webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Fantasy
Not enough ratings
92 Chs

Penculikan

Malam yang tenang di hutan, terdapat 2 tenda yang cukup berdekatan dengan bekas api unggun di depan kedua tenda itu. Semua orang yang ada didalam tenda masing-masing sudah tertidur, Orion tertidur setelah dia membaringkan Anna.

SRET

Suara itu adalah suara tenda yang di buka, seseorang keluar dari sana dan kembali menutup tenda itu. Orion membuka matanya sedikit, Anna sudah tidak ada di sampingnya.

'Mungkin dia sedang buang air kecil, aku terlalu khawatir' Orion kembali menutup matanya.

...

Orion kembali membuka matanya, Anna masih belum kembali dan itu sudah cukup lama. Orion melihat ke sekitarnya, dia mengeluarkan pisau dari penyimpanannya.

Setelah melihat pisau itu, dia kembali memasukkannya ke penyimpanannya dan kemudian mengambil busur serta anak panah yang ada. Dia juga memasukkan mereka ke penyimpanannya, lalu dia keluar dari tenda.

Keadaan hutan cukup gelap, hanya sedikit bagian dari yang bisa Orion lihat karena bagian-bagian itu terkena cahaya bulan. Orion menatap ke langit, lebih tepatnya. Dia menatap ke arah bulan, dia pun mulai berjalan menjauh dari tenda.

'Aku tidak bisa berjalan dalam keadaan begini...' Orion berhenti, dia mengangkat telapak tangannya.

Di sekitar telapak tangannya itu muncul bola cahaya kecil yang menerangi area sekitarnya, Orion tersenyum tipis melihat itu.

Orion tidak menggunakan skill apapun, yang dia lakukan hanyalah menggunakan sedikit elemen cahaya yang dia miliki. Selama seseorang memiliki elemen dasar, maka orang itu bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Meski dalam bentuk yang lebih kecil.

Jika itu cahaya, maka dia hanya bisa mengeluarkan bola cahaya kecil. Jika itu api, maka dia hanya bisa mengeluarkan kobaran api kecil saja dan itu berlaku untuk semua elemen dasar.

Orion sekarang sampai di danau yang sebelumnya mereka berdua datangi, namun tidak ada siapapun di sana. Orion melihat ke permukaan danau, itu terlihat indah. Cahaya bulan dan beberapa bintang memantul ke permukaan danau yang tenang, menciptakan cermin.

"Kakak, dimana kau?" Orion memanggil Anna sambil melihat ke sekeliling, namun tidak ada jawaban apapun.

"Aku tahu kau ada di sini, keluarlah atau aku akan memanggil ayah dan ibu" Namun masih tidak ada jawaban.

"....." Orion mulai berjalan ke salah satu pohon, dia melihat ke sebalik pohon itu.

"Ini...." Orion mengambil sesuatu di tanah. Sebuah pita, pita itu berwarna merah dan itu sangat mirip dengan pita milik Anna.

"Kak, dimana kau!!" Orion membesarkan suaranya, dia mulai khawatir.

"....." Namun, tetap tidak ada jawaban.

"Ini sudah tidak lucu lagi, Anna!!!" Namun masih tidak ada jawaban.

Orion berlutut, dia melihat ke tempat sebelumnya dia menemukan pita milik Anna. Tidak ada hal yang mencurigakan atau aneh dari sana, Orion kembali berdiri.

'Bisakah kau lebih terang?' Orion melirik ke bola cahayanya.

SRING

Sedikit demi sedikit, cahaya yang keluar dari bola itu semakin terang. Memperluas area yang bisa di terangi dan membuat penglihatan semakin jelas, Orion melihat ke tanah yang ada di sekitarnya.

Terdapat genangan air di sana, Orion masih bisa mengingat bahwa hanya danau itu saja yang terdapat air di sekitar mereka tadinya dan tidak ada tanda-tanda bekas hujan. Dia mendekati genangan air itu, di sekitar genangan itu juga terdapat helaian rambut.

Orion mengambil helaian rambut itu dan mengumpulkan mereka, rambut itu berwarna coklat. Orion mendekatkan helaian rambut itu ke hidungnya dan mengendusnya, dia bergedik sedikit.

'Tidak bisa....' Orion menatap helain rambut itu dengan bingung.

'Tapi yang jelas, ini adalah rambut Anna. Pita dan rambut ini menjelaskan semuanya....'

'Sepertinya kali ini kau juga dalam masalah, ya' Orion segera berdiri, dia menerangi area di depannya.

Terdapat tanda-tanda tanah yang basah, Orion mengikuti petunjuk itu. Dia memilih untuk tidak melibatkan kedua orang tuanya, mengurus beberapa orang adalah hal yang mudah baginya.

Orion terus mengikuti jejak yang semakin lama semakin sulit untuk di ikuti karena tanah yang awalnya lembab mulai kering, dia mulai berlari. Setelah cukup jauh berlari, Orion berhenti. Agak jauh di depannya terdapat sebuah rumah kayu.

Ada cahaya yang menyala di dalam rumah itu, menandakan adanya penghuni dari rumah itu. Orion berjalan mengendap-endap ke rumah itu, dia mendekat ke jendela dan mengintip dengan hati-hati.

Di dekat jendela itu, seseorang sedang duduk sambil membaca sebuah buku. Ada seseorang lainnya yang sedang melakukan push up di dekat pintu masuk dan ada seseorang yang terbaring di tengah-tengah ruangan itu, itu Anna.

'Baiklah, setidaknya Anna masih hidup dan terlihat cukup baik....' Orion melirik ke orang yang ada di dekat jendela itu.

'Nah, bagaimana cara ku mengatasi mereka.....' Orion melihat status orang itu, perbandingan kekuatan mereka cukup jauh.

'Aku baru menyadarinya, bahwa dunia ini mengandalkan sihir juga. Jika sihir tidak di hitung, aku masih memiliki rasa percaya diri. Namun sekarang pemikiran matanglah yang harus di kedepankan.....' Orion kembali mengendap-endap untuk menjauh dari rumah itu.

Dia sekarang berdiri di atas dahan sebuah pohon yang sejajar dengan jendela rumah itu, dia memantau apa yang mereka lakukan.

'Target ada 2 orang, sampai sekarang mereka belum berkomunikasi dan belum melakukan apapun kepada Anna. Mereka tetap dalam kegiatan masing-masing, mungkin membunuh mereka bukanlah pilihan yang tepat....'

'Mengingat Anna mungkin masih trauma akan darah, memenuhi rumah itu dengan darah hanya akan memperburuk traumanya. Lagipula, aku cukup kesulitan jika harus membunuh mereka.....'

'Melumpuhkan mereka memang jalan yang paling efektif dan itu cukup praktis, darimana harus ku mulai?' Orion turun dari dahan itu dan duduk di bawah pohon sambil bersandar.

Dia menguap, kemudian merenggangkan tubuhnya. Dia mengeluarkan busur, beberapa anak panah dan sebuah pisau dari penyimpanannya. Dia mulai memikirkan cara agar bisa melumpuhkan mereka dengan alat-alat yang terbatas itu.

.....

Di dalam rumah itu, kedua pria itu masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Tanpa tahu apa yang akan mendatangi mereka, mereka tidak menghiraukan Anna yang dari tadi mengerang. Mereka menutup mulutnya dan mengikat kedua kaki dan tangannya.

"Kakak, apa kau sudah tahu. Kemana kita akan menjual gadis ini?" Tanya pria yang sedang melakukan push up kepada pria yang sedang membaca.

"Sudah dan berhentilah memanggilku "Kakak" Aku bukan kakak mu, kita hanya rekan saja"

"Tapi, kau lebih tua dari ku. Jadi kurasa itu wajar saja jika aku memanggilmu kakak"

"Kalau memang begitu, panggil saja aku senior. Itu baru wajar"

"Tapi, sebutan "Senior" Tidak cocok untuk wajah mu"

"Kalau begitu terserah mu saja"

"Baiklah, kak" Pria yang melakukan push up terkekeh.

"Hah" Sedangkan pria yang membaca buku hanya menghela nafas.

"Ngomong-ngomong, kak. Apa kau sudah menentukan harga gadis itu?"

"Kalau soal itu, belum. Aku bingung untuk menentukannya"

"Memangnya, kau kesulitan menentukan apanya?"

"Beberapa hal, seperti...."

"Dia memiliki wajah yang cantik, manis dan menawan. Itu menjadi nilai tersendiri...."

"Dia juga seorang pengguna sihir yang cukup terampil untuk anak seusianya, itu menjadi nilai tersendiri pula...."

"Tapi, apa dia masih perawan?" Pertanyaan itu, membuat Anna yang mendengarnya bergedik.

"Apa itu penting? Dia perawan atau tidak?"

"Ya, tentu saja penting. Banyak orang-orang yang mencari seorang perawan dan berani menawar hingga harga tinggi, tapi banyak juga yang tidak peduli akan hal itu. Tapi, selama itu bernilai lebih. Kenapa tidak"

"Jadi, bagaimana caranya. Agar kita bisa tahu, jika dia perawan atau tidak?"

"Mungkin bertanya kepadanya, ayo..." Pria itu menutup bukunya dan berdiri.

"Baiklah...." Pria yang tadinya sedang push up, segera berdiri.

TOK TOK TOK

Kedua pria itu bergedik, pintu rumah itu di ketuk dan mereka sama-sama tahu bahwa mereka tidak akan menerima tamu hari ini. Mereka berdua saling menatap dan mengangguk dengan pelan, pria yang ada di dekat pintu itu bersiap membuka pintu.

Tangan kanannya berada di gagang pintu dan tangan kirinya di sembunyikan di belakangnya dengan sebilah belati yang siap untuk menyerang siapapun yang ada di balik pintu itu, suara ketukan itu semakin keras dan pria itu langsung membuka pintu.

SRET

Pria itu terdiam, di depan pintu itu terbaring seorang anak laki-laki. Pria itu memperhatikan bahwa anak itu terlihat cukup kacau kondisinya, pria itu menendang anak itu sedikit.

'Sedikit lagi...'

"To-tolong...." Suara lemah datang dari anak itu, dia berusaha menggapai kaki pria itu dengan seluruh tenangnya yang tersisa namun tidak sampai.

"Hei, biarkan saja anak itu. Tutup pintunya, udara dingin bisa mas-"

CLEP

Sebuah anak panah melesat dari arah jendela, menembus jendela itu dan menancap di bahu pria yang ada di dekatnya. Itu membuat Anna dan pria yang ada di dekat pintu masuk terkejut, perhatian mereka langsung teralihkan ke pria yang sedang mengerang kesakitan.

TAP

Pria yang ada di dekat pintu bergedik, ketika mendapati kedua tangan anak laki-laki itu mengenggam kedua pergelangan kakinya. Seketika, dia merasakan kedua kakinya mati rasa karena tersengat listrik.

Pria itu mulai berlutut sementara anak laki-laki itu berdiri dengan cepat, menunjukkan mata emasnya yang terlihat menyala di gelapnya malam. Anna yang melihat itu, merasa senang karena Orion datang menyelamatkannya.

Orion mengangkat 1 kakinya dan menendang kepala pria itu, pria itu terlempar ke samping dengan cukup keras. Orion mengeluarkan pisaunya dan melesat ke pria yang sedang berusaha mencabut anak panah yang menancap di bahunya.

Orion tiba di depan pria itu, tangannya yang sudah terbiasa dengan cepat membuat pisau itu menebas beberapa bagian dada dan perut orang itu. Darah bercucuran keluar dan mengenai tangan serta wajah Orion sedikit. Orion sengaja untuk tidak memperdalam tebasan pisaunya, agar pria itu tidak mati.

Setelah memberi pria itu beberapa tebasan di perut dan dadanya, Orion dengan cepat menendang pria itu keluar jendela. Dengan kondisi normal, mungkin mustahil bagi Orion untuk menendang orang dewasa dengan sangat mudah.

Namun karena kedua orang itu dalam kondisi terluka dan lemah, maka itu menjadi hal yang mudah untuk Orion. Semuanya sesuai dengan apa yang dia rencanakan dan itu berjalan dengan baik, Orion langsung mendekat ke Anna setelah memastikan kedua orang itu tidak akan bangun untuk sementara waktu.

Orion langsung memutus tali yang mengikat kaki dan tangan Anna, dia juga melepaskan kain yang menutup mulut Anna. Anna langsung memeluk Orion dengan erat, dia sangat ketakutan.

Orion juga memeluk Anna, jauh di hati dan alam bawah sadarnya dia merasa lega karena Anna sudah selamat namun secara sadar. Dia hanya merasa senang saja, dia masih tidak tahu dengan perasaan khawatirnya yang sebenarnya.

"Sekarang kau sudah aman, Kak" Orion berkata.

"...." Anna hanya diam, dia masih memeluk Orion.

SRET

"Kenapa kalian ribut sekali?" Suara pintu terbuka terdengar, pintu itu adalah pintu belakang dan seorang pria muncul dari sana.

Dia terdiam melihat apa yang terjadi, begitu pandangannya tepat ke Anna dan Orion. Dia langsung melemparkan sebuah bola api kepada mereka berdua, Orion dengan cepat membuat dinding tanah. Dia juga menukar posisi tubuhnya dengan Anna, agar Anna jauh dari bola api itu.

BUM

Ledakan terjadi, ketika bola api yang cukup besar itu menghantam dinding tanah milik Orion. Ledakan itu menghancurkan rumah kayu itu dan melempar Orion serta Anna keluar dari rumah itu, meski tidak terlalu jauh.

Ketika mereka akan menghantam tanah, Orion kembali melindungi Anna dengan menjadikan dirinya sendiri sebagai bantalan pelindung. Sehingga dampak jatuh yang Anna terima berkurang, namun di sisi lain. Dirinya menerima dampak yang lebih besar.