1 Peristiwa di Pasar

Suatu siang, di Desa Gn. Meraksabaru, Marga K.M. Lintang, Kec. Pendopo Lintang, hari Kamis tahun 1973 (tgl dan bulan tak ingat), seorang perempuan kecil bernama Balqies, berlari ke rumahnya. Wajah anak itu pucat pasi pertanda dia baru saja menyaksikan peristiwa mengejutkan.

Balqies berlari mencari ayahnya, Mang Mukti. Dari beranda depan dia sudah berteriak: "Baaaak...baaak...tubo dimano?".

Teriakannya begitu kencang dan bergetar. Ayahnya menyahut: "Bak di baleng (dapur), ado apo?"

Kes, demikian bocah perempuan itu biasa dipanggil, langsung memeluk ayahnya. Sambil sesegukan dia berkata, "Bak, Besirah (Pasirah--jabatan kepala marga pada waktu itu) dibatak Kalajengking. Kalajengking adalah nama batalion zeni konstruksi TNI yang membangun ruas jalan dari Jambi - Dusun Tanjungraya (Nyeraye).

Pada masa itu Pemerintah membangun tiga ruas jalan di Sumatera Selatan, yang pelaksanaannya diserahkan kepada TNI Angkatan Darat, dalam hal ini batalion zeni.

Kepala staf Angkatan Darat pada waktu itu Jenderal Makmun Murod mengerahkan tiga batalion zeni.

Batalion pertama adalan Yon Zikon 12 Laba-Laba, membangun ruas jalan dari Palembang - Tanjungraya. Kemudian, Batalion Zeni Wanara, dari Bengkulu - Tanjungraya. Terakhir, Batalion Zeni Kalajengking, membangun ruas jalan dari Jambi - Tanjungraya. Monumen sebagai penanda hasil kerja ketiga batalion itu masih kokoh berdiri di pertigaan Desa Tanjungraya (depan rumah orangtua Reki Junaidi dan Silvi Anas).

Apa sebenarnya yang terjadi pada hari Kamis siang itu sehingga Balqies lari mengadu pada ayahnya? Mengapa Pasirah Zaini dibawa TNI dari Batalion Kalajengking?

avataravatar
Next chapter