webnovel

Talak 3

Arkan mengucapkan talak pada Istrinya Aisyah hingga tiga kali. Dia tak mengetahui konsekuensi dari ucapannya itu. Begitu tersadar, istrinya tak akan pernah bisa kembali lagi padanya, untuk selamanya. kecuali.... hal itu terjadi. Arkan meminta bantuan Julian untuk menikahi Aisyah dan kembali menceraikannya. Setelah melihat Aisyah, Julian kaget, ternyata perempuan itu tidak seperti pikirannya.Dia pernah melihat Arkan bersama perempuan lain. Bukan Aisyah. Sayangnya, Julian yang sudah mengenal Aisyah semenjak SMP tak ingin mempermainkan pernikahannya untuk ke dua kalinya. Julian tak ingin kesalahannya pada Dyani terulang lagi. Dan tak ingin melepaskan perempuan itu untuk selamanya. bagaimana kisah lengkapnya? silahkan mampir ya... Cerita ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama dan kejadian, itu hanyalah hal yang tak di sengaja ?

dian18051984 · Urban
Not enough ratings
18 Chs

Penyesalan Arkan

Di lain tempat.

Julian melihat sahabat karibnya waktu SMA berjalan dengan seorang wanita cantik dengan mesranya.

Dia ingin mendekati sahabatnya itu namun ditahannya karena tak ingin mengganggu sahabatnya itu.

Meskipun Julian merindukan sahabatnya ini, tapi dia tak ingin mengganggu sahabatnya. Apalagi saat melihat sahabatnya itu berjalan ke arah tempat menjual perlengkapan bayi.

"Jadi itu istrinya? sepertinya mereka akan membeli perlengkapan bayi!" gumam Julian menatap haru sahabatnya itu dari ke jauhan. Andai saja dia tak menyiakan istrinya dahulu, pasti saat ini mereka juga telah mempunyai seorang bayi.

"Dyani ... maafkan aku!" gumamnya lirih, namun matanya masih saja menatap haru pasangan yang tengah tertawa bahagia itu. Saat Julian berbalik, Arkan yang sejak tadi diperhatikan Julian melihatnya. Tapi ada keraguan untuk memanggil Julian.

Saat Julian meninggalkan tempat itu, seorang pria mendekati mereka dengan wajah menahan amarah.

"STEFI ...! jadi selama sebulan ini kamu tak bisa dihubungi karena laki-laki ini?" tanya pria itu menatap kesal ke arah Arkan. Arkan menatap pria yang baru saja datang itu dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Dia istriku! dan dia tengah hamil anak ke dua kami!" Perkataan pria yang baru datang itu mengagetkan Arkan. Laki-laki itu menatap tajam Arkan. Kau mudian laki-laki itu menatap Stefi dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maaf ... Aku akan pergi! " Arkan menjawab sambil berlalu.

Stefi melihat hal itu mengejar Arkan sehingga membuat suaminya tampak semakin geram.

"Mas Arkan tunggu aku! Aku bisa jelaskan.!"

"Tak ada yang perlu di jelaskan. Hubungan kita berakhir. Kau bohong padaku mengatakan kalau itu darah dagingku. Kau membuatku menceraikan istriku! " jawab Arkan penuh emosi.

"Tapi aku mencintaimu!" jawab Stefi sambil menahan tangan Arkan meskipun Arkan berusaha melepaskan genggaman tangan Stefi dengan kasar. Melihat hal itu, suami Stefi tampak kecewa dan marah. Pria itu mendekati mereka berdua sambil berkata

"Kau boleh pergi dengannya!" Terdengar suaranya penuh emosi dan segera meninggalkan Stefi dan Arkan. Suami Stefi merasa kecewa sekaligus jijik mendengar penuturan Arkan. Berarti istrinya telah bermalam bersama pria itu. Meskipun begitu dia yakin jika benih itu miliknya, anak kedua mereka.

"Aku juga tak bisa bersamamu! " jawab Arkan sambil berlalu meskipun wanita itu mencoba menahannya.

"Aisyah ... Aku bodoh! " gumam Arkan sambil merutuki dirinya dan meninju dinding plaza itu.

*******

Arkan melajukan mobilnya kearah kediaman mereka. Sepanjang jalan pikirannya amat kacau, sesal, amarah, kesedihan, ketakutan akan kehilangan berbaur menjadi satu dalam hatinya. Telah berminggu-minggu Arkan meninggalkan rumah tanpa tau keadaan Aisyah, hatinya semakin khawatir saat melihat keadaan rumah yang sepi, daun kering berserakan, bahkan rumput di halaman rumah telah memanjang.

Arkan bergegas memarkir mobil sembarangan dan dengan tergesa membuka pintu pagar dan segera berlari kearah rumahnya.

Sepi. Arkan mencoba membunyikan bel sambil berteriak memanggil Aisyah.

Tak ada jawaban. Arkan kembali ke mobilnya dan mencari kunci cadangan. "Sial" Dia merutuki diri karena teringat telah membuang kunci itu setelah menjatuhkan talak untuk istrinya.

"Mas Arkan! "

Arkan segera menoleh saat seorang wanita memanggilnya.

"Ini kunci rumahnya. Mbak Aisyah menitipkannya sebulan yang lalu, "Seseorang yang lainnya menyodorkan sebuah kunci pada Arkan.

"Kemana istri saya Mbak? " tanya Arkan dengan perasaan khawatir. Dia lupa, Aisyah telah menjadi mantan istrinya. Bahkan perceraian mereka telah sah secara hukum. Kedua perempuan itu saling berpandangan. Mereka merasa heran. Pasalnya Aisyah tak pernah bercerita apapun pada mereka. Tapi saat melihat kejadian ini, dan Arkan tak mengetahui keberadaan Istrinya, mereka bisa menebak kalau keluarga mereka sedang tidak baik-baik saja.

Melihat tatapan kedua perempuan yang ada di depannya itu, Arkan sudah tau jawaban dari pertanyaan nya tadi.

Arkan mengambil kunci itu dengan gontai dan segera menuju ke pintu rumah setelah mengucapkan terima kasih.

Sepi, sunyi. Tak hanya rumah, hatinyapun merasakan hal yang sama.

Arkan menelusuri setiap ruangan. Rapi, meski sedikit berdebu. Beberapa kenangan kilas balik di otaknya, saat kebersamaannya dengan Aisyah.

"Apa mungkin Aisyah kembali ke rumah ibu?" batin Arkan.

Untuk memastikan, Arkan menghubungi ibunya, tapi ...

"Assalamualaikum Nak, Aisyah mana? Ibu kangen.!" perkataan Sang Ibu meruntuhkan dunia Arkan. Istrinya tak ada di sana. lebih tepatnya mantan istri.

"Ya Allah, kemana kamu dek?" gumam Arkan risau. Dia juga ingat kalau Aisyah juga telah berhenti bekerja.

Arkan memasuki kamar mereka. Ada nyeri di sana. Foto pernikahan mereka yang berukuran besar yang biasanya terpajang di kepala ranjang, sudah tak ada lagi di tempat. Arkan tertegun, dia baru ingat jikalau Aisyah bukan lagi istrinya. Bahkan saat sidang perceraian mereka pun Arkan tak berniat mempertahankan sedikit pun karena saat itu keinginannya untuk menikahi Stefi amat besar, namun sayangnya kekasinya menolak untuk menikah secara sah. Ternyata ada alasan dibalik penolakan itu. Perempuan itu masih berstatus istri orang. Rasa sesal muncul selalu di akhir.

*****

"Aisyah ..." Arkan hampir saja berteriak saat melihat Aisyah di pusat perbelanjaan. Dengan setengah berlari Arkan mendekati Aisyah. Hatinya amat girang setelah sekian lama tidak melihat wanita yang menjadi cinta pertamanya ini. Arkan membolakan mata saat melihat perut Aisyah yang sedikit membuncit. Meskipun disamarkan oleh baju longgar, Arkan dapat melihat perbedaan dari tubuh Aisyah.

"Kamu hamil? " tanyanya dengan wajah berbinar.

Aisyah yang kaget tampak gugup. Pasalnya selama ini dia berusaha menyembunyikan diri dari Arkan.

Aisyah hanya menjawab dengan anggukan kecil. Namun Arkan masih bisa melihatnya.

Arkan yang merasa amat senang hampir saja memeluk Aisyah, namun Aisyah segera mundur beberapa langkah sambil berkata.

"Maaf, kamu tak bisa lagi melakukan itu! " Tanpa ekspresi Aisyah berkata.

"Aisyah, maukah kamu kembali menjadi istriku lagi? kita akan rujuk lagi seperti dahulu! " Arkan berkata amat yakin, namun Aisyah hanya tersenyum sinis sambil berlalu. Arkan mencoba menghadang Aisyah sehingga perempuan yang berbadan dua itu menghentikan langkahnya.

"Aisyah, dengarkan aku, Aku serius, Aku menyesal. Kita bisa kembali ke awal lagi. Pikirkan anak kita kelak!" bujuk Arkan.

"kita tak akan bisa lagi bersama! " Jawab Aisyah sambil berlalu.

mendengar perkataan Aisyah Arkan berteriak.

AKAN KU BUKTIKAN, KITA AKAN KEMBALI BERSATU! " Arkan tak mempedulikan puluhan pasang mata menatapnya, sementara Aisyah terus berlalu.

"Sial! " maki Arkan merutuki dirinya sendiri. Arkan kembali berlari mengikuti Aisyah dari belakang.