1 Bintang dan Tuhan

Matahari selalu memberi cahaya dengan terangnya, menghangat membentuk energy kehidupan makhluk hidup. Dengan teriknya kadang menyengat saat kita tak bisa menyikapi kehadirannya, saat kita tak bisa menyambutnya dengan baik. Sengatan teriknya jadi begitu menyakitkan.

Siang, saat jam istirahat tiba, di taman sekolah, Titan dan Ganti duduk saling memunggungi. Dua cowok gokil dan usil itu sesekali melirik cewek-cewek yang lewat.

Tak berapa lama Bintang, seorang cewek manis berambut hitam legam, ikal yang dibiarkannya terurai menyentuh pinggang, berjalan, melenggang indah dengan sahabatnya, Wita, si hitam manis yang berambut lurus seleher, potongan bob, berponi.

Melihat pemandangan centil dan sexy, Gandi menyikut Titan, namun Titan terlihat cuek dengan asyik main game dari HP smartphone-nya. Tanpa mengunggu respon Titan, mendadak Gandi menghampiri Bintang.

"Hai, anak baru ya?"

Bitang menjawab dengan ketus, tanya sok tahu Gandi, "Udah tahu nanyak."

"Oh nggak. Memperjelas aja."

Titan yang bertubuh kurus dan tinggi sekitar 165 centimeter itu mencoba menghadang langkah Bintang dan Wita yang mulai kesal.

"Terus mau apa?"

Bintang menanggapi dengan datar, lalu menarik tangan Wita, segera berlalu dari tempat yang bikin dia bete itu.

"Galak banget ya !"

Gandi memegaskan kalimatnya sambil terus membuntuti langkah kedua cewek itu, terus berjalan tanpa peduli tak mendapat sambutan.

Wita yang sedari tadi diam, menimpali kalimat Gandi.

"Kepo! Udah tahu nanyak!"

Gandi bersungut-sungut, bete, tengsin, kembali duduk dekat Titan yang cuek bebek, namun sejenak melirik Gandi yang tak terima dengan perlakuan Bintang dan Wita.

"Sialan tuh cewek baru! Wita juga sok! Galak banget. Cantik sih cantik, menurut lo gimana bro? cocok nggak gue ma dia? Penasaran gue!"

Gandi kesal melirik tajam ke Titan yang tak juga merespon kalimatnya, lalu dia berteriak di telinga kanan Titan.

"Woooooi!"

"yang mana sih?"

"yah elo tuh yang rambutnya ikal panjang, yanh barusan lewat! Bintang! ah elo sok nggak kenal!"

Titan sejenak lalu menatap Bintang dan Wita yang makin menjauhi mereka, namun dia kembali cuek.

avataravatar
Next chapter