webnovel

Bergeming

" Apa yang kamu lakukan?" tanya Netta terkejut.

" Aku tahu aku salah! Aku tahu kamu benci bahkan sangat membenci diriku! Bagimu aku memang pria paling brengsek di muka bumi ini dan paling kejam di dunia! Tapi aku mohon jangan mencampur adukkan masalah pekerjaan dengan permasalahan kita! Aku membangun perusahaan ini dengan susah payah dan aku berusaha agar perusahaan ini bisa bertahan dan berkembang dengan baik!" tutur Max panjang lebar.

" Bukan urusan gue! Lo bisa cabut dari perusahaan ini!" kata Netta tidak perduli. Dia marah dengan apa yang di katakan oleh Max.

" Jika kamu ingin melihatku hancur...aku sudah hancur Netta!" kata Max bergetar.

" Jangan sebut nama gue dengan mulut kotor lo! Gue jijik mendengarnya!" kata Netta marah.

" Apa kamu ingin aku merangkak mencium kakimu agar kamu mau menerima maafku?" tanya Max, Netta bergeming. Perlahan dengan rasa sakit di perutnya Max merangkak menuju ke depan Netta. Setelah Max sampai di depan Netta, dia mencium kedua kaki Netta tapi Netta tetap bergeming.

" Pergi! Kemasi barang-barangmu!" kata Netta. Tok! Tok!

" Masuk!" kata Netta.

" Bos! Meeting akan segera dimulai!" kata Wayan.

" Kita pergi!" kata Netta.

" Kalian mau pergi?" tanya Ken yang tiba-tiba masuk.

" Ken! Sayang!" sahut Netta, membuat Ken mendelik karena terkejut sekaligus senang. Netta mengecup bibir Ken dan memeluknya. Ken membalas pelukannya dan saat Ken melihat ke depan, dilihatnya Max sedang bersimpuh di depan kursi kerja Netta.

" Apa itu tidak keterlaluan?" bisik Ken.

" Bukan urusanmu!" jawab Netta. Wayan yang melihat Max merendahkan dirinya dihadapan seorang wanita membuat dia mencibir. Memalukan! batin Wayan.

" Ayo, sayang!" ajak Netta, Ken hanya diam saja dengan perlakuan Netta.

" Jangan lupa mengemasi barang-barangmu!" kata Netta.

" Kamu awasi dia Pak Wayan!" kata Netta. Kemudian Netta pergi bersama dengan Ken dan Max berdiri dengan pandangan kabur. Ulu hatinya seperti di remas-remas, tapi dia harus bertahan, dia tidak mau jika sampai Netta tahu. Max berjalan pelan dan akhirnya sampai juga di ruangannya.

" Pak Max! Bapak baik-baik saja?" tanya Wenny.

" Biarkan dia! Ayo kalian semua langsung ke ruang meeting!" kata Wayan.

" Tapi, Pak..." kata Wenny.

" Apa kamu mau dipecat?" kata Wayan keras. Wenny tidak bisa berbuat apa-apa, dia melihat ke arah Max dan Max menganggukkan kepalanya. Max mengemasi semua barangnya, dia membuka lacinya dan membawa kotak bludru itu di dalam saku jasnya.

" Halo, Pak Maman!" M

" Ya, Tuan!" Mm

" Jemput saya...di kantor!" M

Max mematikan ponselnya setelah menelpon Maman sopirnya yang setia. Maman yang memang selalu di tempar parkiran langsung masuk ke dalam kantor dan menuju ke lantai 5.

Dikediaman papa Netta sedang diadakan pesta kebun untuk memperingati hari jadi perkawinan mereka. Semua relasi Alex dan Kenzi datang dan hadir dalam acara tersebut, termasuk orang tua Vina. Mereka sudah melupakan peristiwa 5 tahun yang lalu, karena perusahaan mereka yang menjalin kerjasama dalam proyek besar.

" Sayang! Jangan lari-lari dalam keadaan perut besar begitu!" kata Kenzi pada Linda, istrinya. Mereka menikah 3 tahun yang lalu dan Linda sedang hamil anak ke 2.

" Andai dulu Vina menikah dengan Kenzi, semua akan baik-baik saja!" kata papa Vina.

" Semua sudah terjadi! Semoga Vina akan bahagia dengan Feri!" kata mama Vina.

" Om! Tante! Mana Vina?" tanya Kenzi menyapa orang tua Vina.

" Dia dalam perjalanan! Masih harus membereskan butiknya!" kata mama Vina.

Selama meeting pikiran Netta berkelana kemana-mana, dia masih belum merasa puas membuat Max seperti itu. Dia ingin sekali pria itu benar-benar hancur dan menyesal pernah meninggalkannya.

" Bos!" panggil Wayan.

" Ta!" panggil Ken yang mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Netta.

" Saya pikir Bos kalian setuju! Jadi laporan rapat hari ini harus ada di meja direktur pada 3 hari ke depan!" kata Ken. Semua bernafas lega, karena masih diberi waktu 3 hari. Semua meninggalkan ruang meeting, tapi Netta belum menyadari itu semua.

" Apa kamu masih akan memikirkan dia?" tanya Ken sambil memegang tangan Netta. Netta tersentak, dia menarik tangannya dan melihat ke sekeliling.

" Mereka sudah bubar! Karena Bosnya tidak fokus pada meeting hari ini!" kata Ken. Ponsel Netta berbunyi, begitu juga dengan milik Ken.

" Halo! Jack?" N

" Maaf, Nyonya! Terjadi sesuatu pada Tuan Muda Malv!" J

" Apa? Kenapa dengan anakku?" N

" Tuan Muda jatuh dari tangga!" J

" Ya Tuhan! Bagaimana keadaannya?" N

" Dokter masih menangani, Nyonya!" J

" Kirim Rumah Sakitnya!" N

Lalu Netta menutup panggilannya dan berlari meninggalkan Ken untuk ke Rumah Sakit XRS seperti yang dikirim oleh Jack. Ken berlari menyusul Netta dan pergi bersama.

" Diana!" panggil Netta saat mereka sampai di depan IGD.

" Netta!" sahut Diana memeluk sahabatnya itu.

" Bagaimana keadaan Malv?" tanya Netta khawatir.

" Dia masih di periksa dokter, kamu sabar ya!" kata Diana.

" Bagaimana dia bisa terjatuh?" tanya Netta pada Diana.

" Dia mengejar Kenda tapi kata Kenda tiba-tiba dia naik ke atas!" kata Diana. Seorang Dokter keluar dari dalam ruang IGD.

" Dokter! Bagaimana keadaan anak saya?" tanya Netta.

" Apa anda keluarga Malvin Banner?" tanya dokter itu.

" Iya! Saya ibunya!" kata Netta.

" Anak ibu mengalami cedera di kepala tapi tidak seberapa parah! Hanya saja dia mengalami sedikit retak di pergelangan tangannya hingga harus kami gip!s" kata dokter itu.

" Ha?!" Netta dan Diana terkejut hingga membuka mulutnya.

" Lakukan yang terbaik, dokter!" kata Ken. Netta dan Diana sudah berpelukan menangis, karena tidak bisa membayangkan anaknya akan digips.

" Sudah! Malv seorang anak yang kuat!" kata Ken menenangkan Netta.

Sementara itu di dalam IGD, Malvin menangis karena tangannya yang sakit.

" Mommy! I want my mom!" rengek Malvin.

" Hei! Why you cry?" tanya seorang pria di sebelahnya yang tidak tega mendengar tangisan anak itu.

" I want my mom!" jawab Malv.

" If you keep crying, your mother will feel sad!" kata pria itu.

" Really?" tanya Malv.

" Yes! If you're a great kid, you should make your mother proud!" kata pria itu lagi.

" You think so?" tanya Malv.

" Yes! You love her don't you?" tanya pria itu.

" I love her so much!" jawab Malv.

" I know! I proud of you, boy!" kata pria itu. Malv akhirnya berhenti menangis, dia hanya sebentar-sebentar meringis menahan rasa sakitnya.

" Permisi, Pak! Saya Dr. Putu Raka, yang akan menangani penyakit Bapak!" kata Putu.

" Apa yang terjadi pada saya?" tanya pria itu.

Diluar ruangan IGD ada beberapa orang yang sedang menunggu keluarganya yang berada di dalam ruang IGD. Netta berdiri dan berjalan mondar-mandir di daerah situ. Matanya terhenti pada sosok pria setengah baya yang sedang duduk di kursi tunggu dengan wajah cemas. Bukannya itu Pak Maman? Iya, aku masih ingat itu Pak Maman sopir kantor...Max! batin Netta.

" Pak Maman!" panggil Netta. Maman mengalihkan pandangannya pada Netta.

" Nona...Netta?" tanya Pak Maman.

" Iya, Pak! Bapak sedang apa?" tanya Netta.

" E, anu, Non Netta..."