2 Menyelesaikan Konflik

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"He..." Mendengar suara itu, Jian Xiaoqiao menatap Gu Yishen dengan canggung.

"Sial!" Ucapnya dalam hati.

Kalau Gu Yishen berani untuk menegur Jian Xiaoqiao tentang masalah tadi pagi di hadapan banyak orang, tentu juga akan bisa menghancurkan reputasinya!

'Baiklah. Anggap saja ini adalah hutang, biarkan dia mencatatnya terlebih dahulu!' Pikir Gu Yishen.

Jian Xiaoqiao berdiri. Dia mengedipkan matanya dan berkata kepada Gu Yishen, "Maaf, Pak. Semalam tidurku tidak nyenyak, jadi sedikit tidak fokus."

"Tidak apa-apa, ikuti kelas ini dengan baik. Dengarkan penjelasan dengan baik sudah cukup." Ujar Gu Yishen.

"Terima kasih, Pak."

"Silahkan duduk lagi!" Gu Yishen kehabisan kata-kata dan kembali ke depan kelas.

Setelah kembali duduk, Jian Xiaoqiao memasang wajah jahat dan melihat ke arah Gu Yishen yang sedang berjalan membelakanginya. Dia pun mengeluarkan buku bahasa ke atas meja dan meletakkannya dalam keadaan terbuka sampai menutupi wajahnya. Setelah itu, dia menundukkan kepalanya sedikit untuk memakan sarapan paginya.

Jian Xiaoqiao yang sedang sarapan dengan bahagia, tidak mengetahui bahwa Gu Yishen telah memperhatikannya.

Pagi segera berlalu, setelah pelajaran berakhir, Jian Xiaoqiao bergegas menuju toilet.

Ketika sampai di depan pintu toilet wanita, terlihat Gu Yishen berjalan berpapasan dan melewatinya. Jian Xiaoqiao membalikkan tubuhnya, memasang kuda-kuda dan menendang bagian vital Gu Yishen.

"Aduuh…" Gu Yishen membungkuk dengan tajam dan terlihat sangat tidak nyaman.

"Pak guru baik-baik saja?"

"Tak apa…" Dia menunduk sambil terus memegangi perutnya, keringat terus bercucuran di dahinya. Benar-benar sial!

Ini adalah pertama kalinya dia disiksa oleh seorang wanita seperti ini.

Jian Xiaoqiao melambaikan tangannya kepada Gu Yishen dan berjalan memasuki toilet sembari berkata, "Bapak tidak apa-apa, kan? Kalau begitu saya pergi dulu ya!"

"..." Melihat Jian Xiaoqiao yang berjalan menjauh, Gu Yishen masih belum bisa berdiri dengan tegak.

Dia hanya bisa memandang Xiaoqiao yang pergi menjauh dan meninggalkannya.

"Teeeeet…" Bunyi bel sekolah terdengar. Xiaoqiao mengambil tasnya dan bersiap untuk pulang.

Lin Xi meraih lengan Xiaoqiao dan berkata, "Xiaoqiao, ayo malam ini kita pergi ke bioskop!"

"Yaaah..." Jawab Xiaoqiao sambil menatap Lin Xi dengan ekspresi tidak berdaya. "Aku sebenarnya ingin pergi, tapi orang tuaku menginginkanku untuk langsung pulang ke rumah seusai sekolah. Besok saja ya? Besok malam aku akan menemanimu!"

"Yaaah…" Perkataan Xiaoqiao membuat Lin Xi kecewa, namun dia tetap ingin pergi menonton film yang terbaru.

Jian Xiaoqiao merangkul kepala Lin Xi dan tersenyum, "Baiklah! Dua hari lagi aku akan menemanimu pergi!" Setelah mengucapkannya, dia langsung mengambil tasnya dan pergi.

Singkat cerita sesampainya Xiaoqiao di rumah, dia membuka pintu rumahnya dan berteriak dengan lantang, "Papa, Mama, Kakek, Kakak, Kakak kedua, aku sudah pulang!"

"Xiaoqiao, cepatlah duduk disini!" Terdengar suara kakek dari dalam.

"Kakek!" Jian Xiaoqiao berjalan memasuki ruang tengah, dia melihat beberapa orang yang sedang duduk di sana, salah satunya adalah… Gu Yishen!

Apa yang dia lakukan di sini?

Masalah yang terjadi siang ini sungguh sulit dipercaya. Apakah dia datang ke rumah untuk menyampaikan keluhan? Sampai saat ini, dalam hati Jian Xiaoqiao sudah mengumpat beberapa ratus kali karena Gu Yishen.

"Ini Xiaoqiao kan?" Ucap seorang wanita cantik yang berdiri menyambut Jian Xiaoqiao.

"Apa kabar?" Jian Xiaoqiao membungkuk hormat dan menampakkan senyum di bibirnya.

Sebelum melakukannya, dia tidak tahu apakah dia harus berteriak atau apa.

"Xiaoqiao, kemarilah. Perkenalkan, ini adalah Kakek Gu, Bapak dan Ibu Gu. Kemudian yang di dalam itu adalah orang yang akan dijodohkan denganmu."

"Apa?" Jian Xiaoqiao menggosok telinganya untuk meyakinkan diri bahwa dia salah dengar.

'Dijodohkan? Memangnya ini zaman apa? Kenapa masih ada yang melakukan perjodohan?' Pertanyaan-pertanyaan itu terlintas dalam benaknya.

"Kakek, apa tidak salah? Tahun ini aku baru berusia 17 tahun, bukannya kakek tidak ingin aku cepat-cepat menikah?"

'Dan juga, kenapa pasanganku pria mesum itu?' Lanjut Xiaoqiao dalam hati.

avataravatar
Next chapter