1 1.Syair Cinta untuk Pacarku

Napasku sudah tidak mendengus lagi seperti dulu.Sair cinta yang ku kirimkan tidak kau sentuh lagi.Kau telan mentah-mentah.

Aku yang dahaga baru menetas dari puncak sumadera yang terkikis, terus datang menemui wajahmu yang masih perawan di pulau Jawa.

Tepatnya di puncak gunung yang terbatuk-batuk memuntahkan asab yang bergumpal terus menggelinding menebar racun kepiluan. Kau terus memandangku sengit dengan bola matamu yang gemulai.

Pertemuan ini takbisa didustakan, sampai kau dan aku berdiri tegak kebingungan di tengah-tengah gurun zahara menjadi debu beterbangan di malam yang sunyi senyap. Kemudian berdiri di atas dipan saling pandang dengan gerak mata yang redup, laksana matahari tertutup kabut.

"Kalau hati sampean berani terkubur di bawah hatiku, sampean harus siap-siap menjeburkan diri ke jurang neraka," lirihku dengan nada yang perih. "Mas, sejak aku mengenalmu aku sudah bermandi darah, memakan bara, meminum nanah, tidur di atas duri bersisian dengan samurai, bahkan sepotong kepalaku sudah menggelonjor ke atas lantai.

" aku ingin tahu sebesar apa kekuatan cinta yang pernah meruntuhkan tembok menjadikannya puing-puing, dan mulutku yang terkunci rapat berkata ketus, takselamanya mendung kelabu bernyanyi sumringah menurunkan titahnya menyemprot bumi.

Kau dan aku baru memegang kitab suci berjanji dengan perspektif agama yang mengepakkan sayapnya seperti merpati takpernah ingkar janji. Kau dan aku rela jadi patung batu yang sujud dan tertengadah di atas sajadah yang terbang terbentang menghamba. Takkan bisa retak disiram petir, apalagi air yang beriak takberombak.

Kau baru saja membuka sekat yang kau pekat, lalu kau berkata semua yang ada di dunia akan musnah, hancur lebur diluluh lantakkan sepoi yang merusak senja. yang kekal hanya cinta suci yang dimilki, dan itu tetap abadi walaupun pecinta itu sendiri telah mati. Dan aku siap merana ketika kau memuntahkan dirimu sendiri dari kalbuku.

Dan mungkin kalau bukan kasih sayang-Nya yang besar, sudah detiknya Tuhan mengutukku. Aku terlalu mencintaimu melebihi samudera, dan aku sering memilih mundur ketika azan bergema bersahud-sahudan dari masjid ke masjid mencakar pintu langit yang ke tujuh.

Di sana kau mendekapku seperti orang ketakutan minta perlindungan, rambutmu tergerai, buah dadamu yang tegang naik turun, napasmu merintih, tanganmu yang dingin menjulur menguras kantongku, bibirmu yang melijit baru kujilat berucap, "Seorang lelaki jentelmen asab yang beracun harus bertaburan keluar deras dari mulutnya yang mungil" jangankan sebungkus, sebatang rokokpun tak ada kau jumpai dalam kantongku yang kering, dan mungkin kau sudah tahu aku bukan lelaki perokok yang tega membakar jantungnya sampai memar.

Aku benar-benar takberkutik di depanmu, dan sengaja tak menggubris, nuraniku yang berdawai menolak mentah-mentah argumenmu yang keliru.

"Boleh aku menciummu?" ciutanmu nyaris menjadi lautan api membakar dadaku. Dan kau masih saja berkicau, "Setelah Mas dan aku menikah, Mas harus bisa menjadi seeorang penjahat, karena cuma penjahatlah yang berani meneror pejabat yang bejat," Sampean meraung di depanku mengajarkan politik licik. Dan aku tak menanam keyakinan setitikpun dalam benakku.

Apakah semua perempuan Jawa memiliki tingkah aneh seperti kekasihku. Aku mencintainya dengan perlengkapan yang tidak pernah cukup, tidak pernah kurang dan terbatas. Aku mencintainya bukan karena prestisenya seorang dosen, bukan karena mobilnya yang mengkilat, bukan ia sering melempariku buku-buku fiksi, ya Allah sahidkanlah aku dari dunia dan pengisinya.

Tapi aku mencintainya karena ia memakai rahasiaku, dan segala yang dijadikannya menjadi rahasia aku. Sementara aku tidak akan bisa tertidur pulas di atas ranjangnya yang meliuk-liuk.

avataravatar
Next chapter