webnovel

syarat jatuh cinta

Ivana11 · Teen
Not enough ratings
10 Chs

cinta bersemi kembali

Lima tahun kemudian

Waktu bergerak begitu cepat, detiknya merambat tanpa kenal istirahat. Lima tahun berlalu, dan banyak hal hebat yang terjadi di hidup selin.

Hari ini ia sedang melakukan salah satu hal terhebat yang dulu tak pernah berani selin bayangkan. Ia sedang duduk di panggung ini, di hadapan ratusan pasang mata dalam acara modeling.

"Oke, sekarang kita masuk ke dalam sesi tanya jawab, ya," ujar Sophia, MC yang memandu acaranya hari ini.

"Jadi, siapa yang ingin bertanya?" Enam orang dari baris penonton mengangkat tangan mereka, berebut untuk mengajukan pertanyaan terlebih dahulu.

"Waduh, ramai yang mau tanya. Mulai dari yang pakai baju kuning dulu, deh?" Sophia menyerahkan mik kepada salah seorang peserta.

"Halo, Kak sekin, nama saya Dinda. Saya ngikutin kakak dari dulu ,aku pernah dengar katanya kakak ikut modeling karena seseorang ya kak?"

selin tersenyum mendengar pertanyaan Dinda. Sejujurnya, ini bukan kali pertama selin mendengar pertanyaan seperti ini. Pertanyaan ini nyaris selalu ada setiap kali ia menjadi bintang tamu.

"Gimana, Kak Iris, mau dijawab dulu atau dikumpulin pertanyaannya?" Sophia beralih pada selin, yang dijawab Iris dengan anggukan.

"Karena sepertinya pertanyaan ini sering sekali ditanyakan, tapi nggak pernah aku jawab, langsung aku jawab aja kali, ya?"

Mendengar jawaban Iris, penonton tampak langsung antusias. "Jawab, Kak!"

"Kalau ditanya, terinsprasi dari seseorang? Iya, memang aku terinspirasi dari sesorang."

Sorakan kontan terdengar dari sepenjuru ruangan. Tanpa mengangkat tangan, pertanyaan-pertanyaan beterbangan di udara.

"Terus dia apa kabarnya, Kak, sekarang?"

"Nama aslinya siapa?"

"Oke, oke, tenang dulu ya, teman-teman. Bukannya tanya soal buku akhirnya malah nanya soal itu, ya? Kalau gitu, biar kita tanya Kak selin dulu."

Sophia berusaha menenangkan penonton, lantas beralih pada selin. "Gimana, Kak Iris, mau dijawab?

selin menganggukkan kepala sambil tersenyum.

"namanya rangga"

"Kabar Rangga sekarang baik. Dia menyelesaikan kuliahnya dalam waktu tiga setengan tahun, dan sekarang dia lagi ambil S2 di Singapura, Terakhir aku ketemu dia empat bulan yang lalu, waktu dia lagi pulang ke Jakarta"

Seruan panjang dari penonton mengamini harapan Iris. Iris tertawa melihat spontanitas dan antusiasme para penonton, tanpa ia tahu bahwa di antara ratusan orang tersebut, seseorang tersenyum dari balik topinya.

Ia bangkit, lalu melangkah menuju meja operator. Mungkin hari ini memang saat yang tepat.

"Ditulisnya dear Dinda, ya?" tanya selin saat mengenali cewek berbaju kuning di hadapannya. Dinda sontak menganggukkan kepala senang,

"Makasih, ya, Kak selin!" serunya bersemangat.

Lalu, ia menerima foto yang baru saja ditandatangani selin. Acaranya sudah masuk ke dalam sesi tanda tangan.

Antrean yang mengular dengan setumpuk foto, memang melelahkan, tapi melihat orang-orang tersenyum itu adalah kebahagiaan selin.

Dinda menyingkir, membiarkan seorang cowok di belakangnya maju. Karena terfokus pada setumpuk buku di hadapannya, Iris tak sempat memperhatikan cowok itu.

"Dear siapa?" tanya selin ramah, sambil menjejerkan foto di hadapannyam.

Namun, gerakan tangannya terhenti saat mengenali buku di urutan terbawah yang cowok itu bawa. Dibanding buku lain, buku bersampul merah muda tersebut tampak paling tua, gambar di sampulnya memudar, dan kertasnya mulai menguning.

Dengan tangan bergetar, Iris membuka sampul buku tersebut. Di halaman terdepan, ada sebaris kalimat yang ditulis tangan oleh seseorang.

Takut-takut Iris mengangkat kepala, dan saat itulah suara musik yang sangat familier terdengar di telinganya.lagu itu membawanya pada satu kenangan di masa SMA.

I found a love for me ..

Darling just drive right and follow my lead...

Well, found a girl, beautiful and sweet..

Oh, I never know you were the someone

waiting for me ..

Selin kebingungan saat melihat sesosok cowok di hadapannya, ia tersenyum lebar hingga matanya menyipit.

Rangga membuka topi, menunjukkan pada selin keseluruhan wajahnya. Para penggemar selin yang masih berada di area talk show kontan terpekik saat menyadari apa yang terjadi.

Apalagi setelah mereka melihat tayangan yang terputar di layar yang sebelumnya dijadikan layar penampil presentasi.

selin menolehkan kepala, di layar tersebut terputar video dirinya yang entah sejak kapan dikumpulkan oleh Rangga.

Video semasa di SMA, saat ia tampil pertama, talk show pertama, ulang tahun selin, ulang tahun Rangga, dan saat-saat terpenting dalam hidupnya.

Tanpa ia sadar, air mata meleleh di pipinya. Video itu diakhiri dengan sebaris kalimat sama dengan kalimat yang ada di halaman buku di hadapan Iris.

Will you marry me?

Selin membekap mulutnya. Tanpa mengatakan apa pun, ia menulis sebaris jawaban di bawah pertanyaan tersebut

Yes, I will!