1 Prolog

"Pikirkan lagi baik-baik. kamu ini anak ibu satu-satunya dan ayahmu sudah tiada, jadi kalau bisa kamu cari yang benar-benar sesuai dan bisa membahagiakan kamu", tutur ibu. "Tapi, Bu... Dia adalah lelaki yang tepat untukku, dia mengubah sikap-sikap jelekku secara perlahan, dia sayang sama aku dan masih banyak dampak positif yang dia berikan padaku yang belum ibu tahu", rengekku. "Kamu tahu apa tentang rasa sayang? Usiamu baru saja menginjak 18 tahun dan dia sudah berusia 36 tahun! Selain itu dia juga berbeda ras dan keyakinan dengan kita.. Pokoknya pikirkan lagi. Perjalananmu masih sangat panjang. Ibu tidak melarang kamu untuk berhubungan dengan dia, tapi ibu harap kamu bisa mengerti mana yang terbaik", cerca ibu. HUUFFFTT, aku hanya bisa menghela napas panjang, tak sepatah katapun keluar dari mulutku. Aku bergegas beranjak menuju kamar karena aku tidak ingin berdebat dengan sesosok yang aku sayang. Kuhempaskan tubuhku di atas kasur dan mulai menangis. Selalu seperti ini, lagi dan lagi. Aku tidak tahu sampai kapan kami bisa mempertahankan hubungan ini. Aku memang bukan sosok yang agamis dan taat kepada Tuhan, tetapi aku selalu bertanya-tanya kepadaNya, "Tuhan, kalau memang rasa cinta ini salah. Mengapa Engkau bangun dengan kokoh rasa ini dan merasuk ke dalam hatiku?", tangisku sesenggukan.

PING!! Tiba-tiba ada bunyi pesan masuk dari HPku dan ternyata itu..... KOKO!

avataravatar
Next chapter