7 Talak ke dua

Hubungan mereka kembali membaik. Arkan dan Aisyah kembali harmonis. Sebisa mungkin Aisyah menghindari pertengkaran dengan Arkan. Demikian juga dengan pria itu berusaha sebisa mungkin akar tidak mudah emosian dan mengucapkan kata cerai seperti kemarin. Karena Ibunya mengatakan bahwa keta cerai memang kekuasaan dari suami, namun penerimaan rujuk adalah kekuasaan Istri. Andai saja Istrinya tak mau rujuk, maka mereka akan resmi bercerai. Arkan tak mau itu terjadi karena dia sangat mencintai istrinya itu.

Namun, beberapa bulan kemudian, emosi Arkan kembali terpancing dan kata itu terulang kembali.

Malam itu.

Aisyah langsung bangkit dari tempat tidur setelah menerima panggilan telfon dari rumah sakit.

"Mau kemana? " Tanya Arkan heran saat melihat Aisyah bersiap-siap dengan terburu-buru.

"Mas, Aku harus kerumah sakit saat ini juga! "Jawab Aisyah dengan wajah cemas. Dia yakin kalau suaminya itu akan keberatan dan melarangnya. Tapi apa mau di kata karena ini adalah hal yang darurt.

"Ngapain? sekarangkan bukan jadwal kamu dinas malam. Lagian ini udah pukul 11 malam lho. Ga boleh! "Arkan tampak kesal dan melarang Aisyah untuk pergi.

"Tapi Mas, ada kecelakaan beruntun. Rumah sakit kekurangan tenaga medis. Jadi aku harus membantu. Ada nyawa yang harus aku selamatkan! " mohon Aisyah. Dia sangat berharap suaminya ini mau mengerti keadaannya.

"Kalau kamu pergi, Kamu bukan istriku lagi! " bentak Arkan.

Aisyah tertunduk lesu. Suaminya kembali menjatuhkan talak padanya, meskipun talak saat ini adalah talak bersyarat. Jika Aisyah pergi maka talak akan jatuh padanya. Jika dia tetap dirumah, batinnya akan menyesal seumur hidup karena bisa jadi nyawa seseorang akan tak tertolong, meskipun dia tau maut berada di tangan Allah, tapi sebagai manusia kita mesti berusaha.

"Mas, cabut kata-kata kamu! aku benar-benar mohon ... untuk kali ini aja. Izinkan Aku.!" Pinta Aisyah.

Arkan bergeming, sepertinya keputusannya mutlak, tak bisa disa dibantah oleh alasan apapun. Dengan langkah bimbang Aisyah mengambil keputusan untuk berlalu. Ada nyawa yang dipertaruhkan saat ini meskipun rumah tangganya juga terancam.

Arkan melempar gelas yang berada di atas nakas dengan emosi setelah Aisyah menutup pintu kamar mereka. Arkan sangat kecewa karena istrinya ini lebih memilih mengabaikan perintahnya demi menjalankan tugas yang diembannya.

Dilain tempat, Aisyah berusaha menenangkan diri, setelah ini dia berencana untuk mengundurkan diri dan mengurus izin praktik dirumah agar tidak menimbulkan lagi pertengkaran dengan suaminya. Karena saat ini, Arkan telah menjatuhkan talak dua padanya. Dan setelah tugas selesai, Aiysah akan memohon maaf pada Arkan dan meminta untuk merujuknya kembali. Saat ini, Aisyah harus fokus pada tugasnya terlebih dahulu.

***********

Arkan berangkat ke kantornya pagi-pagi buta. Amarah masih menguasai hatinya. Apalagi sampai sepagi ini Aisyah masih belum juga pulang, sehingga membuat Arkan benar-benar kecewa.

Sepeninggal Arkan, Aisyah pulang dan mendapati mobil suaminya tak terparkir di garasi. Aisyah bersusaha pulang secepat mungkin. Bahkan dia tak beristirahat sama sekali setelah tugasnya selesai. Badannya bertambah letih saat melihat pecahan gelas didalam kamarnya. Dengan langkah gontai, Aisyah membersihkan kamar mereka kemudian mencoba untuk menghubungi suaminya, namun Arkan tak mengangkat panggilan yang telah dia lakukan berkali-kali. Akhirnya Aisyah membaringkan tubuhnya karena teramat lelah.

********

Dikantor, Arkan tak kalah kacau. Pikirannya sangat suntuk. Sekretaris nya yang selama ini berusaha mendekatinya, melihat hal ini dan berusaha mengambil kesempatan.

"Pagi Pak! hari ini kita ada meeting di hotel Royal pukul 10 pagi. Clien kita sudah sampai di sana malam tadi.!" Kata sekretaris itu dengan suara lembut.

"Batalkan! Aku suntuk! " Jawab Arkan ketus.

"Bapak sakit kepala? Maaf Pak. Biar aku rilekskan sebentar ya! " Sekretaris itu mencoba mendekat dan berdiri di belakang Arkan. Karena tak ada penolakan, perempuan itu mulai berani memijit pundak bosnya itu.

Arkan memejamkan matanya. Pijitan itu sedikit meringankan bebannya.

"Bapak ada masalah? " tanya perempuan itu. Tangannya sudah memijit kepala Arkan yang membuat Arkan semakin nyaman. Sepertinya perempuan ini mantan tukang pijit.

"Kalau ada masalah, lebih baik cerita, siapa tau beban Bapak bisa berkurang! " Perempuan itu masih terus berusaha membuat Arkan nyaman.

Akhirnya Arkan malah membukaan masalah rumah tangganya dengan lancar. Tentu saja perempuan itu memasukkan solusi yang mampu menambah keruh suasana rumah tangga Arkan dengan cara elegannya. Inilah awal dari kesalahan Arkan. Pria itu. membeberkan masalah rumah tangganya pada prang lain yang belum tentu akan memberikan solusi yang baik untuk keluarganya.

Akhirnya meeting tetap berjalan sesuai jadwal. Perempuan itu benar-benar bisa membuat sakit kepala Arkan hilang.

"Terima kasih banyak! berkat kamu, hatiku sedikit tenang dan rapat kita berhasil." Arkan menatap kagum perempuan itu .

"Sama-sama Pak. Saya melakukan ini karena sudah menyukai Bapak sedari dahulu bahkan semenjak Bapak belum menikah. Eh! " kata sekretaris itu sambil menutup mulut seolah-olah dia keceplosan. Arkan melotot kaget, namun diam saja. Melihat itu perempuan tersebut melanjutkan aksinya lebih gencar.

"Maaf Pak. saya gak sengaja ngomong gitu, tapi ini jujur dari hati saya. Emmm... Bapak kan udah menceraikan istri Bapak? jadi ga ada salahnyakan? kita ada hubungan ... khusus? cicitnya dengan wajah polos sambil menatap Arkan. Arkan pun tersenyum. Sebenarnya hatinya menolak hal itu. Karena jauh di dasar hati, Arkan sangat mencintai istrinya. Namun Egonya mengalahkan kata hatinya. yang ada dipikiran Akran adalah kemarahan pada Aisyah. Apalagi sang sekretaris telah mendokrinnya dengan hal-hal yang mempengarui hatinya.

Rasa mendapatkan kesempatan, perempuan itu semakin berani. "Aku bisa menghilangkan suntuk Bapak. Kita pesan kamar ya! "

Arkan tampak kaget dengan ajakan perempuan itu.

"Ga ada salahnya Pak. Aku janda, bapak Duda". kata perempuan itu berbohong. Padahal dia masih punya suami di kampungnya. Arkan masih terdiam. Sepertinya cowok satu ini masih mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya.

"Hanya menghilangkan suntuk lho Pak, lagian sebentar lagi jam istirahat siang! "

"Baiklah! " Jawab Arkan yang membuat senyum perempuan itu mengembang.

avataravatar
Next chapter