webnovel

Ch 16 : Keputusan Inara, Bagian 2

Saat ini.

Di pondok kayu kebanggaan Rudy yang sudah agak reyot tersebut.

Rudy dan Reyzo masih melanjutkan pembicaraan serius rahasia mereka.

Yah, sudah lebih dari 1 jam mereka berdua terus berbicara, dan saat ini merupakan momen-momen paling klimaks dari pembicaraan mereka tersebut.

"Jadi bagaimana jika Inara bersedia untuk mengikuti Kamu?"(Reyzo)

Reyzo bertanya kepada Rudy sekali lagi, kali ini dengan wajah yang lebih serius! Dia sekarang lebih mirip seperti Ayah Mertua yang sedang bertanya kepada Menantunya.

Menanggapi Reyzo yang memasang wajah serius itu, Rudy akhirnya terpaksa untuk menjawab hal tersebut.

"Ehem. Yah, Saya sih tidak keberatan juga. Lagian berdua itu lebih baik daripada sendiri, kan? Yaaa berdua lebih baik, ehem."(Rudy)

Rudy menjawab Reyzo dengan jawaban yang sebenarnya cukup ambigu, tapi tetap saja Reyzo tidak akan ambil pusing dengan hal ini.

"Yah, meskipun Saya agak tidak terlalu mengerti dengan jawaban Kamu yang barusan, tapi Saya percaya bahwa Kamu bisa membuat Inara bahagia? Yah, mungkin di dunia ini cuma Kamu pria yang paling bisa Saya andalkan, Rud. Ehem."(Reyzo)

Reyzo pun menanggapi jawaban Rudy dengan pernyataannya yang tidak kalah membingungkan.

Yah, meski pernyataan mereka berdua itu sedikit membingungkan, tapi pada intinya mereka berdua saling memahami maksud dan tujuan masing-masing, seperti itulah kira-kira.

(baca secara perlahan dan rasakan kebingungannya)

"Karna kita sudah sepakat. Besok Saya akan membicarakan masalah ini dengan Inara. Eemmmmm, kalau begitu Saya akan tidur duluan, hehehehe, selamat malam."(Reyzo)

Reyzo mengakhiri percakapan itu dan langsung pergi tanpa menunggu Rudy untuk menjawab.

".....? Emmmmmmm, Saya memang tidak pernah mengerti cara si Reno itu berpikir, hhmmmm, yah, intinya sepakat-sepakat aja deh, daripada-daripada, kan. Lagipula pergi berpetualang sambil di temani oleh wanita cantik itu tidak buruk juga. Hemmmm?"(Rudy)

Setelah Reyzo masuk ke dalam rumah, Rudy bergumam pelan dengan kalimat-kalimat aneh yang sulit untuk dipahami.

Kemudian setelahnya Rudy mulai melakukan meditasi untuk melatih energi Rohnya. Saat ini dia mulai menyadari kesenjangan antara ketiga bentuk kekuatannya tersebut.

Rudy menyadari bahwa Kekuatan Tubuh Fisik, Kekuatan Energi Roh/Mana, dan Kekuatan Psikisnya tidak lah dalam kondisi yang seimbang.

Karna energi Kekuatan Psikisnya jauh lebih kuat dibandingkan dengan 2 kekuatannya yang lain. Oleh karna itu saat ini dia akan lebih fokus untuk meningkatkan Kekuatan Fisik dan Energi Roh/Mana miliknya tersebut.

Waktu pun terus berlalu, dan Rudy pun menyelesaikan meditasinya tersebut. Kemudian dia pun segera masuk ke dalam rumah dan juga beristirahat.

DiKarnakan malam ini mereka hanya bertiga saja, mereka pun bisa tidur di kamarnya masing-masing tanpa perlu khawatir dengan plot-plot kesalahpahaman seperti pada malam yang sebelumnya.

Dan begitulah malam ini berakhir.

Lanjut...

Keesokan harinya.

Di pagi ini Rudy tetap melakukan latihan fisik tapi hal itu tidak seperti yang biasanya dia lakukan. Yah, saat ini dia tidak berlari sprint seperti biasa dikarnakan Inara juga ikut lari bersama dengannya.

Jadinya pagi ini Rudy hanya berlari maraton mengelilingi area kompleks yang ada disekitar rumahnya tersebut.

Ketika sedang berlari melewati daerah taman, Rudy dan Inara berinisiatif untuk berhenti di sana dan beristirahat sejenak. Kemudian mereka berdua pun duduk di kursi umum yang kebetulan memang ada di taman tersebut.

"Gluk . . . Gluk . . . Gluk"

Setelah duduk, mereka berdua meminum air mineral yang berasal dari mata air pegunungan yang selalu terjaga kemurniannya tersebut untuk melepaskan rasa haus mereka. Setelah selesai minum dan mengatur nafas, mereka berdua memulai sedikit pembicaraan ringan di antara mereka berdua.

"Inara? Apa pendapat Kamu tentang sisi lain dunia itu?"(Rudy)

Rudy memulai pembicaraan tersebut dengan menanyakan pendapat Inara mengenai sisi lain dunia, yang mana itu adalah tempat yang akan Rudy jelajahi selanjutnya.

"Emmmm, Saya kira itu tempat yang menyenangkan? Emmm, kenapa Kamu menanyakan hal itu?"(Inara)

Inara menanggapi pertanyaan Rudy, dan saat ini Inara sudah agak terbiasa untuk berbicara secara santai kepada Rudy.

Yah, mungkin karena sekarang mereka berdua adalah teman. Fufufufu.

"Oh, tidak apa-apa, Saya hanya iseng bertanya saja barusan. Hhmmmm, oh iya, Saya sedikit penasaran dengan bagaimana kehidupan orang-orang di Kekaisaran. Ehem, bisakah Kamu menceritakan tentang keseharian Kamu di sa, ehem, maksudnya keseharian kalian berdua, yah seperti itu maksud Saya."(Rudy)

"Ohhhh, ya tidak apa-apa, kok, Rud? Jika Kamu tidak keberatan untuk mendengarkan cerita tentang Saya, maka Saya akan menceritakannya. tapi jangan kecewa, ya, karna tidak ada hal yang istimewa tentang Saya ini."(Inara)

Sebenarnya Rudy ingin sedikit mengetahui tentang Inara, karna Rudy berpikir bagaimana mungkin wanita cantik dan berpendidikan seperti Inara ini dulunya hanya seorang anak jalanan?

Yah, Rudy berpikir bahwa hal tersebut tidaklah mungkin!

Rudy jelas yakin jika asal-usul Inara tidaklah biasa.

Oleh karna itu Rudy sedikit tertarik dengan cerita tentang sosok Inara ini.

Yah, lagian mengetahui cerita tentang seorang teman adalah hal yang wajar menurut Rudy.

Rudy tidak sadar bahwa saat ini dia mulai merasa nyaman dengan keberadaan Inara tersebut.

Emmmm, sepertinya benih-benih rasa pertemanan pun mulai muncul di antara mereka berdua.

Lanjut...

"Bla bla bla bla bla" ilustrasi Inara yang sedang bercerita.

Tidak perlu memakan waktu terlalu lama, Inara pun telah selesai menceritakan tentang kesehariannya. Kemudian dia juga menanyakan balik perihal tentang kehidupannya Rudy, dan Rudy pun mulai menceritakannya.

Begitulah percakapan ringan di antara mereka berdua ini berlanjut.

Kemudian setelah sedikit pulih dari rasa lelahnya, Rudy dan Inara pun melanjutkan pembicaraan mereka itu sambil berjalan dengan santai, dan setelah berjalan cukup lama, tanpa mereka sadari mereka berdua telah sampai di depan rumah Rudy dan di sana ternyata Reyzo telah berdiri tepat di depan pintu untuk menyambut kedatangan mereka.

Kemudian dengan senyumannya yang cerah, Reyzo merentangkan kedua tangannya, dan akhirnya adegan klise pun terjadi kembali!

"Kami pulang?"(Rudy dan Inara)

"Yah, selamat datang kembali?"(Reyzo)

Begitulah pagi ini berakhir...

Dan waktu pun terus berlanjut.

Saat ini jam sudah menunjukkan tepat ke pukul 10 pagi.

Rudy, Reyzo, dan Inara saat ini baru saja menyelesaikan sarapan pagi mereka.

Yah, rencananya memang hari ini Reyzo akan menanyakan perihal tentang keinginannya itu kepada Inara, karna tadi malam dia dan Rudy sudah sepakat untuk menerima apa pun keputusan Inara.

Rudy sendiri pun telah pergi lebih dulu karna dia ingin memberikan waktu untuk Reyzo dan Inara berbicara berdua saja. Dan dengan masih berlatarkan meja makan yang sama, pembicaraan antara Reyzo dan Inara pun segera di mulai.

"Inara, apakah Kamu merasa senang selama tinggal di sini?"(Reyzo)

"Eh! Apa?_____ Maksudnya bagaimana, Oniisama?"(Inara)

"Yah, Oniisama hanya berpikir bahwa selama 2 hari kita tinggal bersama Rudy, Kamu terlihat lebih ceria dari biasanya?"(Reyzo)

"Eh? Maaf kalau hal itu telah menggangu Oniisama. Dan maaf jika Saya tidak mendengarkan peringatan yang telah Oniisama berikan sebelumnya."(Inara)

Inara memang melupakan pesan Reyzo sebelumnya.

Maksudnya, pesan tentang jangan terlalu dekat dengan Rudy.

Yah, mungkin karna terlalu terbawa suasana, Inara pun melupakan pesan dari Reyzo tersebut. Jadi saat ini dia mengira bahwa Reyzo sedang marah karna hal itu.

"Ehhhh? Tidak-tidak-tidak, Oniisama tidak pernah sekalipun berpikir untuk memarahi Kamu, kok? Yah, Oniisama benar-benar tidak marah, eemmm, Oniisama hanya ingin tahu bagaimana tentang perasaan Kamu saat ini, karna sejak Kita bersama, Kamu tidak pernah sekalipun mengungkapkan keinginan Kamu sendiri. Kamu juga tidak pernah bermain dan bersenang-senang dengan teman sebaya Kamu, kan? Oniisama selalu merasa khawatir, apakah selama ini Oniisama sudah memperlakukan Kamu dengan baik. Sebenarnya, Oniisama tidak ingin Kamu merasa berhutang budi dan lebih mementingkan kepentingan Oniisama, sehingga itu membuat Kamu harus mengorbankan kepentingan diri Kamu sendiri?"(Reyzo)

Yah, selama ini Inara selalu menganggap sosok Reyzo itu berada di atas segalanya!

Dia tidak pernah berpikir untuk meminta hal apapun selain dari apa yang Reyzo berikan.

Inara benar-benar merasa berhutang budi kepada Reyzo sehingga dia tidak pernah berpikir bahwa dia bisa membalasnya!

Namun, seiring kebersamaan mereka, Inara pun mulai menyadari bahwa Reyzo adalah figur seorang Kakak yang sangatlah baik, hanya saja sampai saat ini Inara masih merasa bahwa dia tidak pantas untuk mendapatkan perlakuan Reyzo tersebut.

Dan setelah perkataan Reyzo barusan, banyak hal yang berkecamuk di dalam pikiran Inara. Dia pun mulai memikirkan semua kenangan saat dia pertama kali bertemu Reyzo, kenangan-kenangan saat dia dan Reyzo mulai bekerja sama dalam merintis perusahaan mereka.

Mata Inara pun mulai bergetar karna menahan agar air matanya itu tidak mengalir keluar. Namun dia tidak sanggup lagi membendung air matanya tersebut, lalu...

"Heng'eeeeeee . . . Oniisama . . .Oniisama..."(tangisan Inara)

Melihat Inara yang menangis, Reyzo langsung memeluk Inara sambil mengelus-elus kepalanya untuk menenangkannya.

"Cup, cup, cup, sudah jangan menangis? Oniisama hanya ingin Kamu hidup bahagia seperti anak-anak yang lain. Ingat kalau Kamu itu adalah Adik Oniisama yang paling Oniisama sayangi. Sudah, jangan nangis lagi, ya, cup, cup, cup, cup,"(Reyzo)

Reyzo terus mengusap kepala Inara dengan lembut dan terus berusaha untuk membuatnya tenang.

Yah, ini merupakan adegan haru antara adik dan kakak yang saling menyayangi.

"Ayo jangan menangis lagi, ok? Ehem begini. Malam tadi Oniisama sudah membahas masalah ini dengan Rudy. Yah, karna Oniisama tidak bisa mempelajari tentang Kekuatan Psikis itu, Oniisama tidak bisa menemani Rudy untuk pergi ke sisi lain dunia bersamanya. Yah, setelah melihat Kamu tampak lebih ceria di sini, dan karna Kamu juga bisa mempelajari Kekuatan Psikis, Oniisama ingin Kamu yang menggantikan Oniisama untuk menemani Rudy berpetualang di sana. Emmm tapi, itu terserah keputusan Kamu, Oniisama hanya ingin Kamu mengungkapkan keinginan Kamu secara terbuka kepada Oniisama? Wajar, kan, jika seorang adik sedikit egois dan banyak meminta sesuatu kepada kakaknya? Bagaimana? Apakah Kamu mau pergi bersama Rudy? Atau mungkin Kamu punya keinginan yang lain?"(Reyzo)

"Oniisama?"(Inara)

Setelah mendengar permintaan Oniisama nya barusan, Inara yang masih sedikit terisak dalam tangisnya itu, mendongak ke atas. Kemudian dia memandangi Reyzo dengan matanya yang sembab dan masih agak berair.

Mereka berdua saling menatap penuh rasa haru.

Tapi di tempat yang lain?

Yah, tepatnya di dapur yang tempatnya hanya bersebelahan saja dengan ruang makan saat ini!

Sebenarnya setelah mereka bertiga sarapan tadi, Rudy hanyalah berpura-pura saja saat dia pergi keluar rumah. Karna Rudy sangat penasaran dengan apa yang akan Reyzo dan Inara bicarakan.

Maka dari itu, setelah dia keluar, Rudy menggunakan semua jenis kekuatan yang dia miliki saat ini untuk menyusup lagi ke dalam Rumahnya sendiri.

Pertama dia membalut tubuhnya dengan Energi Mana/Roh, kemudian dia juga menyelimuti dirinya dengan prisai Kekuatan Psikis agar tidak terlihat dan bersuara, lalu dia pun terbang mengandalkan Kekuatan Psikisnya itu bahkan dia juga sedikit melakukan akrobat di udara dengan kemampuan fisiknya yang tinggi, hingga akhirnya Rudy berhasil menempel di atas plafon yang ada di ruang dapur dengan sangat senyap!

Yah, tepatnya dia saat ini berada di dekat celah lubang ventilasi yang memisahkan antara ruang dapur dan ruang makan.

Dari balik horden itulah, melalui celah-celah lubang ventilasi tersebut, Rudy mengawasi Reyzo dan Inara sambil menahan nafasnya!

Dengan tenang dia terus menyaksikan tontonan yang mengharukan itu, lalu dia pun tidak tahan lagi melihat adegan haru yang di lakukan Reyzo dan Inara tersebut!

Padahal Reyzo dan Inara saat ini masih berpelukan dalam suasana yang penuh haru dikarnakan saat ini mereka berdua telah benar-benar menjadi kakak-beradik yang sebenarnya.

Lalu?

"Oniichan. Fufufuffufufu"(Rudy)

Rudy mengejek Reyzo sambil menertawakannya.

Reyzo yang kaget pun spontan meneriaki Rudy dan mengejarnya.

"Bwaaajaiiingan Kamu! Wwahhhhhhhh jangan lari Kamu brengsekkkk"(Reyzo)

"Xixixixixixi, Dasar Rudy. Awas nanti Kamu, yaaa? Fufufufufufufu"(Inara)

Inara yang tadinya menangis spontan melupakan semua kesedihannya dan tertawa.

Dan begitulah yang terjadi, Inara ikut berlari mengejar Rudy dan Reyzo yang saat ini mereka telah berlari ke halaman belakang rumah.

Yah, pada akhirnya mereka bertiga berakhir dengan main kejar-kejaran bersama, dan saat ini mereka bertiga penuh dengan kegembiraan. Namun bisa disimpulkan bahwa semua masalah ini telah selesai dengan cara yang bahagia. Dan dengan ini Inara sepertinya akan benar-benar pergi berpetualang bersama Rudy.

Bersambung...