1 PROLOG

 

Hujan deras beserta petir malam itu begitu membuat suasana semakin mencekam, ketika hal aneh yang terjadi, ke sebuah keluarga di sebuah rumah yang jauh dari permukiman.

Teriakan terdengar sangat jelas dari luar rumah itu, bahkan ketika petir menyambar beberapa kali. Teriakan mereka bagaikan suara yang tak bisa dikalahkan oleh amukan sang badai.

Tidak ada yang satu orang pun yang tau. Apa yang terjadi di dalam rumah itu, tapi rumah itu begitu gelap. Sesekali dari luar, terlihat senter yang mati menyala secara terus menerus. Darah terciprat ke arah jendela.

Disini kita tau bahwa, mereka di dalam rumah itu, tidak sedang baik-baik saja. Mungkin lebih buruk dari pada sedang tidak baik-baik saja. Mereka disiksa dan dibunuh dengan sadis.

Siapapun pelakunya, yang pasti jika teriakan sebanyak itu. Tidak mungkin pelakunya satu orang, bisa saja ini kasus perampokan. Tapi beberapa lama setelah itu ada cahaya terang sangat merah di rumah itu.

Cahaya merah itu menyinari gelapnya rumah tersebut, lalu cahaya itu menghilang. Dan tiba-tiba seorang cewe berlari keluar dari rumah itu dengan ekspresi ketakutan dan berteriak-teriak histeris.

Bajunya berlumuran darah, saat dia berlari. Dia pun terjatuh tersandung sebuah batu. Dia begitu kesakitan dan berteriak-teriak. Lalu dari dalam rumah itu, keluar sosok misterius memakai jubah hitam. Tampak seperti seorang kakek-kakek, jika kalian liat dari tangannya.

Kakek-kakek itu berjalan menghampiri cewe itu yang berteriak kesakitan di bawah langit hujan dan penuh guntur. Kakek-kakek itu membawa sebuah golok ditangannya. Kakek itu berjalan begitu cepat.

"Aaaaaaaaa....aaaaa." Teriak cewe itu kesakitan.

Cewe itu berusaha berjalan ditanah yang basah dengan merangkak, sementara si kakek tua semakin dekat dengan nya. Cewe itu terus berteriak sambil merangkak.

"Tolong hentikan. Ampun! Ampun! Apa salah gue?" Tanya cewe itu sambil berteriak ke arah kakek tua itu.

Kini kakek tua itu ada di atas dirinya, wajahnya yang tertutup jubah dan hujan yang terus turun membuat kakek-kakek itu, semakin terlihat mengerikan. Ditambah golok ditangannya yang dipegangnya dengan erat.

"Kamu!??" Kakek itu menatap tajam cewe itu.

"Apa salah keluarga gue? Hingga lo bunuh mereka?" Tanya cewe teriak sambil menangis.

Kakek itu tetap menatapnya dengan tatapan tajam, "Kau.... kau gak bersalah. Begitu pun dengan keluarga mu." Katanya santai.

"Terus kenapa lo bunuh mereka!?"

Kakek itu tersenyum menyeringai dan melotot ke arah cewe itu, "Aku.... hanya sedang gabut saja." Jawabnya santai.

Kakek tua itu pun menarik rambut cewe itu dengan tangan kirinya dan mengangkat tangan kanannya yang sedang memegang golok. Dengan cepat golok itu di arahkan ke leher si cewe itu.

Golok itu terus menebas leher cewe tersebut, terlihat dari wajahnya begitu santai. Setelah berkali-kali menebaskan golok itu, akhirnya kepala si cewe itu terpenggal.

"Aaaaaahhhh." Desah kakek tua itu.

Kakek tua itu perlahan mengangkat kepala si cewe itu ke atas kepalanya. Lalu kakek tua itu membukakan mulutnya dan membiarkan darah yang mengalir dari kepala si cewe itu masuk kedalam mulutnya.

Setelah merasa cukup banyak dengan darah nya. Si kakek tua itu menjatuhkan kepala si cewe itu sambil berkata dengan santai, "Ini jatah mu."

Entah dengan siapa dia berbicara, tapi perlahan dibelakang si kakek tua itu ada sosok makhluk, seperti cewe berbadan kurus tak berdaging berjalan pelan ke arahnya.

Si kakek tua itu pun berjalan pergi meninggalkan mayat itu beserta rumah yang ia masuk tadi. Tapi disini ada sesuatu keanehan yang terjadi. Tangan si kakek yang tadinya keriput, tiba-tiba menjadi terlihat muda kembali.

Lalu makhluk itu menerkam mayat si cewe tadi dan sepertinya, sosok itu sedang memakan kepala si cewe tersebut. Begitu lahap terdengar dari suaranya.

Kakek yang telah menjadi muda itu berjalan ke arah sebuah mobil, yang sepertinya dia parkiran disana. Tentu, mobil itu adalah miliknya. Dari kaca depan mobilnya, ia terlihat tersenyum dan bukan hanya itu. Sosok itu terlihat berjalan mengikuti kakek itu.

Dengan cepat dia menancap gas dan pergi dari tempat itu. Tampak disekelilingnya terdapat pohon-pohon besar. Memang tempat itu jauh dari pemukiman. Entah kenapa keluarga yang dia bantai, memilih tinggal dirumah itu.

Kembali ke rumah tadi. Ada seekor cicak yang keluar dengan penuh darah disana. Cicak itu merayap dengan cepat ke arah jalan raya. Dimana si kakek tadi memarkirkan mobilnya disana.

Cicak itu berjalan sangat cepat ditengah hujan yang sangat lebat. Dalam waktu beberapa menit saja dia bisa sampai ke jalan raya, kini cicak itu terdiam di pinggir jalan. Cicak itu terlihat melirik ke sekitar nya, sambil menjulurkan lidahnya.

Dari kejauhan terlihat sebuah cahaya dari sebuah lampu mobil. Lalu saat mobil itu mendekati cicak itu, cicak itu melompat ke arah mobil itu.

Tenyata mobil yang di naiki oleh si cicak itu adalah mobil si kakek tua tadi. Tapi, entah apa alasannya dia menaiki mobil si kakek itu. Kini cicak itu berada di atas mobil itu.

Setelah lama sekali mengemudi, akhirnya mobil si kakek itu sampai di perkotaan dekat pantai. Setelah itu si kakek itu membuka jubahnya, lalu keluar dari mobilnya.

Lalu setelah itu dia tampak mengambil ponsel dari saku celananya. Si kakek itu berpenampilan seperti seorang pekerja kantoran. Si kakek tersenyum dan kembali masuk ke dalam mobilnya sambil menelepon seseorang.

"Halo?"

Sementara itu si cicak melompat dari mobil itu dan merayap cepat ke perkotaan. Si kakek tampak menyadari keberadaan si cicak itu, dia begitu tersenyum melihatnya.

 

Dan cerita tamu pun di mulai.....

 

***

 

avataravatar
Next chapter