webnovel

3. Berharap

Felicya tersenyum melihat semangat para pelayan nya "Seandainya eomma dan appa ada di sini merayakan mempersiapkan dan merayakan pesta bersama pasti akan jauh lebih meriah," lirih Ccya sembari menghela nafas berat

Setelah sarapan selesai Felicya dan seluruh pelayan di rumah nya sibuk mereka memiliki tugas masing-masing untuk mempersiapkan dan mendekorasi tempat pesta barbeque.

Beberapa jam kemudian pesta barbeque dimulai. pesta yang tampak sederhana tidak ada dekorasi yang mewah namun setiap orang terlihat begitu bahagia, bercanda dan tertawa bersama

 

"Woaaahhh... Aku baru tau ternyata Ahjussi hebat memasak, ini sangat enak," puji Ccya dengan tulus.

"Ah... Terimakasih nona." Wajah Kai memerah malu mendengar pujian dari nona muda dan seluruh pelayan tertawa saat melihat wajah merah kai

"Nona, ini untuk mu," ucap Kai malu-malu menyerahkan satu tusuk daging sate pada Ccya

"Terimakasih, wow ini sangat enak, daging nya benar-benar Juicy dan lembut," puji Ccya tulus, sembari memberikan kedua jempolnya untuk Kai yang membuat wajah Kai semakin berubah warna menjadi semerah tomat matang.

"Apa nona suka?" tanya Kai malu-malu

"Su-suka sekali," ucap Ccya dengan suara tidak jelas karena mulutnya penuh dengan daging.

"Kalau begitu makan yang banyak nona" jawab Kai dengan wajah bahagia

"Siap hehehe, ayoo...ayoo... kalian juga makan yang banyak, makan sepuasnya," ajak Ccya dengan wajah sumringah

"Baik, nona," jawab para pelayan serempak.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat kini sudah hampir tengah malam, pesta barbeque akhirnya selesai dengan penuh sukacita.

Felicya Louist pun kembali ke kamar membersihkan diri setelah itu Ccya langsung menghempaskan tubuh mungilnya di atas kasur  memandang langit-langit kamarnya, dia memikirkan kejutan hari ini yang membuatnya merasa sedikit terhibur, Ccya kembali bernostalgia ke masa lalu mengingat mendiang Halmeoninya, rasa rindu dan sesak itu kembali datang, tanpa Ccya sadari air mata nya perlahan-lahan turun membasahi pipinya.

Sangat tiidak mudah untuk merelakan kepergian seseorang yang berarti di hidup kita, mengucapkan dengan kata-kata seperti aku sudah rela, aku sudah ikhlas memang mudah namun saat menjalaninya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

"Halmeoni aku rindu."

"Halmeoni hari ini Ccya merayakan ulang tahun Ccya bersama ahjumma, ahjussi dan para pelayan, kami melakukan pesta barbeque sederhana, seru sekali Halmeoni," lirih Ccya mencoba tersenyum.

"Ahjumma juga membuatkan untuk ku kue beras dan sup rumput laut rasanya enak namun tidak sebanding dengan Sup buatan Halmeoni, tetap terasa ada yang kurang, apa mungkin karena di sini tidak ada Halmeoni?" tanya Ccya sembari menutup mulut dengan tangannya agar isak tangis tidak terdengar sampai keluar.

"Halmeoni, eomma dan appa lagi-lagi tidak datang bahkan mengirim pesan ucapan selamat ulang tahun pun tidak ada, eomma dan appa tidak pernah berubah, mereka selalu seperti ini, tak pernah menganggap ku ada, dari dulu

hari ulang tahun ku tak pernah di rayakan bersama eomma dan appa, aku benar-benar merindukan mu Halmeoni," Ccya mulai tidak bisa menahan isak tangis, Ccya mengambil bantal dan mulai menutup wajah nya untuk meredam suara tangisannya.

"Salahkah aku kalau ingin hari ulang tahun ku menjadi hari yang special, menjadi hari berkumpulnya keluarga besar layaknya hari ulang tahun orang lain, aku juga ingin seperti gadis lainnya," Ccya menangis sesegukan seraya memeluk boneka pemberian mendiang Halmeoninya.

"Dulu aku pernah menelpon dan menangis meminta eomma dan appa datang tapi eomma malah memarahi ku dan mengatakan aku anak yang tidak berbakti, eomma mengatakan mereka bekerja keras untuk ku, semua yang mereka lakukan untuk memberikan kehidupan yang layak, nyaman dan terbaik untuk ku tapi eomma dan appa tidak pernah mengerti kalau aku sangat membutuhkan mereka, mereka mengatakan melakukan yang terbaik untuk ku tapi aku selalu merasa mereka meningggalkan ku, aku selalu merasa sendiri, merasa sepi, eomma dan appa tak pernah mengerti bahwa aku bahkan rela hidup susah yang penting aku bisa terus bersama mereka, setiap kali aku meminta hadirnya eomma dan appa, mereka akan selalu mengatakan bahwa mereka sibuk, ada pekerjaan penting yang tidak bisa di tinggalkan, selalu seperti itu setiap kali aku memaksa mereka pulang, sebegitu tidak berharganya, kah aku ?, sebegitu tidak di inginkan, kah aku ?, kenapa hidup ku seperti ini ?, dulu mereka hanya akan menelpon dan mengucapkan selamat ulang tahun itu pun tidak sampai 15 menit lalu eomma dan appa akan mengirimi ku berbagai macam hadiah mahal dan limited edision serta kartu ucapan selamat ulang tahun yang di tulis oleh orang lain, melihat hadiah ulang tahun yang ku dapatkan selalu membuat teman-teman ku iri, mereka bahkan terus mengatakan ingin menjadi aku memiliki kehidupan yang mewah, uang berlimpah dan hidup bagaikan seorang tuan putri padahal semua itu hanya lah cover kehidupan ku fakta sebenarnya sangat bertentangan, hidup ku begitu hampa, aku hanya ingin mendapatkan kasih sayang layaknya sebuah keluarga normal bukan  barang -barang mahal aku hanya ingin orang yang ku kasihi ada di sisi ku, berbagi suka dan duka, bercanda tawa bersama ku, bermain bersama ku, memeluk ku , menyayangi ku

memperhatikan ku dan bahkan memarahi ku atau menghukum ku saat aku melakukan kesalahan seperti hal anak yang lain, dari kecil sampai sekarang aku hampir tidak pernah mendapatkan hal-hal seperti itu dari mereka, seolah-olah aku tidak memiliki orang tua, aku hanya memiliki halmeoni tapi Tuhan sudah membawanya pergi meninggalkan ku." Ccya mengungkapkan kepedihan yang dia pendam selama bertahun-tahun, dia ingin melampiaskan semuanya dan berharap besok atau lusa semuanya akan baik-baik saja.

"Halmeoni sekarang eomma dan appa sepertinya benar-benar lupa dengan ku, sekarang bahkan tidak ada pesan selamat ulang tahun," ucap Ccya terus menangis tanpa henti sampai kelopak matanya mulai terlihat bengkak.

Setelah menangis meluapkan seluruh kesedihannya hampir 1 jam lebih felicya akhir nya tertidur dengan memeluk erat boneka kelinci pemberian mendiang Halmeoni nya.

23.30

Ding...dong.....aaa..lachimolala...ding...dong...bunyi suara notifikasi pesan masuk, dengan mata yang masih terpejam Ccya meraba nakas disamping tempat tidurnya segera mengambil handphonenya untuk mengecek pesan yang masuk, Ccya menyipitkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya handphonenya

"Apakah eomma ada mengirim pesan ?" batin Ccya dengan perasaan gugup.

"Apakah Eomma dan Appa ada mengirim pesan?," batin Ccya dengan sedikit panik menscroll semua chat di handphone, dia takut melewatkan pesan dari orang tuanya.

Setelah berkali-kali mengecek bolak balik pesan di handphonenya ternyata pesan dari orang yang di tunggu-tunggu tidak ada

"Lalu tadi bunyi notifikasi apa?" gumam Ccya kebingungan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aneh," gumam Ccya lagi