3 Bab 3, Krisis Di Eropa Timur

Sebuah pesawat tempur terdeteksi secara ilegal memasuki wilayah udara Republik Belarusia Soviet. Operator sistem pertahanan segera memberikan isyarat atau jika tidak mereka akan menembak jatuh pesawat tempur ilegal tersebut.

"Pergilah dari wilayah udara kami, jika tidak kau akan menjadi serpihan di langit Belarusia Soviet," kata seorang lelaki yang merupakan Operator sistem pertahanan udara S-300.

Pilot Pesawat F-16 angkatan udara NAA hanya tersenyum mendengar ocehan dari pihak Belarusia Soviet. Dia segera membalas ucapannya, "Kami adalah negara yang berhaluan Liberal-Kapitalis, jadi kami punya hak untuk terbang di wilayah kalian. Lagian kami hanya sedang berwisata."

Mendengar perkataan Pilot Koalisi NAA tersebut membuat pihak Belarusia Soviet marah. Namun mereka memberikan kesempatan kedua.

[NAA merupakan kepanjangan dari North Atlantic Alliance yang terinpirasi dari NATO di dunia nyata.]

"Ini adalah kesempatan kedua dari kami, Pilot NAA. Tinggalkan wilayah udara kami atau F-16 milikmu akan menjadi rongsokan!" balas pihak Belarusia dengan tegas.

Mendengar peringatan dari pihak Belarusia justru membuat Pilot tersebut semakin percaya diri dan sombong. Dia menjawab peringatan dari pihak Belarusia.

"Tembak saja, memangnya barang bekas seperti S-300 bisa menghentikan F-16!" Pesawat Tempur F-16 tersebut segera menjatuhkan sebuah bom tepat di sebuah wilayah peternakan di pinggiran Kota Hrodna. Bom tersebut menghancurkan peternakan tersebut, membunuh puluhan ekor sapi, serta membakar ladang gandumnya.

Tindakan penghinaan dari Pilot NAA membuat pihak Belarusia Soviet kehabisan kesabaran. Terlebih lagi terjadi sebuah ledakan di kawasan Hrodna Oblast, di mana Pesawat F-16 tersebut sedang terbang di sana.

Pihak Belarusia Soviet akhirnya meluncurkan dua buah misil S-300 untuk menjatuhkan Pesawat musuh. Bagi Belarusia Soviet, apa yang dilakukan oleh NAA adalah sebuah penghinaan.

Balasan yang dilakukan oleh pihak Belarusia adalah sebuah hal yang tak diduga oleh Pilot F-16 tersebut, dimana dia kaget dengan respon pihak Belarusia Soviet. Dia menekan tombol kursi pelontar sebelum Pesawat F-16 yang dia piloti dihajar oleh dua misil S-300 dalam waktu dua menit.

Respon pihak NAA sangatlah kaget, di mana mereka tidak bisa menangkis serangan balasan Belarusia Soviet ketika menghajar F-16 milik mereka di perbatasan antara kedua Negara.

Sementara itu, Pilot tersebut mendarat dengan selamat di sebuah hutan pinus yang merupakan wilayah Lithuania yang berbatasan dengan Prussia.

"Syukurlah, aku masih selamat. Sepertinya aku sedang berada di antara kesialan dan keberuntangan," ungkap Pilot tersebut dengan rasa bersyukur ketika dirinya tersangkut di sebuah pohon.

.

.

Ketegangan di Eropa Timur terjadi antara Republik Belarusia Soviet dengan North Atlantic Alliance alias NAA pasca peristiwa di Hrodna. Pihak NAA mengklaim bahwa mereka sedang melakukan latihan di langit Vilnius, sementara itu pihak Belarusia Soviet menyatakan bahwa NAA telah melakukan provokasi dengan melanggar wilayah udara Belarusia Soviet dan melakukan serangan terhadap sebuah peternakan di wilayah Hrodna Oblast yang menewaskan puluhan ekor sapi, merusak satu hektar ladang gandum serta melukai pemilik Peternakan.

Republik Belarusia Soviet menerapkan 'no fly zone' di sepanjang perbatasannya dengan Latvia dan Lithuania yang merupakan anggota NAA.

Belarusia Soviet akan menembak jatuh segala macam objek terbang yang mendekati wilayahnya. Sementara itu, Pemerintah Prussia mengerahkan Tentaranya ke sepanjang perbatasannya dengan Lithuania untuk berjaga-jaga barangkali pihak North Atlantic Alliance akan melakukan invasi ke wilayah Belarusia Soviet dan juga Prussia.

"Sepertinya mereka tidak tahu malu dan ingin sekali dihajar. Beruntungnya Ayah kita bukanlah orang seperti Hitler maupun Stalin," ungkap Franceque Louise Charlamagne Malherbe, anak pertama dari Kanselir Leopold.

[Kanselir, sebutan untuk seorang dengan jabatan setingkat Perdana Menteri di Jerman dan Austria]

"Hal seperti itu bisa saja dilakukan kalau sudah dalam kondisi darurat dan sesuai dengan kehendak rakyat," balas Athena. "Tapi, kita bisa terlibat sebagai relawan dan hal itu akan diizinkan oleh ayah."

Kedua perempuan yang terlihat serupa namun tak sama sedang menikmati hari santai mereka di sebuah kafe di Kota Białystok.

Kedua perempuan berambut pirang dan bermata biru itu terlihat sangatlah mirip, seperti anak kembar, walaupun Charla satu tahun lebih tua daripada Adik tirinya, Athena.

Meskipun mereka berdua berasal dari Ayah yang sama. Namun Athena dan Charla terlahir dari Ibu yang berbeda. Mereka pertama kali bertemu saat menonton festival musik Jazz di Berlin pada musim panas tahun kemarin. Hingga akhirnya, Charla diberi tahu oleh Letnan Jenderal Alexander Friedrich Wilhelm Viktor Nikolaus Romanovich von Hohenzollern (Ayah dari Maximilian dan Beatrix) bahwa dia dan adik lima menitnya adalah anak dari Kanselir Prussia, Frederick Joseph Ludwig Sigismund Leopold Wilhelm von Oranien-Nassau.

Perbedaan antara Charla dengan Athena adalah pada tubuhnya. Athena tiga centimeter lebih tinggi daripada Charla dan Athena memiliki payudara yang besar, tidak seperti Charla yang berdada rata. Selain itu, rambutnya Charla dikuncir ke arah samping kiri.

"Kau tahu, Athena. Aku tak menyangka bahwa kau itu adalah Adikku, begitu pula dengan Maximilian," kata Charla sambil mengaduk-aduk segelas kopi hangat yang telah dia pesan.

"Aku juga sama. Awalnya aku berpikir bahwa aku adalah anak satu-satunya Kanselir Leopold. Namun saat kita bermain dan secara kebetulan bertemu dengan Paman Nikolaus. Akhirnya aku sadar bahwa kita bersaudara," kata Athena dengan nada sendu. "Kau tahu, sebelum kau menghadiahi Ayah kita dengan tendangan karate. Aku pernah membuatnya tak sadarkan diri selama satu hari setelah aku hajar habis-habisan," katanya dengan tersenyum.

"Hahaha.... Kau ini, ada-ada saja. Padahal aku menendang ayah karena aku terinspirasi dari Naruto yang memukul perut ayahnya saat bertemu di depan gerbang Kurama."

"Hahahaha.... Inspirasi yang bagus, Charla."

Charla dan Charlemagne ditugaskan ke Zgorzelec untuk mengoperasikan drone, memata-matai kegiatan militer di Lithuania. Karena menurut informasi dari seorang informan Stasi di sana, sedang terjadi perkembangan militer secara besar di Lithuania.

Mereka berdua kembali ke sebuah Kantor Stasi di pinggiran Zgorzelec yang disamarkan sebagai Bengkel Mobil BMW. Di lantai dua Kantor tersebut, Charlemagne bersama Maximilian sedang mengawasi wilayah Lithuania dari drone berbentuk burung elang.

Dari layar monitor berukuran besar tersebut, Maximilian, dan Charlemagne melihat pemandangan yang indah di wilayah Vilnius milik Republik Lithuania. Kamera dari drone tersebut merekam kegiatan latihan militer yang melibatkan puluhan Tank M1 Abrams.

"Sepertinya mereka sedang melakukan provokasi," celetuk lelaki berambut pendek, berwarna pirang, bermata biru dengan tinggi badan sekitar seratus delapan puluh empat (184) centimeter tersebut. Dia adalah Charlemagne, adik lima menit dari Charla.

"Itu sudah jelas. Makanya mereka dengan nekatnya membom sebuah peternakan di Belarusia Soviet. Meskipun hanya ada korban luka. Namun itu adalah tindakan pelanggaran hukum internasional," jelas Maximilian, seorang Lelaki berambut gelap bermodel polem yang menutupi sebagian matanya, dengan matanya yang berwarna merah dan tinggi badan seratus delapan puluh lima (185) centimeter.

"Kita bisa melakukan kamikaze-" ucapan Charlemagne dipotong oleh Maximilian.

"Itu tidak perlu," kata Maxmilian. "Kalau kita menyerang mereka itu salah. Tunggu mereka menyerang kita terlebih dahulu, lalu kita akan balas mereka berkali-kali lipat."

Charla dan Athena memasuki ruangan di mana Maximilian dan Charlemagne sedang mengawasi militer Lithuania yang tengah melakukan latihan di wilayah Vilnius.

"Kalian sedang menonton video porno, yah," kata Charla dengan nada genit.

"Bodoh, mana mungkin kami berdua melakukan hal senonoh seperti itu!" jawab Maximilian dan Charlemagne secara bersamaan.

"Aku hanya bercanda, kok. Lagian mana mungkin kalian melakukan hal seperti itu," balas Charla dengan santai tanpa merasa bersalah setelah melontarkan kalimat yang asal-asalan.

"Sepertinya juga ikut serta dalam latihan itu," kata Athena yang melihat adanya beberapa unit Tank Abrams-1 berbendera berwarna merah dengan salib putih yang merupakan bendera Kerajaan Denmark di antara puluhan bendera merah darah-kuning-hijau tua ala Lithuania. "Seharusnya latihan militer antara kedua negara tersebut tercatat dalam pemberitaan media-media lokal di sana. Sepertinya mereka merahasiakan manuver mereka, agar tidak menimbulkan kecurigaan."

Drone berbentuk burung elang itu terbang lebih dalam di wilayah Vilnius.

Di sepanjang wilayah tersebut, Charlemagne merekam berbagai macam aktivitas militer yang dilakukan oleh pihak Lithuania.

Kamera drone tersebut merekam beberapa unit TSF EF-2000 Typhoon milik Lithuania dan Republik Estonia yang disiagakan di sepanjang perbatasan antara Lithuania dan Prussia.

"Jangan khawatir, cepat atau lambat kita akan mengirim mereka ke alam kematian, dan mengubah mesin-mesin mereka menjadi logam daur ulang," Athena berkata dengan nada penuh keyakinan.

Drone tersebut kemudian terbang kembali menuju ke Kota Zgorzelec.

.

.

Para demonstran dari orang-orang pro-Pemerintah tengah berdemo di depan Kantor Duta Besar Belarusia Soviet untuk Lithuania. Mereka mendesak Pemerintah Belarusia Soviet untuk meminta maaf atas tragedi yang hampir menewaskan seorang Pilot Lithuania.

Para Demonstran membawa berbagai macam baner dan spanduk yang menyudutkan Pemerintah Belarusia Soviet dan juga spanduk anti Lukashenko, yang telah memimpin Belarusia Soviet selama sepuluh tahun.

"Free Belarusia from Lukashenko Regime; No Communist, No Cry; and Lukashenko = Dictator. No Dictator, No Pain."

Salah seorang lelaki yang merupakan otak utama dari demonstran di depan Kantor Duta Besar Belarusia Soviet tengah berorasi sambil membawa Bendera Lithuania di tangan kanannya dan toa di tangan kirinya.

"Belarusia itu tidak tahu malu. Mereka menembak jatuh pesawat kita dan hampir membunuh Pilotnya yang sedang berlatih tempur di langit Vilnius. Mereka itu pengecut dan mengklaim mewakili rakyat, namun hanya mewakili para Politburo busuk yang mengklaim demokrasi dan bekerja untuk Rakyat. Kami menuntut Orang-orang Belarusia yang terkutuk untuk meminta maaf kepada kami. Kalian telah mendzalimi kami, dan kalian harus meminta maaf."

Di hari yang sama, ada sebuah aksi demo di depan Kantor Kepresidenan Lithuania. Mereka mengenakan kaos yang bergambar pesawat tempur F-16, Tank Abrams-1, dan senapan serbu M-16 sambil mengibarkan bendera Lithuania.

Para demonstran yang berdemo di depan Kantor Kepresidenan menuntut agar Presiden Augustinas Voldemaras membuat keputusan untuk menginvasi Belarusia Soviet.

Para demonstran juga membawa sebuah spanduk yang bertuliskan, "Defend Our Nation from Socialist Sovicet Republic of Belarusia; Invade Socialist Sovicet Republic of Belarusia then liberate their People and their Nation from Lukashenko Regime; Peace = War Against Socialist Sovicet Republic of Belarusia; and We Must War Against Socialist Sovicet Republic of Belarusia."

Presiden Augustinas Voldemaras sedang berbicara secara pribadi dengan Duta Besar Amerika Utara yang merangkap Kepala Operasi CIA di wilayah Lithuania, Friedriech Andreas von Lippe.

"Operasi false flag yang bagus, Pangeran Andreas von Lippe. Rencanamu benar-benar brilian. Aku tak menyangka bahwa hal ini akan mendapatkan dukungan dari Rakyat," puji Presiden Augustinas Voldemaras kepada Duta Besar Amerika Utara yang berasal dari Klan Bangsawan Jerman, Lippe.

"Selama media memainkan propagandanya dan para Buzzer membentuk serta menggiring opini, maka Rakyat akan bersamamu," kata Bangsawan Jerman berkacamata dan berambut pirang kecoklatan, "Percayalah dengan rakyatmu dan dengarkan isi hatinya. Jika kau mengabulkan permintaan rakyat, maka kau akan semakin dicintai oleh Rakyatmu."

"Apakah kau sudah menjaminnya, Pangeran Andreas?" tanya Presiden menatap tajam Bangsawan Jerman dari klan Lippe tersebut.

"Kami sudah mengirim tiga puluh unit TSF dengan rincian enam belas unit TSF tipe F-5 dan empat belas unit TSF tipe EF-2000 Typhoon; seratus ratus unit Tank M1 Abrams, dan sembilan unit Pesawat Tempur F-35 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Pihak Latvia dan Amerika Utara akan membantumu dengan memberikan dukungan udara serta Pasukan bayaran dari Benua Afrika yang siap berperang bersama dengan Tentara NAA yang secara totalnya berjumlah dua belas ribu orang. Ini adalah cara terbaik bagimu untuk membela negaramu dan menjaga posisimu sebagai Presiden untuk periode ke depannya, Tuan Augustinas Voldemaras. Bukankah delapan bulan lagi akan ada pemilihan umum," ungkap Pangeran Andreas menyakinkan Presiden Augustinas Voldemaras.

"Bagiku, selama itu menguntungkan kedua belah pihak, mari kita bekerjasama dan hancurkan Belarusia." Presiden Augustinas Voldemaras berdiri dari kursinya dan diikuti oleh Pangeras Andreas von Lippe.

"Mari kita bebaskan Eropa Timur dari Diktator Lukashenko," kata Pangeran Andreas dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Mereka berdua bersalaman sebagai pertanda diresmikannya Invasi ke Belarusia Soviet.

"Untuk terwujudnya demokrasi dan kebebasan berpendapat di Europa Timur," balas Presiden Augustinas Voldemaras.

.

.

Badai akan segera tiba dan Malaikat Pencabut Nyawa berdiri di setiap meter medan pertempuran.

avataravatar
Next chapter