1 PESTA

Bella terbangun saat matahari sudah terlihat naik di sebelah timur., dengan tubuh yang terasa segar setelah beristirahat. Sebuah tangan berbulu tebal melingkar di perutnya. Bella memindahkan tangan tersebut ke belakang tubuhnya dan bangun lalu duduk di pinggir ranjang.

" Morning!" sapa sebuah suara, terdengar serak dan seksi.

" Morning! Kamu terbangun?" tanya Bella melihat ke belakang.

" Sebenarnya dari tadi, tapi aku tertidur lagi, tubuhmu sangat nyaman untuk dihisap dan dipeluk!" rayu pria itu dipagi hari sedikit siang itu. Pria itu masih dalam keadaan tidur sambil miring. Bella tersenyum dan menatap pria itu dengan mesra.

" Aku harus ke kantor, karena lusa aku akan pulang ke Indonesia!" kata Bella. Pria itu memperlihatkan wajah terkejutnya, lalu dia bangun dan duduk bersandar di headboard ranjang, memamerkan dada bidang dan perut sobeknya.

" Kenapa mendadak sekali, baby?" tanya pria itu cemberut.

" Papa akan berulang tahun beberapa hari lagi dan sudah 3 tahun berturut-turut aku tidak ikut merayakan. Dia pasti sangat kecewa padaku, Rich! Aku sudah memikirkannya beberapa bulan ini dan baru memutuskannya semalam! !" kata Bella berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Pria itu menghela nafas panjang, dia merasa jika Bella tidak pernah mencintainya, karena wanita itu tidak pernah melibatkan dirinya dalam segala urusan hidupnya, terlebih urusan keluarganya. Padahal Bella telah mengenal seluruh keluarga besar Richard dan keluarganya sangat menyukai wanita itu.

Richard turun dari ranjang lalu membuka pintu balkon kamar itu. Dia melakukan pemanasan beberapa menit lalu mengangkat barbel yang ada disitu. Bella keluar dengan memakai bathrobe dan berjalan ke arah pintu balkon. Dia duduk di salah satu kursi sambil memainkan ponselnya.

" Kapan aku bisa bertemu keluargamu, baby?" tanya pria itu setelah melihat Bella yang duduk di kursi balkon.

" Rich! Kita sudah sering membahas tentang hal ini!" kata Bella malas.

" Tapi aku ingin segera menikahimu, baby!" kata Richard meletakkan barbelnya dan duduk bersimpuh di kaki Bella.

" Aku tahu! Tapi beri aku waktu, Rich! Kamu tahu kalau aku masih belum cerita apapun pada keluargaku!" kata Bella sedikit kesal.

" Apa kamu tidak mencintaiku, baby?" tanya Richard sendu.

" Ayolah! Jangan kekanak-kanakan!" balas Bella kesal.

" Ok! Sorry! Aku nggak akan melakukannya lagi, tapi please berjanjilah satu hal padaku!" pinta Richard.

" Apa?" tanya Bella menangkup wajah Richard.

" Berjanjilah jangan pernah tinggalin aku! Aku bisa mati, baby!" mohon Richard memegang kedua tangan Bella lalu mengecupnya.

" Mana mungkin, Rich! Selama ini kamu adalah pria terbaik yang pernah aku kenal!" kata Bella menepuk tangan Richard. Richard tersenyum dan mengecup punggung tangan Bella, hatinya berbunga-bunga mendengar pujian Bella padanya. Richard sangat takut kehilangan wanita itu, dia telah benar-benar jatuh terlalu dalam pada cinta Bella sejak pertama kali melihat Bella malam itu di pesta perusahaannya, tepatnya setahun yang lalu.

Walaupun mereka tidur sekamar bahkan seranjang bersama, tapi Bella dan Richard benar-benar hanya tidur saja, karena Bella masih memegang teguh prinsip SAM. Mungkin itu juga hubungannya dengan banyak pria tidak pernah bertahan lama, kadang hanya bertahan sebulan saja paling lama 3 bulan karena mereka selalu bilang jika mereka tidak hanya membutuhkan sentuhan dan ciuman, tapi yang paling utama adalah kepuasan jasmani. Sayangnya Bella belum mau melakukan hal itu dan tidak akan pernah mau selain dengan suaminya nanti.

Hanya Richard yang mau bertahan selama ini, awalnya Richard terkejut saat Bella menolak disentuh, tapi rasa cintanya pada wanita itu membuat dia mau mengikuti semua aturan dan kemauan Bella. Bella tahu sebenarnya kekasihnya itu begitu tersiksa hanya bisa memeluk, mencium dan meraba-raba saja, tapi itu sudah menjadi prinsip Bella.

Richard dan Bella masuk ke dalam kamar, lalu Richard pergi ke kamar mandi dan dia bermain solo sebentar akibat melihat Bella yang hanya memakai bathrobe saja.

Selama berpacaran dengan siapapun, Bella tidak mau tahu apa yang dilakukan para kekasihnya itu untuk mengatasi hasratnya, tapi dia mengancam mereka untuk tidak jajan diluar saat masih bersamanya atau hubungan mereka akan berakhir saat Bella mengetahui semuanya.

Richard keluar dari kamar dengan dada telanjang dan hanya memakai handuk dipinggang saja. Bella menatap malas kekasihnya itu, karena dia tahu Richard selalu mencoba untuk memancing hasratnya. Tapi dia adalah Bella, wanita yang tidak mudah tergoda dan sangat konsisten dengan prinsip dalam hidupnya.

" Put on your clothes, I'll never get aroused!" jawab Bella yang telah selesai dan turun ke lantai bawah rumahnya.

" Just trying!" kata Richard menghembuskan nafasnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Richard memakai pakaian yang telah di siapkan oleh Bella seperti biasanya.

" Kita sarapan dulu?" tanya Richard.

" Iya! Ditempat biasa aja!" jawab Bella.

Richard mengantar Bella ke perusahaannya setelah selesai sarapan bersama di resto yang biasa mereka datangi.

" Nanti aku pulang malam!" kata Bella.

" Aku akan jemput kamu!" kata Richard.

" Ok!" balas Bella. Richard menarik wajah Bella dan melumat bibir tipis dan menggoda itu.

" Love you!" ucap Richard setelah mereka melepaskan bibir masing-masing.

" Me too!" balas Bella lalu keluar dari mobiol dan masuk ke dalam gedung perkantoran miliknya. Mobil Richard meninggalkan kantor Bella untuk pergi menghadiri meeting dengan relasinya di sebuah resto terkenal.

" Starla! Bawa semua dokumen yang harus saya tanda tangani dan juga dokumen perencanaan kita dalam sebulan ini!" kata Bella pada asistennya.

" Siap, Boss!" sahut Starla.

Selama 2 hari Bella benar-benar menyelesaikan pekerjaan kantornya dan mengabaikan Richard. Sementara pria malang itu selalu menunggui Bella di kantornya setiap malam dan menerima semua perilaku Bella.

Malam ini ada acara peluncuran produk baru perusahaan Richard, tapi sepertinya Bella tidak bisa menghadirinya karena masih ada pekerjaan yang harus dikerjakannya. Padahal Richard rencananya akan membuat surprise untuk Bella dan seluruh keluarga besar Richard.

" Kamu benar-benar tidak bisa datang, baby?" tanya Richard dengan nada kecewa saat menelpon Bella yang masih sibuk dikantornya.

" Iya, Rich! Aku harus menyelesaikan semuanya hari ini juga! Nanti malam kan aku akan terbang ke Indonesia!" kata Bella.

" Ok, baby!" jawab Richard benar-benar kecewa dan sedih.

" Rich!" panggil Bella saat dia tidak mendengar suara Richard di telpon.

" Jangan bekerja terlalu lelah! Aku akan mengantarmu ke bandara, baby!" kata Richard.

" Ok! Good luck with the party! Sorry! I promise I'll make up for it next time!" janji Bella.

" Promise?" tanya Richard dengan hati senang.

" Promise!" balas Bella.

" Bye!" jawab Bella mematikan panggilan Richard dan kembali tennggelam dalam tumpukan dokumennya.

Richard memang terlihat sangat kecewa karena Bella tidak dapat hadir bersamanya malam ini, tapi dia terhibur dengan janji yang diucapkan Bella.

" Mana dia?" tanya mama Richard saat melihat putra satu-satunya itu datang ke meja keluarga besarnya.

" Dia sedang tidak enak badan, ma!" jawab Richard sekenanya.

" Astaga! Apa dia baik-baik saja?" tanya Camila, mamanya.

" Iya, ma! Tapi ada asistennya yang menemani!" jawab Richard sedih karena harus membohongi mamanya.

" Baguslah kalo begitu! Kamu harus temani dia nanti setelah selesai acara ini!" kata Camila lagi.

" Iya, ma!" jawab Richard dengan tersenyum.

avataravatar
Next chapter