webnovel

TENTANG RASA SEASON 2

Ini merupakan kelanjutan dari novel TENTANG RASA karya aku terdahulu Ini menceritakan salah seorang putri Max dan Arnetta yang bernama Arabella Netta Smith ... Tetap dukung ya... Semoga kalian suka...

Ms_Azr · Urban
Not enough ratings
52 Chs

PERTENGKARAN

Kenda bangun lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan sisa percintaan mereka. Dia memakai lingerienya setelah selesai dan menutupinya dengan outer berwarna senada. Kenda keluar dari kamarnya menuju ke lantai bawah. Dia membuatkan segelas kopi dan memotong kue untuk suaminya. Pintu di ruangan kerja suaminya terbuka dan memperlihatkan Malv yang sedang serius di depan laptopnya.

" Aku bawakn kopi dan kue kesukaanmu!" kata Kenda.

" Hmm!" sahut Malv.

Kenda menatap wajah serius suaminya yang terlihat semakin menawan dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya.

FLASHBACK ON

" Kim!"

" Hmm?"

" Kata kakak si Laura bokap lo ganteng bangetttttt!"

" Iyalah! Bokap sapa dulu!"

" Apa nyokap lo nggak takut bokap lo kecantol pelakor?"

" Sialan lo! Bokap gue setia banget sama nyokap gue, njir!

" Kakak Laura aja gue denger-denger naksir sama bokap lo!"

" Apa? Jangan ngadi-ngadi, deh!"

" Bahkan bukan kakak Laura aja! Tante si Elsa juga naksir bokap lo!"

" Wah! Lo kayak TV aja!"

" Serius! Gue pernah denger Laura cerita kalo kakaknya itu rekan bisnis bokap lo!"

" Emang kakak Laura yang mana?"

" Yang model itu! Yang lo bilang jadi model iklan produk bokap lo!"

" Model produk apa?"

" Sabun mandi!"

" Kalo tante Elsa itu sekretaris bokap lo katanya!"

" Sekretaris bokap? Bukannya sekretaris bokap gue cowok, ya?"

" Tapi dia bilang gitu!"

FLASHBACK OFF

" Apa besok jadi pergi dengan Fahri ke Singapore?" tanya Kenda yang duduk di sofa.

" Hmm!"

" Berdua saja?" tanya Kenda ragu.

" Ada sekretarisku juga!" jawab Malv tanpa melihat Kenda.

" Sekretaris? Sejak kapan kamu punya sekretaris?" tanya Kenda mulai cemburu.

" Sejak pekerjaan Fahri semakin banyak dan dia membutuhkan bantuan!" jawab Malv merasa aneh mendengar pertanyaan istrinya yang dirasa tidak biasa.

" Sejak kapan kamu ingin tahu tentang masalah pekerjaanku?" tanya Malv dengan nada curiga.

" Hanya terkejut karena kamu tidak pernah membicarakannya denganku!" balas Kenda ketus.

" Ada apa lagi ini? Barusan aku memaafkan ucapanmu yang menurutku aneh dan sekarang ini? Ada apa Kenda? Apa kamu sekarang sudah menjadi istri yang serba ingin tahu?" tanya Malv dengan nada sedikit tinggi.

Dia merasa kesal dan aneh melihat sikap Kenda yang penuh tanda tanya.

" Apa aku tidak boleh mengetahui dengan siapa suamiku bekerja?" tanya Kenda berusaha menghindari kecurigaan Malv.

" Tapi untuk apa? Selama ini kamu tidak pernah melakukannya! Tunggu dulu! Apa ini masih ada hubungannya dengan percakapan kita tadi di kamar?" tanya Malv dengan wajah marahnya.

Kenda diam saja dengan dada berdetak kencang menahan cemburu dan amarah karena dia merasa suaminya menyimpan sesuatu karena tidak terus terang.

" Astaga, Kenda! Cukup! Kita hentikan semua ini sebelum semakin membuat masalah yang tidak penting ini berkembang semakin besar!" kata Malv marah.

" Ini sangat penting Malv!" balas Kenda marah.

" Bagian mana yang kamu sebut penting?" tanya Malv berdiri dan menatap tajam istrinya.

" Kebohonganmu!" jawab Kenda singkat.

" Kebohongan? Kapan aku berbohong dan tentang apa?" tanya Malv tidak mengerti.

" Sekretarismu!" sahut Kenda emosi.

" Cukup! Jika yang ada dipikiranmu adalah seperti apa yang aku tebak...sebaiknya kita hentikan semua sekarang! Aku tidak mau membahas masalah receh seperti ini!" kata Malv dengan tegas.

" Apa kamu selingkuh dengan dia?" akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulut Kenda.

" Kenda Benner!" teriak Malv.

" Tarik kata-katamu sekarang juga!" sahut Malv marah.

Kenda terkejut mendengar teriakan Malv, dia tidak pernah melihat Malv malakukan itu. Tubuh Kenda bergetar dan hatinya mencelos melihat wajah gelap Malv.

" Ini pertama dan terakhir kamu bicara seperti ini! Jika kamu masih mempermasalahkan semua ini, jangan terkejut jika aku melakukan sesuatu padamu!" ancam Malv lalu dia meninggalkan Kenda.

" Malv! Kita belum selesai! Malv!" panggil Kenda.

Tapi Malv tidak perduli, dia meraih kunci mobilnya dan keluar dari rumahnya.

" Malvvvvv!" panggil Kenda yang mendengar suara mesin mobil.

Malv mengabaikan panggilan Kenda dan membawa mobilnya ke jalan raya dengan kecepatan tinggi.

" Damn, Kenda! Kenapa kamu masih saja ragu dengan cintaku setelah sekian tahun kita bersama!" umpat Malv marah. Malv menghentikan mobilnya di apartementnya yang ditempati oleh Bella. Setelah memarkirkan mobilnya, Malv naik ke lantai dimana apartement itu berada.

Keesokan harinya Bella memberanikan diri menemui papanya di ruang kerjanya setelah sarapan pagi.

" Rado main dulu sama mbak Surti, ya! Mami mau menemui Opa dulu!" kata Bella pada putranya yang menempel padanya.

" Rado mau ketemu papi!" rengek Rado.

" Iya! Nanti setelah mami bicara sama Opa, ya!" rayu Bella.

" Sekarang, Mi!" Rado kembali merengek pada Bella.

" Kita jalan-jalan beli ice cream, yuk!" ajak Netta yang melihat cucunya merengek pada putrinya.

" Nggak, Oma! Rado nggak suka ice cream!" jawab Rado.

" Ayo, Miiiii!" rengek Rado.

" Gimana kalo beli Bola dan kostumnya?" tawar Netta.

Netta tahu jika cucunya itu sangat menyukai bola sama seperti Evan, Bella yang pernah memberitahu Netta.

" Serius, Oma? Kita beli bola sama kostumnya?" tanya Rado. Sepertinya pancingan Netta berhasil, karena Rado begitu antusias dengan ajakannya.

" Serius, dong! Masak Oma bohong!" kata Netta.

" Horeeee! Rado beli bolaaaaa! Ayo, Oma!" tangan Rado berpindah dari Bella ke Netta.

Bella menatap mamanya dan tersenyum, dibalas juga oleh Netta, lalu mereka pergi meninggalkan rumah sementara Bella masuk ke ruang kerja papanya.

" Apa ada yang papa lewatkan?" tanya Max menatap penuh cinta pada putri kesayangannya.

" Bel benar-benar minta maaf, Pa! Bel sudah mengecewakan papa dan keluarga Smith!" kata Bella dengan mata berkaca-kaca.

" Bel sudah membuat malu keluarga besar kita! Tapi..."

" Tapi apa? Cinta? Tapi kenapa Evan?" potong Max sedih.

" Malam itu Bel sangat kecewa pada Richard yang telah mengkhianati kepercayaan Bel. Bel hancur, Pa! Bel mulai mencintai dia dengan segenap hati, tapi dengan mudah dia mengkhianatinya.!" tutur Bella tanpa berani menatap mata papanya.

" Bel mabuk dan...Edo kebetulan yang menolong Bel! Saat itu hujan turun dengan keras dan...papa tahu apa yang terkadang terjadi saat hujan datang!" kata Bella dengan bibir bergetar.

" Hujan! Apa hanya itu alasannya? Dia seorang pria beristri, Bel!" kata Max lagi.

" Bel tahu dan sadar, pa! Entahlah! Malam itu Bel rasanya sangat ingin melakukan itu dengan Edo! Awalnya Bel rasa semua adalah kesalahan, tapi Bel sadar jika kesalahan itu berubah menjadi rasa cinta! Rasa cinta yang harusnya kami miliki beberapa tahun yang lalu tapi kami terlalu mementingkan persahabatan!" jelas Bella panjang lebar.

" Still...he's somebody's husband, Bel!" sindir Max.

" Tapi Bel sangat mencintai dia, Pa! Kami saling mencintai! Hanya saja waktu tidak berpihak pada kami!" bela Bella.

" Lalu sekarang?" tanya Max.

" Jika papa memberikan restu pada Bel dan Edo..."

" Papa bukan pria yang suka menyakiti wanita, Bel! Ada hati seorang wanita yang harus dijaga!" potong Max lagi.

" Rado membutuhkan papinya, Pa!" kata Bella.

" Papa beri kalian waktu satu minggu untuk menyelesaikan semua ini! Papa tidak mau hubungan kalian bertiga tidak jelas!" kata Max tegas.