1 1

setiap hari disore hari saat Magrib, aku selalu menonton acara tv yang paling ku sukai, acara itu merupakan acara kartun. semua orang pasti menyukainya

mereka terlihat konyol tidak seperti mereka yang diluar terlihat menyeramkan. saat magrib merupakan hal terbaik yang pernah ada, mereka semua musnah seketika namun selesai magrib mereka datang kembali

mereka menggedor gedor pintu, jendela, lemari, menggeser gelas, dan perabotan. membuat ku takut sendiri. sudah cukup lama aku diganggu mereka, kedua orang tua ku meninggalkan ku sendirian dirumah ini, mereka membuangku...

tidak mereka berdua dipilih oleh para makhluk yang tak terlihat itu satu persatu, mereka memang tidak terlihat, namun bagi ibuku mereka terlihat jelas. ayahku seorang yang sangat tidak percaya pada hal seperti itu, saat itu aku masih berumur 6 tahun, kelebihan yang membuat ku menderita ini mulai menjadi, sering kali aku berteriak dan berkata bahwa aku melihat mereka... tapi ayah tidak mau mendengar dan malah memukuliku, ibu tidak bisa membantu, malah ibu terkena imbasnya

suatu saat ibu meninggalkan ku. saat itu, ibu menuruni tangga untuk membukakan pintu yang dikunci oleh ayah kepadaku, karena saat itu

"siapa yang kau cintai"

"anak an--"

.

.

ibu yang tersadar menutup mulutnya dan langsung berbalik dia lupa kalau mereka akan berada tepat dibelakangnya jika sudah dijawab.

sebenarnya mereka akan memberikan 2 pertanyaan. jika menjawab keduanya maka akan terjadi hal naas, tapi jika langsung berbalik akan terjadi hal naas

ibu yang naas, dia habis dicabik oleh makluk itu. ya kumpulan dari mereka, mayat ibu ditemukan lehernya tergorok, tangan dalam blender, dan perut yang sudah terbelah

"ibu..." air mata ku keluar. saat itu aku hanya berumur 8 tahun dan kejadian itu sangat membekas dihatiku

ayah menjadi gila.. dia makin menjadi, dia semakin menyukai untuk melukai ku, ayah pernah mencoba untuk membunuh ku dengan cara mencekik ku sampai pingsan, namun hanya sekedar pingsan bukan tewas!

.

.

.

2-5 tahun berlalu

sekarang ayah berada di rumah sakit jiwa. tidak sampai 1 minggu ayah disana. dia sudah tiada karena mal praktek. saat mendengar itu bibirku tersenyum

tinggal aku sendiri. namun aku berfikir kematian ayah sangatlah janggal, tapi bibirku tidak pernah berhenti tersenyum

avataravatar