentetan suara permohonan ampun di layar.

Monyet Mabuk: Dewa, ampunilah nyawaku! Si kecil di sini tidak tahu kalau hari ini kamu sedang memakai akun istrimu! Seharusnya kita tidak berpikiran untuk malah menindas istrimu sejenak karena tidak sanggup mengalahkanmu. Dewa, ampunilah nyawaku!

Angin Musim Semi Akan Turun Hujan: Tidak bisa menindas istri Dewa! ternyata ada si dewa yang sedang menyamar!

Song Bao: Aku adalah Song Bao (Song Bao juga bisa diartikan sebagai ketakutan) Aku adalah Song Bao, tolong biarkan aku pergi…

Mendapati serentetan pesan itu, Mu Qianxun benar-benar kehabisan kata-kata. Dia telah membantai dengan sekuat tenaga, tapi orang-orang malah mengira kalau dia adalah si dewa, Ou Zun, yang sedang bermain.

Dasar sekumpulan penjilat! Kalau aku sedang membantai bersama dengan Ou Zun, mereka berpikiran kalau mereka tidak akan bisa menyentuhku. Memangnya aku harus selalu berlindung di balik bayang-bayang Ou Zun? Batin Mu Qianxun.