webnovel

TERJEBAK CINTA SI KEMBAR

Leyana kembali mengajak adik kembarnya Feyana untuk memainkan permainan berganti peran seperti masa sekolah mereka dulu. Tentu saja hal ini di tolak tegas oleh Feyana. Mungkin dulu mereka bisa dengan gampangnya menipu satu sekolah dalam permainan ini, bahkan Papa dan Mama mereka juga bisa mereka kecoh. Tetapi itu dulu, saat ini semua pasti dengan mudah bisa menerka bahwa mereka telah berganti tempat. Bagaimana tidak, sifat Leyanan dan Feyanan sangat bertolak belakang. Leyanan tertarik pada dunia bisnis, Leyana di percaya oleh Papa mereka menjadi pewaris Mikatana Group, perusahaan besar yang menguasai dunia bisnis dan industri di Negara Y. Leyana adalah tipe wanita supel, mudah bergaul, sangat ceria dan sangat pandai memanfaatkan kecantikannya. jadi jangan heran kalau Leyana memiliki banyak teman wanita dan di kejar para pria. Jangan di tanya berapa panjang daftar antrian pria yang berharap bisa menjadi pacarnya. sementara Feyana, lebih tertarik pada benda-benda purbakala. Feyanan sangat gemar membaca dan meneliti tentang benda cagar budaya, sehingga wajar saja sekarang Feya berhasil menduduki kursi pimpinan tertinggi pada Lembaga Penelitian Benda Cagar Budaya di Kota M. Feyana sama cantiknya dengan saudara kembarnya Leyana, tetapi Feyanan bukanlah tipe wanita yang supel, mudah bergaul, ceria dan pandai memanfaatkan kecantikannya untuk memikat pria. jadi, jangan heran kalau teman wanita Feyana hanya beberapa orang saja dan untuk masalah pria, Feyanan tetap setia dengan status jomblowatinya. Sangat jelas bukan kenapa Feyana kali ini menolak permintaan kembarannya untuk berganti peran. Semua hanya akan menjadi hal konyol yang akan membuat masalah bagi Feyana. Tetapi bukan Leyana namanya kalau tidak berhasil membujuk sang adik untuk bermain bersamanya. Sungguh Leyana dan Feyana tidak menduga apa yang akan terjadi akibat dari permainan mereka ini. Akan ada cinta yang tersakiti, akan ada air mata kekecawaan, dan bahkan mungkin akan ada scandal besar. Lantas siapa yang harus disalahkan? Yang jelas ini semua adalah permainan peran.

Dian_Apriani_2308 · History
Not enough ratings
2 Chs

2

Wina telah keluar dari ruangan kerja Leya, tetapi Leya tetap terdiam dalam lamunannya sendiri. sepertinya Leya mulai gelisah. Dia bisa mengingat dengan jelas kalau Wina adalah seorang istri dan Ibu yang telaten. Wina selalu bisa meluangkan waktu untuk memasak menu sarapan dan makan malam bagi keluarganya. Sedang dia, Leya tidak memiliki kemampuan apa-apa di bidang masak memasak. Lantas bagaimana saat dia sudah menyandang status Ny. Hadi Travi kelak, pernikahan mereka tinggal beberapa bulan lagi. Apa iya selama masa berumah tangga mereka, sampai tua Leya hanya mengandalkan Bibi untuk menyiapkan menu makanan. Bagaimana kalau suatu hari nanti, anak dan suaminya meminta Leya membuatkan makanan tertentu untuk mereka? Apa yang harus dia lakukan.

Leya sangat ragu untuk saat ini, di akan wanita karier, apa memang itu bisa di terima sebagai alasan kalau dia tidak memiliki kemampuan memasak. Kira-kira bisa dianggap wajarkan alasan sebagai wanita karier tersebut.

Sedang asyik-asyiknya Leya tengelam dalam pikirannya sendiri, tiba-tiba teleponnya berbunyi. Leya memperhatikan layar handphonenya. Ternyata Papanya yang menelepon.

"Hallo Pa". Suara riang Leya saat menerima panggilan dari sang Papa.

"Hallo Le, apa kabar kamu sayang?" tanya sang Papa.

"Baik Pa, Papa dan Mama pa kabar? Kangen Paaa". Terdengar suara manja sang anak.

"Papa dan Mama sehat nak, kami pun kangen sama kamu dan adik mu. Lagi sibukkah Le?" Tanya Papa kemudian.

"Gak kok Pa, aku gak lagi sibuk kok. Kenapa Pa, apa yang bisa aku bantu?"

"Le, nanti makan malam di rumah ya, sudah lama kita tidak makan bersama. Papa dan Mama rindu kebersamaan kita di meja makan". Papa mengajukan permintaan.

"Tentu saja bisa Pa, aku sama sekali gak sibuk. Feya aku yang hubungi Pa?" jawab Leya kemudian.

"Gak usah nak, biar Papa yang telepon Feya. Papa juga dah kangen banget sama kembaran mu itu". ujar sang Papa.

"Oke Pah kalau gitu, salam dulu sama Mama ya Pah". Ucap Leya

"Ya udah ya Le, Papa mau telepon adik mu dulu. Nanti hati-hati ya di jalan". Dan kemudian Papa menyudahi pembicaraan mereka.

Telepon dari Papa sukses membuat Leya lupa dengan lamunannya tadi. Leya memang sudah hampir sebulan tidak bertemu ke dua orang tua dan kembarannya. Ternyata Leya sangat merindukan mereka.