webnovel

Talak 3

Arkan mengucapkan talak pada Istrinya Aisyah hingga tiga kali. Dia tak mengetahui konsekuensi dari ucapannya itu. Begitu tersadar, istrinya tak akan pernah bisa kembali lagi padanya, untuk selamanya. kecuali.... hal itu terjadi. Arkan meminta bantuan Julian untuk menikahi Aisyah dan kembali menceraikannya. Setelah melihat Aisyah, Julian kaget, ternyata perempuan itu tidak seperti pikirannya.Dia pernah melihat Arkan bersama perempuan lain. Bukan Aisyah. Sayangnya, Julian yang sudah mengenal Aisyah semenjak SMP tak ingin mempermainkan pernikahannya untuk ke dua kalinya. Julian tak ingin kesalahannya pada Dyani terulang lagi. Dan tak ingin melepaskan perempuan itu untuk selamanya. bagaimana kisah lengkapnya? silahkan mampir ya... Cerita ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama dan kejadian, itu hanyalah hal yang tak di sengaja ?

dian18051984 · Urban
Not enough ratings
18 Chs

Nikahi Mantan Istriku!

Arkan melangkahkan kakinya menuju ke arah sang sahabat. Masih seperti masa remaja, Arkan mengejutkan Julian dari belakang sehingga membuat Julian hampir saja memukul Arkan. Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya mereka tertawa bersama dan saling berpelukan. Terlihat jelas raut bahagia menghiasi wajah mereka. Dua sahabat yang telah terpisah lama, akhirnya bertemu setelah mereka dewasa.

"Kapan Kau kembali?" tanya Arkan setelah mereka menemukan tempat duduk di sekitar tempat itu.

"Sudah beberapa bulan yang lalu." Mendengar perkataan Julian, Arkan tampak kesal dan langsung protes pada sahabatnya ini.

"Sudah beberapa bulan, dan kau tak mencariku sama sekali?. Kau keterlaluan sekali sebagai seorang sahabat. Apakah Kau tak ingat lagi dimana aku tinggal hah?" Arkan kembali pada sifat kanak-kanaknya yang pemarah dan ngambekan. Julian yang sudah paham akan sifat sahabatnya ini hanya tersenyum sambil menggaru kepalanya yang tak gatal.

"Kenapa diam saja?" Arkan kembali merajuk. Akhirnya Julian malah tertawa.

"Kau ternyata tak berubah, masih seperti dulu. Ngambekan. Apakah kau juga seperti ini pada istrimu? kalau iya, aku kasihan sekali padanya. Oh ya, sekarang istrimu sedang hamil bukan? aku pernah melihat kalian sedang melihat-lihat pakaian bayi." Perkataan Julian membuat kening Arkan berkerut seperti memikirkan sesuatu.

"Kapan kau melihatku?" Tanya Arkan penasaran.

"Beberapa bulan yang lalu, sebenarnya saat itu aku ingin memanggilmu, hanya saja tak enak hati. Takut mengganggu kalian." Arkan hanya manggut-manggut mendengarkan perkataan Julian. Arkan berfikir, mungkin Julian melihat dia dan Aisyah pada saat mereka bertemu di toko pakaian bayi. Sebenarnya bukan sengaja bertemu. Arkan memang melihat Aisyah dan membuntutinya. Arkan tidak tau jika yang dilihat Julian adalah saat dia bersama selingkuhannya beberapa bulan yang lalu di toko pakaian bayi.

"Julian ... bantu aku. Aku benar-benar butuh bantuanmu." kata Arkan menatap harap sahabatnya ini.

"Apa yang bisa aku bantu? sepertinya serius?" tanya Julian sambil menepuk pundak sahabatnya ini.

"Nikahi mantan istriku!"

"Uhukkk!"Julian malah tersedak ludah sendiri mendengar perkataan sahabatnya ini.

"Kau bercanda?" Tanya Julian menatap sang sahabat. Tapi dia tak menemukan tanda-tanda temannya sedang bercanda. Wajah itu menatap Julian dengan serius.

"Aku serius, tolonglah aku!" Mohon Arkan pada sahabatnya ini. Dia benar-benar berharap Julian mau menolongnya.

"Kenapa aku harus menikahinya?Apa kau tak mencintai istrimu lagi?" tanya Julian heran.

"Aku sangat mencintainya. Bahkan aku sangat takut kehilangannya," Jawab Arkan lesu.

"Lantas kenapa kamu menyuruh aku menikah dengan mantan istrimu? bukankah kalian bisa rujuk lagi?" Julian malah semakin heran mendengar jawaban sahabatnya ini. Dia sangat mencintai mantan istrinya, tapi malah menyuruh orang lain menikahi mantan istrinya.

"Aku tak sengaja menjatuhkan talak tiga padanya. Dan ternyata ... kami tak bisa rujuk lagi sebelum dia menikah dengan orang lain." Julian menghela nafas lelah mendengar jawaban Arkan. Saat ini dia mulai paham. Pasti sahabatnya ini marah-marah pada sang mantan dan mengancam dengan perceraian waktu mereka masih menikah dahulu. Sifat laki-laki ini memang tak pernah berubah.

"Tiga kali kamu jatuhkan talak, aku rasa itu bukan tak sengaja. Tapi disengaja. Hanya saja kamu belum tau akibat dari talak ketiga yang kamu ucapkan," jawab Julian menatap tajam sahabatnya ini. Arkan hanya mengangguk lesu.

"Aku gak mau. Aku tak mau lagi mempermainkan pernikahan. Cukup satu kali aku gagal. Aku gak mau untuk kedua kalinya." Julian menatap Arkan serius. Arkan tampak kecewa mendengar jawaban Julian.

"Lagipula, setahuku, jika mantan istrimu menikah dengan orang lain, tak boleh nikah kontrak seperti keinginan itu. Bagaimana jika aku akhirnya benar-benar jatuh cinta pada mantanmu? atau mantan istrimu benar-benar jatuh cinta padaku?. Lantas, apa alasanku untuk menceraikannya nanti? ceritanya terlalu rumit," jawab Julian. Dia tak ingin masuk dalam permainan sahabatnya itu.

"Ayolah Julian ... ku mohon. Kamu cukup menikahinya beberapa hari, atau beberapa minggu saja. Lalu ceraikan dia. Jika tidak, aku tak akan pernah bisa kembali padanya." Arkan masih saja merengek pada sahabatnya ini.

"Kau pikir, dia akan mau menerima pernikahan yang seperti ini?" Julian heran dengan pemikiran sahabatnya.

"Tidak. Tapi kau bisa pura-pura sakit, dan berobat di kliniknya. Dari situ kau bisa mendekatinya kan? Buat dia jatuh cinta padamu, dan nikahi dia, setelah itu ceraikan bereskan?" Julian tak tahan untuk tidak menjitak kepala sahabatnya ini yang ngomong sembarangan.

"Asal ngomong. Kau kira gampang apa? Buat dia jatuh cinta, nikahi dia, lalu ceraikan. Beres katamu? Dasar kau ini ... AH ..." Sekali lagi Julian akan menjitak kepala sahabatnya ini karena kesal, namun Arkan buru-buru menutup kepalanya dengan kedua tangannya.

"Ku mohon ... " Arkan menggenggam kedua tangan Julian. Kali ini saja. Aku tak akan memohon apapun lagi padamu. Aku janji!" kata Arkan dengan mata yang sudah menelaga.

"Aku akan mencobanya, tapi dengan satu syarat. Aku tak akan menceraikannya jika tak ada masalah diantara kami. Aku gak mau pernikahan seperti keinginanmu itu. Jika aku nyaman dengannya, dia akan menjadi istriku selamanya, jika tidak, baru aku akan melepaskannya. Jika kau setuju, aku akan mencoba membuat mantan istrimu mencintaiku. Tapi tidak setuju, biarkan saja mantan istrimu menemukan cintanya sendiri!" Jawaban Julian membuat Arkan berfikir panjang. Tapi tak ada cara lain, setidaknya, dia masih mempunyai harapan untuk bisa bersama mantan istrinya ini.

"Baiklah. Tapi usahakan agar kamu tidak menyukainya." Nada suara Arkan terdengar sedikit takut.

"Kita lihat saja nanti!" jawab Julian tersenyum miring sehingga membuat Arkan semakin khawatir.

Mereka menyusun rencana pertemuan antara Julian dan mantan istri Arkan yang tak lain adalah Aisyah. Arkan yang tidak mengetahui kalau Aisyah dan Julian saling kenal, sibuk membuat rencana agar Julian bisa mengenal mantan istrinya.

"Gini aja, kamu pura-pura sakit dan berobat di kliniknya gimana? nanti aku akan mengantarmu ke sana." Julian memutar bola matanya malas, sahabatnya ini tak punya ide kreatif sama sekali.

"Baiklah. Antar aku ke sana sekarang!" Jawab Julian.

"Malam ini?" tanya Arkan tak percaya sambil melihat jam tangannya.

"Prakteknya sudah tutup!" Sambung pria yang sejak tadi menahan Julian untuk curhat itu.

"Jika jam praktek, gimana aku bisa leluasa menganggunya?" Jawab Julian tersenyum licik. Arkan tampak kesal dengan jawaban Julian.

"Aku jadi khawatir, jangan-jangan ... kau malah lebih berbahaya. Jangan coba-coba menikungku!" kata Arkan kesal

"Sudah aku katakan, jika aku nyaman dengan hubungan kami, aku tak akan melepasnya. Gimana? sekarang terserah kamu!" Julian kembali berkata.

"Iya, baiklah!" Jawab Arkan kesal.

Akhirnya Arkan mengantar Julian ke depan klinik Aisyah. Julian menatap bangunan itu beberapa saat, sebelum dia menancapkan sebuah pisau kecil di lengannya.

"APA KAU SUDAH GILA?" teriak Arkan panik.